Minggu, 02 Agustus 2020

Tante Sonya Yang Menggoda


NagaQQ - Perkenalkan namaku Handoko. Pada waktu aku telah menyelesaikan pekerjaan, karena letak kantorku yang amat sangat jauh dengan rumah. Aku memutuskan untuk mengontrak Apartemen di daerah Kuningan sehingga jika ke kantor tidak terlalu jauh. Sekarang saya berkerja di salah satu perusahaan telekomunikasi di daerah kuningan Jakarta. Dulu aku tinggal bersama kedua orang tuaku di sebuah kompleks yang amat membosankan sehingga aku memutuskan untuk mandiri dengan menghuni apartemen milik dari saudaraku yang baru menikah sehingga dia di boyong oleh suaminya ke Surabaya.

BACA JUGA :  Memuaskan Adik Istriku

Dan akupun melapor untuk menetap di Apartemen, setelah melapor aku dimohon bantuannya untuk menjaga adik nya kebetulan adik perempuan nya tinggal di sebelah ku yaitu Tante Sonya. Hari kedua aku mencoba untuk berkenalan dengan Tante Sonya, ternyata dia tidak terlalu tua, kelihatannya sekitar 35tahun.

Orangnya ramah dan baik sekali hati. Yang aku heran sampai umur segitu dia belum menikah, mungkin punya masalah dengan karir karena aku melihat mobilnya ada dua yaitu Toyota Alphard dan Toyota Camry. Tante Sonya begitu aku memanggilnya memiliki 2 pembantu dan seorang sopir yang telah melayani dia selama 3 tahun di Apartemen itu.

Berikut adalah pengalamanku diwaktu tidak terduga dimana aku dititipkan kunci Apartemen oleh dia karena semua pembantu dan sopirnya cuti lebaran, sehingga dia tingal di rumah kakaknya di lantai 12,Sekedar gambaran, Tante Sonya mempunyai tinggi badan sekitar 167 cm, mempunyai pinggul yang besar, buah pantat yang bulat, pinggang yang ramping, dan perut yang agak rata.

Dengan wajah yang seksi menantang dan warna kulit yang putih bersih, wajarlah jika Tante Sonya menjadi impian banyak lelaki baik-baik maupun lelaki hidung belang. Hingga pada suatu sore, saat saya pulang kerja saya mendengar ada ketukan pintu di apartemenku , kemudian saya intip dari lubang pintu ternyata Tante Sonya.

“Iya ada apa tante” kataku sambil membuka pintu.

“ Ada surat tagihan kartu kreditku gak dari Front Office depan?” jawab tante Sonya.

“Sepertinya gak ada tante” jawabku.

“aku numpang ke kamar mandimu ya” sambil meringis, mungkin dia udah kebelet pipis he he he.

“silahkan tan tapi kamar mandinya gak sebersih punya tante lho maklum bujangan” kataku sambil tertawa.” gak apa-apa” jawabnya.

Baru aku sadar bahwa si tante Sonya  memakai baju training tipis mungkin baru lari atau fitness di lantai 2.

“Abis lari ya tan” tanyaku

“Iya tapi nyari kamar mandi susah mana liftnya lama lagi” ujar tante Sonya sambil ngeloyor ke kamar mandiku.

Sambil jalan ke dapur aku berfikir kok kayaknya ada yang salah ya dengan membiarkan si tante ke kamar mandi tapi apa ya?. Ya ampun tadi khan aku lagi nonton BF di laptop memang kebetulan mau coli sih maklum belum ada pasangan/pacar. Habis aku ketahuan sama tante Sonya. Ah bodo amat bodo amat kaya dia gak pernah muda aja. Begitu keluar dari kamar mandi si tante senyum-senyum, malu aku.

"Kamu tadi lagi ngapain Handoko?" tanya si tante.

“Gak ngapa-ngapain kok tan” jawabku sambil menunduk kebawah, Malu kucing.

Dan tanpa saya sadari tiba-tiba dia mencekal tangan saya.

“Handoko ..” katanya tiba-tiba dan terlihat agak sedikit ragu-ragu.

“Ya Tante..?” Jawab saya.

“Eee.. gak jadi deh..” Jawabnya ragu-ragu.

“Ada yang bisa saya bantu, Tante..?" Tanya saya agak bingung karena melihat keragu-raguannya.

