Kamis, 10 Juni 2021

Selingkuh Dengan Istri Teman Kantor Ku



NagaQQ - Dia memang seorang wanita yang cukup menarik, umurnya lebih tua dua tahun dariku, dan dia adalah istri teman kantorku. Lani, namanya, memiliki tinggi badan yang lebih kecil dariku, sekitar 160 cm dan memiliki kulit yang bisa dibilang lebih putih daripada orang-orang Indonesia kebanyakan, tapi dia bukanlah keturunan chinese.


Di kantorku aku merupakan satu-satunya keturunan chinese, tinggi badan sekitar 172 dan tidak gemuk, yah, wajar lah. Di kantor ini aku menduduki jabatan sebagai wakil kepala akunting. Aku sebenarnya tergolong baru bekerja di perusahaan ini, baru sekitar satu tahun dan aku sudah cukup akrab dengan salah satu pegawai yang bernama Roni. Aku pernah diajak berkunjung ke rumahnya di daerah Jakarta Utara. Disinilah awalnya perkenalan aku dengan Lani.

Pada pandangan pertama, aku memang sudah menyadari kecantikan Lani namun pikiran itu aku buang jauh-jauh karena menyadari bahwa dia adalah istri teman aku. Pembicaraan di rumah Roni berlangsung cukup lama dan cukup akrab sekali. Roni tinggal bertiga dengan pembantunya dan istrinya. Aku sendiri sempat makan malam di rumah mereka.

Harus aku akui, sambutan mereka di rumahnya benar-benar membuat aku merasa betah dan ingin berlama-lama terus disitu tapi akupun akhirnya harus pulang juga ke rumah. Setelah pertemuan itupun sikap aku terhadap Roni dan sebaliknya pun biasa-biasa saja, tidak ada istimewanya. Sampai suatu minggu sore jam 3-an handphoneku berbunyi, ternyata dari rumah Roni. Aku pikir Roni yang menghubungi karena perlu sesuatu, ternyata yang kedengaran adalah suara wanita.

“Halo, ini Hari ya?”, kata suara disana.
“Ya, ini siapa ya?”, jawabku.
“Aku Lani, istri Roni. Masih inget ga?”
“Oh, iya, masih inget. Aku kira siapa..? ada apa nih Lan?”
“Gini Har, aku ingin ketemu dengan kamu. Boleh aku ke rumah kamu? Kamu lagi sendirian di rumah?”
“Boleh aja, dulu aku pernah ke rumah kamu, sekarang boleh aja kalian main ke rumah aku. Kalian datang berdua?”
“Nggak, aku datang sendiri saja. Roni sedang pergi dengan temannya.”

Sempet bengong juga aku mendengar pernyataan itu. Ada apa gerangan? Mau apa Lani ke rumah aku sendirian sore-sore begini? Banyak pikiran campur aduk di otakku.

“Halo.. halo.. haloo.. Hari, kamu masih disitu?”
“Eh.. oh.. iya Lan.. Oke, kamu boleh ke rumahku kok sekarang. Aku cuman bingung aja mau siapin makanan apa buat kamu.”
“Ngga perlu repot-repot lagi Har, biasa aja. Aku berangkat yah sekarang.”

Jarak antara rumahku dengan rumah Roni memang cukup jauh, rumahku terletak di daerah Jakarta Barat sedangkan Roni di Jakarta Utara. Perlu waktu sekitar 45 menit untuk ingin ke rumahku jika dari Jakarta Utara. Rumahku tidak terlalu besar memiliki halaman depan yang cukup untuk satu mobil. Aku memelihara sepasang anjing jenis ukuran yang tidak bisa besar. Rumahku memiliki 4 ruangan kamar, satu kamar terletak di loteng rumah.

Sebenarnya ini adalah rumah orang tuaku, namun mereka saat ini sedang pergi keluar negeri sehingga tinggallah aku sendiri di rumah dengan seorang pembantu yang tidak menginap, pembantuku ini hanya datang pada pagi dan sore hari setelah aku pulang kerja dan pada hari sabtu atau minggu, dia datang pagi hari untuk membersihkan rumah. Sedangkan anjing-anjingku aku sengaja sediakan makan dan minumnya berlebih di tempatnya supaya mereka tidak kehausan dan kelaparan jika aku pergi kerja.