“Gak kok. Tante cuma mau nanya..” jawabnya dengan ragu-ragu lagi.

“Kamu sering ya nonton film itu di kamar mandi..?” tanya dia.

“Iya sih tan. Maklum tan belum punya pasangan..?” jawab ku terpaksa.

“Terus pake sabun ya?" he he he kata tante Sonya sambil tertawa

“Iya tan, udah ah aku tengsin nih malu ditanya terus” Tegasku sambil ngomel.

“Jangan marah dong, biasa lagi bujangan yang penting jangan main pelacur, jorok nanti kena penyakit” jawab tante Sonya.

“Eee.. mau dibantuin Tante gak..?" sambungnya

“Maksud tante?" Tanya ku . Ibarat ada lanjutan dari film ku tadi nih. Kayaknya si tante horni abis.

”Iya kamu nonton bareng tante khan biar gakmalu lagi” sambil melayang tangan tante Sonya ke selangkangan ku. “sana ambil laptop mu” asik banget pikirku tanpa tendeng aling-aling aku berlari kekamar mandi dan membawa keluar laptop itu.

Kemudian aku setel lebih dulu film yang tadi saya tonton dan belum habis. Beberapa menit kemudian Tante Sonya duduk disebelahku sambil membawa teh panas dengan wangi tubuh yang segar. Saya selidiki tiap sudut tubuhnya yang masih terbalut baju training dan kemudian dia melepas atasannya sehingga terlihat tanktop tipis biru muda yang agak menerawang tersebut, sehingga dengan leluasa mata saya melihat puncak buah dadanya karena dia tidak memakai Bra.

Tanpa kusadari, di antara degupan jantungku yang terasa mulai keras dan kencang, kejantananku juga sudah mulai menegang. Dengan santai dia duduk tepat di sebelahku, dan ikut menonton film BF yang sedang berlangsung.

“Cakep-cakep juga yang main..” akhirnya dia memberi komentarnya.

“Dari kapan Handoko mulai nonton film beginian..?" tanyanya.

“Udah dari dulu Tante..” kataku.

“Mainnya juga bagus dan tidak kasar. Handoko udah tahu rasanya belum..?" tanya dia lagi.

“Ya sempet sih tan waktu di rumah sakit sama suster”.

“Enak dong lagi sakit di servis suster”.

“Iya tapi udah lama tan udah lupa rasanya, tapi kata temen-temen sih enak. Emang kenapa Tante, mau ngajarin saya yah? Kalau iya boleh juga sih”, kataku.

“Ah Handoko ini kok jadi nakal yah sekarang”, katanya sambil mencubit lenganku.

“Tapi bolehlah nanti Tante ajarin biar kamu tahu rasanya”, tambahnya dengan sambil melirik ke arahku dengan agak menantang.


Tidak lama berselang, tiba-tiba Tante Sonya menyenderkan kepalanya ke bahuku. Seketika itu pula aku langsung membara. Tapi aku hanya bisa pasrah saja oleh perlakuannya. Sebentar kemudian tangan Tante Sonya sudah mulai mengusap-ngusap daerah tubuhku sekitar dada dan perut.

Rangsangan yang ditimbulkan dari usapannya cukup membuat aku nervous karena itu adalah kali pertama aku diperlakukan oleh seorang wanita yang usianya diatasku. Kejantananku sudah mulai semakin berdenyut-denyut siap bertempur.

Kemudian Tante Sonya mulai menciumi leherku, lalu turun ke bawah sampai dadaku. Sampai di daerah dada, dia menjilat-jilat ujung dadaku, secara bergantian kanan dan kiri. Tangan kanan Tante Sonya juga sudah mulai masuk ke dalam celanaku, dan mulai mengusap-usap kejantananku.
Karena dalam keadaan yang sudah sangat terangsang, aku mulai memberanikan diri untuk meraba celana yang dia pakai. Aku remas payudaranya dari luar tanktop, dan aku remas-remas, terkadang aku juga mengusap ujung-ujung tersebut dengan ujung jariku. “Ssshh.. ya situ Handoko..” katanya setengah berbisik. “Ssshh.. oohh..”

Tiba-tiba dia memaksa lepas celana pendekku, dan diusapnya kejantananku. Akhirnya bibir kami saling berpagutan dengan penuh nafsu yang sangat membara. Dan dia mulai menjulur-julurkan lidahnya di dalam mulutku. Sambil berciuman tanganku mulai bergerilya melalui celana trainingnya yang aku pelorotkan ke bawah sampai pada permukaan celana dalamnya, yang rupanya sudah mulai menghangat dan agak lembab. Aku melepaskan celana dalam Tante Sonya.

Satu persatu kami membuka baju, sehingga kami berdua menjadi telanjang bulat. Ku tempelkan jariku di ujung atas permukaan kemaluannya. Dia kelihatan agak kaget ketika merasakan jariku bermain di daerah seputar klitorisnya. Lama kelamaan Aku masukkan satu jariku, lalu jari kedua.

“Aaahh.. sshh.. oohh.. terus Handoko.. terus..” bisik Tante Sonya.

Ketika jariku terasa mengenai akhir lubangnya, tubuhnya terlihat agak bergetar. “Ya.. terus Handoko .. terus.. aahh.. sshh.. oohh.. aahh.. terus.. sebentar lagi.. teruuss.. oohh.. aahh.. aarrgghh..” kata Tante Sonya.

Seketika itu pula dia memeluk tubuhku dengan sangat erat sambil menciumku dengan penuh nafsu. Aku merasakan bahwa tubuhnya agak bergetar (yang kemudian baru aku tahu bahwa dia sedang mengalami orgasme). Beberapa saat tubuhnya mengejang-ngejang menggelepar dengan hebatnya. Yang diakhiri dengan terkulainya tubuh Tante Sonya yang terlihat sangat lemas di sofa.

“Saya kapan Tante, kan saya belum..?” Rujukku.

“Nanti dulu yah sayang, sebentar.. beri Tante waktu untuk istirahat sebentar aja”, kata Tante Sonya.

Tapi karena sudah sangat terangsang, kuusap-usap bibir kemaluannya sampai mengenai klitorisnya, aku dekati payudaranya yang menantang itu sambil kujilati ujungnya, sesekali kuremas payudara yang satunya. Sehingga rupanya Tante Sonya juga tidak tahan menerima paksaan rangsangan-rangsangan yang kulakukan terhadapnya. Sehingga sesekali terdengar suara erangan dan desisan dari mulutnya yang seksi.

Aku usap-usapkan kejantananku yang sudah sangat amat tegang di bibir kemaluannya sebelah atas. Sehingga kemudian dengan terpaksa dia membimbing batang kemaluanku menuju lubang kemaluannya. Pelan-pelan saya dorong kejantananku agar masuk semua.

Kepala kejantananku mulai menyentuh bibir kewanitaan Tante Sonya. “Ssshh..” rasanya benar-benar tidak bisa kubayangkan sebelumnya. Lalu Tante Sonya mulai menyuruhku untuk memasukan kejantananku ke liang kewanitaannya lebih dalam dan pelan-pelan.

“Aaahh..” baru masuk kepalanya saja aku sudah tidak tahan, lalu Tante Sonya mulai menarik pantatku ke bawah, supaya batang kejantananku yang perkasa ini bisa masuk lebih dalam. Bagian dalam kewanitaannya sudah terasa agak licin dan basah, tapi masih agak seret, mungkin karena sudah lama tidak dipergunakan. Namun Tante Sonya tetap memaksakannya masuk. “Aaagghh..Handoko” rasanya memang benar-benar luar biasa walaupun kejantananku agak sedikit terasa ngilu, tapi nikmatnya luar biasa. Lalu terdengar suara erangan Tante Sonya.



Lalu Tante Sonya mulai menyuruhku untuk menggerakkan kemaluanku di dalam kewanitaannya, yang membuatku semakin gila. Ia sendiri pun mengerang-ngerang dan mendesah tak karuan. Beberapa menit kami begitu hingga suatu saat, seperti ada sesuatu yang membuat liang kewanitaannya bertambah licin, dan makin lama Tante Sonya terlihat seperti sedang menahan sesuatu yang membuat dia berteriak dan mengerang dengan sejadi-jadinya karena tidak kuasa menahannya. Dan tiba-tiba kemaluanku terasa seperti disedot oleh liang kewanitaan Tante Sonya, yang tiba-tiba dinding-dinding kewanitaannya terasa seperti menjepit dengan kuat sekali.