Setelah membersihkan rumah seadanya, aku menunggu kedatangan Lani sambil menonton televisi. Sambil menunggu, pikiranku tidak bisa konsen ke TV. Banyak pikiran yang berkecamuk dalam otakku mengenai kedatangan Lani yang sendirian ke rumahku. Sekitar setengah jam menunggu akhirnya terdengar suara mobil di depan rumah. Aku segera keluar untuk melihat; ternyata memang Lani yang datang sendirian. Langsung saja aku persilahkan dia masuk, begitu melihat ada tamu, langsung saja anjingku pada ribut.

“Ehh.. kamu pelihara anjing ya, lucu bangeet”, kata Lani sambil mendekati anjingku lalu mengelusnya.
“Iya. Kamu suka anjing juga”
“Suka banget”

Kemudian aku persilahkan Lani masuk dan duduk di ruang tamu sementara aku menyiapkan minuman untuk dia.

“Kamu kok tidak datang bersama Roni? Biasanya kemana-mana berdua melulu?”
“Memangnya harus sama dia terus kalau kemana-mana?”
“Iya dong, apalagi kamu sekarang datang ke rumahku, kalau ketauan sama dia kan, ntar gimana jadinya nanti?”
“Ah.. sudahlah, hal kayak begituan biar aku yang urus dengan Roni”, Kata Lani lebih lanjut.
“Gini Har, aku ingin ngobrol-ngobrol sama kamu nih tentang masalah bisnis.”

Kamipun berbicara masalah bisnis, ternyata dia kerumahku untuk berbicara mengenai bisnis baru yang akan dirintisnya dan meminta bagaimana pendapat aku dari segi akunting dan manajemennya. Pembicaraan tersebut berlangsung kurang lebih selama satu jam. Sambil berbicara konsentraasiku agak terganggu karena duduk bersebelahan dengan Lani dan hampir berdekatan. Kadang-kadang kalau sedang bicara bertatapan ingin sekali rasanya mencium bibirnya soalnya hanya berjarak sekitar 45 cm.

Saat itu Lani berpakaian cukup sederhana, hanya mengenakan kaos dan celana jeans. Namun aku suka sekali apabila melihat perempuan yang berpenampilan seperti itu. Sedangkan aku sendiri tadinya hanya memakai celana hawaii dan kaos tapi setelah kedatangan Lani, aku langsung mengganti dengan celana panjang.

Akhirnya pembicaraan mengenai bisnis pun selesai, kamipun bersandar lega di sofa yang kami dudukin. Sekarang otakku benar-benar sudah gak karuan deh, pengin rasanya untuk mencium Lani tapi bagaimana caranya? Otakku memutar dengan keras dan akhirnya aku mengambil keputusan untuk mencoba menyenggol tubuhnya. Tanganku dengan sengaja aku bentangkan kedepan badan dia seakan-akan aku sedang meregangkan otot dan menyentuh tangannya.

“Kamu cape ya Har setelah ngomongin bisnis?”, kata Lani.
“Iya nih, kalo dipijit enak nih kayaknya”, pancingku.
“Sini biar aku pijitin”, kata Lani sambil memegang punggungku.
“Ntar dulu ah, mao nyalain musik dulu”

Akupun mulai menyalakan musik, maksduku supaya suasananya nyaman. Kemudian aku mulai duduk membelakangi Lani dan ia mulai memijit punggungku.

“Gimana har? Enak gak pijitanku?”, kata Lani disamping telingaku.
“Enaak..”

Akupun memalingkan wajah menghadap Lani maksudnya ingin bicara sesuatu tapi karena wajah kita berdekatan seperti itu, aku lupa tidak tau mau omongin apa. Situasi saat itu sempat hening sebentar, lalu entah siapa yang mulai, kamipun berciuman dengan penuh hasrat. Langsung aku membalikkan badan dan memeluk tubuh Lani dan membaringkan dia di sofa. Lani hanya diam saja diperlakukan seperti itu. Sepertinya dia menikmati banget ciuman ini. Aku tidak mendengar suara apapun dari Lani, hanya..

“Mmh.. urm.. ss..”

Itulah yang terdengar pada waktu kami ciuman. Aku menciumi bibirnya dengan sangat lembut meskipun aku sebenarnya bernapsu banget. Dengan lembut aku mainkan lidahnya, bibirnya. Aku memainkan lidahku didalam mulutnya, kadang-kadang aku tarik lidahnya dengan gigiku saat ada di dalam mulutku. Sambil berciuman aku melihat matanya, ternyata dia menciumku sambil memeramkan matanya, sungguh pemandangan yang menambah laju birahiku.

Aku terus menciumi bibirnya, kadang ciumanku lari ke kupingnya serta lehernya. Sengaja aku tidak terlalu napsu menciumi lehernya supaya tidak meninggalkan bekas yang bisa mencurigakan. Demikian juga dengan Lani, ia menciumi seluruh wajah dan leherku dengan bibirnya, saat itu perasaan geli seakan-akan ingin memeluk Lani erat-erat sungguh tak tertahankan.

Sejenak kemudian kami mengehentikan akivitas kami karena handphone Lani berbunyi,

“Kamu angkat dulu deh, siapa tahu suami kamu”, kataku sambil tersenyum.
“Oke”, jawabnya tersenyum pula.

Lalu Lani mengangkat telpon dan memang benar dari Roni suaminya. Begitu tau dari suaminya, aku langsung mendekati dia, maksudnya untuk mendengarkan pembicaraan mereka dan membantu kalau-kalau Lani tidak bisa jawab. Tapi aku tiba-tiba berubah pikiran dan mendekati Lani dan memeluk dia dari belakang sambil menjilati kupingnya.

Lani sempat berbalik dan memelototi aku tapi aku tidak perduli. Aku tetap mendekati dia dan menjilati lehernya. Tangankupun mulai menyusup ke dalam kaosnya dan lebih dalam lagi menyusup ke dalam BH-nya. Akupun bisa menjamah putingnya. Begitu aku merasakan putingnya, aku pun mulai memainkannya dengan jari-jari tanganku.

Sementara itu Lani sudah tidak bisa mencegahku lagi, diapun mulai menikmatinya dan malahan dia membuka kaosnya dan duduk di sofa kembali. Semua itu dilakukan sambil ia berbicara dengan suaminya di telpon. Lani memberikan alasan bahwa dia sedang jalan-jalan di sebuah gallery busana. Aku juga segera melepaskan baju dan celana panjangku.

Ketika Lani sudah duduk di sofa, akupun mulai menciumi tetenya, aku meremas-remas payudara Lani dengan napsu, aku jilatin putingnya dan kadang aku gigit putingnya dengan bibirku. Aku lalu melihat ke wajah Lani.. wahh.. wajah yang pasrah tapi dia masih melihat ke aku sambil memberi isyarat bahwa dia lagi telpon.

Sebenarnya dia sudah tidak tahan lagi ingin melepas semuanya tapi karena ia masih nelpon maka ia terpaksa menahan semua gejolak tersebut. Aku tau bahwa saat ini dia sedang berusaha sekuat tenaga untuk tidak berteriak ataupun mendesah karena rangsanganku; yang Lani bisa lakukan adalah menggeliat-geliat tidak keruan berbaring di atas sofa di bawah tubuhku.

Ketika kemudian telpon sudah selesai, Lani langsung mengeluarkan gejolak yang tertahan dari tadi.

“Aahkk.. Harrii..”, teriak Lani.
“Gila kamu ya Har, itu tadi kan si Roni, kalau aku kebablasan tadi gimana coba?”, katanya memarahi tapi dengan nada menggoda.

Aku cuma tersenyum saja, “Tapi kamu suka kan Lan?”
“Iya sih..”, lanjutnya tersenyum.

Lalu kami pun melanjutkan kegiatan yang tertunda itu. Aku mulai membuka celana jeansku dan celana jeans Lani beserta dengan celana dalamnya. Aku menciumi paha Lani yang bagian kiri dan meremas pahanya yang kanan. Aku jilatin sambil terus bergerak bergerak ke bagian selangkangannya. Selama itu juga tubuh Lani tidak bisa diam, selalu bergerak dan mendesah. Sampai akhirnya aku menjilati pas di memeknya Lani. Aku terus melakukan kegiatan ini dengan penuh napsu, aku memainkan itilnya sambil kadang-kadang aku hisap dalam-dalam dan aku kulum dengan bibirku.




Selama aku melakukan ‘serangan’ kepada Lani, dia terus berteriak, mendesah, dan menekan kepalaku kuat-kuat seakan-akan tidak mau membiarkan kepalaku pindah dari selangkangannya. Suara yang ditimbulkan oleh Lani membuat aku tambah bergairah dalam melakukan kegiatanku tersebut. Aku menjilati memek Lani makin liar, aku permainkan memeknya sampai dalam dengan lidahku dan jari-jari tanganku juga mulai masuk ke dalamnya sampai akhirnya.. aku merasakan kaki Lani menjepit kepalaku dan tangannya menekan kepalaku sangat kuat serta pinggulnya terlihat menggelinjang dengan dahsyat.