Aduuh.. kalau begini aku makin tidak tahan dan.. “Aaarrgghh.. sayaang.. Tante keluar lagii..” jeritnya dengan keras, dan makin basahlah di dalam kewanitaan Tante Sonya, tubuhnya mengejang kuat seperti kesetrum, ia benar-benar menggelinjang hebat, membuat gerakannya semakin tak karuan. Dan akhirnya Tante Sonya terkulai lemas, tapi kejantananku masih tetap tertancap dengan mantap.

Aku mencoba membuatnya terangsang kembali karena aku belum apa-apa. Tangan kananku meremas payudaranya yang sebelah kanan, sambil sesekali kupilin-pilin ujungnya dan kuusap-usap dengan ujung jari telunjukku. Sedang payudara kirinya kuhisap sambil menyapu ujungnya dengan lidahku. “Ssshh.. shh..” desahan Tante Sonya sudah mulai terdengar lagi. Aku memintanya untuk berganti posisi dengan doggy style. Aku mencoba untuk menusukkan kejantananku ke dalam liang kewanitaannya, pelan tapi pasti. Kepala Tante Sonya agak menengok ke belakang dan matanya melihat mataku dengan sayu, sambil dia gigit bibir bawahnya untuk menahan rasa sakit yang timbul.

Sedikit demi sedikit aku coba untuk menekannya lebih dalam. Kejantananku terlihat sudah tertelan semuanya di dalam kewanitaan Tante Sonya, lalu aku mulai menggerakkan kejantananku perlahan-lahan sambil menggenggam buah pantatnya yang bulat. Dengan gaya seperti ini, desahan dan erangannya lebih keras, tidak seperti gaya konvensional yang tadi.

Aku terus menggerakkan pinggulku dengan tangan kananku yang kini meremas payudaranya, sedangkan tangan kiri kupergunakan untuk menarik rambutnya agar terlihat lebih merangsang dan seksi. “Ssshh.. aarrgghh.. oohh.. terus Handoko.. terus.. aarrgghh.. oohh..” Tante Sonya terus mengerang.

Beberapa menit berlalu, kemudian Tante Sonya merasa akan orgasme lagi sambil mengerang dengan sangat keras sehingga tubuhnya mengejang-ngejang dengan sangat hebat, dan tangannya mengenggam bantalan sofa dengan sangat erat. Beberapa detik kemudian bagian depan tubuhnya jatuh terkulai lemas menempel pada sofa itu sambil lututnya terus menyangga pantatnya agar tetap di atas. Dan aku merasa kejantananku mulai berdenyut-denyut dan aku memberitahukan hal tersebut padanya, tapi dia tidak menjawab sepatah kata pun. Yang keluar dari mulutnya hanya desahan dan erangan kecil, sehingga aku tidak berhenti menggerakkan pinggulku terus.

Aku merasakan tubuhku agak mengejang seperti ada sesuatu yang tertahan, sepertinya semua tulang-tulangku akan lepas dari tubuhku, tanganku menggenggam buah pantat Tante Sonya dengan erat, yang kemudian diikuti oleh keluarnya cairan maniku di dalam liang kewanitaan Tante Sonya. Tubuhku terasa sangat lemas sekali. Setelah kami berdua merasa agak tenang, aku melepaskan kejantananku dari liang nikmat milik Tante Sonya.

Dengan rasa kecapaian yang luar biasa Tante Sonya  membalikkan tubuhnya dan duduk di sampingku sambil menatap tajam mataku dengan mulut yang agak terbuka, sambil tangan kanannya menutupi permukaan kemaluannya.

“Kok gak ditarik sih Handoko, nanti aku hamil lho..?" tanyanya dengan suara yang agak bergetar.

“Maaf tan aku lupa abis keenakan sih” jawabku.

"Ya sudahlah.. tapi lain kali kalau sudah kerasa kayak tadi itu langsung buru-buru dicabut dan dikeluarkan di luar ya..?” katanya menenangkan diriku yang terlihat takut.

“Iya..” jawabku sambil menunduk kepala.

“Ya santai aja aku sebenarnya udah minum pil kok Handoko” jawab Tante Sonya.

Dan rupanya nih tante udah pengalaman dalam hal beginian, tapi gak  apa-apa udah aku belagak culun aja. Kemudian kami berpelukan di sofa, dan melakukan perbuatan itu sekali lagi tapi di kamar mandi. Agen BandarQ
NagaQQ

0 komentar:

Posting Komentar