“Aahh, Harii, uhh”

Ternyata Lani sudah mencapai klimaksnya yang pertama dalam permainan ini. Aku melihat sebentar ke arah Lani dan dia menatapku sambil tersenyum.

“Kamu hebat Hari, aku suka sekali”, katanya.
“Masa sihh? Aku masih belum apa-apa nih”, jawabku sambil mencium bibirnya.
“Aku maenin yah kontolmu?”,
“Itu yang aku tunggu sayang”, bisikku di telinganya.

Maka akupun segera mengambil posisi duduk bersandar di sofa dan dia perlahan mulai jongkok di hadapanku. Mula-mula ia mengelus kontolku dengan tangannya, kontolku dielus olehnya dari bijinya sampai ke ujung kepala kontolnya. Lalu ia mulai menjulurkan lidahnya ke ujung kontolku. Begitu lidahnya menyentuh kontolku, aku merasa agak sedikit geli. Kemudian Lani langsung memasukkan seluruh kontolku ke dalam mulutnya.

Wah, perasaanku saat itu benar-benar nikmat sekali, urat-urat kontolku yang bergesekkan dengan bibir dan lidahnya memberikan suatu sensasi yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Saat itu yang bisa aku lakukan hanyalah menggeliat-geliat kenikmatan sambil membelai-belai rambutnya Lani. Terkadang giginya Lani menyentuh salah satu bagian kontolku, sakit dikit sih, namun itu tidak mempengaruhi sensasi nikmat yang diberikan.

Saat itu kontolku benar-benar diberikan sensasi yang begitu dahsyat, titik-titik syaraf yang ada di seluruh kontolku tidak ada yang tidak tersentuh oleh bibir dan lidahnya Lani, benar-benar permainan yang membuat aku tidak dapat bertahan lama dan akhirnya aku mulai merasakan sesuatu yang mendorong dari dalam dan mengeluarkannya.

“Ahh..”

Hanya itulah kata yang bisa keluar dari dalam mulutku saat semuanya tertumpah keluar. Akupun terbaring lemas namun terasa rilex banget dengan Lani bersandar di dadaku. Tidak ada kata yang keluar dari mulut kami berdua saat itu. Setelah diam selama sekitar 10 menit, Lani mulai meremas-remas kontolku lagi sambil memandangku.

“Kamu mau lagi ya Lan?”
“Hmm..”, jawabnya sambil terus meremas kontolku.

Diberi rangsangan seperti itu, tidak berapa lama kemudian kontolku sudah mulai kekar berdiri lebih tegak daripada tadi. Menurut pengalamanku dan cerita teman-teman, kontol seorang lelaki akan lebih kekar pada ronde kedua daripada ronde pertama dan akan berlangsung lebih lama. Lani terus meremas-remas dan mengelus kontolku kemudian mengulumnya di dalam mulutnya. Akupun mulai mencari-cari daerah dada Lani untuk memainkan kembali tetenya. Begitu aku mendapatkannya, langsung aja aku membaringkan Lani di sofa kembali dan melanjutkan mengulum puting susunya.

“Aacchh..”, Lani menjerit keras-keras ketika aku menggigit-gigit putingnya

Rambutku diacak-acak olehnya dan dia mendekap erat-erat kepalaku di dadanya sehingga aku agak kesulitan untuk bernapas. Setelah puas memainkan dadanya, akupun kembali turun ke selangkangannya. Pertama-tama aku mainkan bulu-bulu yang mengitari selangkangannya, aku jilatin bibir memeknya dan aku mainkan itilnya. Saat itu, Lani sudah mendesah dan menggeliat-geliat tidak karuan. Aku sudah merasakan memeknya Lani sudah basah lagi dan sepertinya dia akan mencapai klimaksnya kembali. Namun dengan segera aku menghentikan kegiatan menjilatku dan berdiri.

“Kenapa Har..?”, tanyanya lemas.
“Ah, tidak”, jawabku tersenyum.

Kemudian aku membuka selangkangannya dan mengarahkan kontolku ke lubang itu. Mula-mula aku mengusap-usapkan ujung kontolku ke bibir selangkangannya dan pelan-pelan aku masukkan kontolku ke memeknya Lani.

“Aahh.. Har.. ayo..”, desah Lani.
“Aku masukkin yah sayang..”, kataku.
“Iyaah.. ohh.. c’mon honey..”
“Oke..”
‘Zleeb..’ kontolku langsung aku masukkan ke dalam memek Lani.

“Aacchh..”, teriak Lani.
“Gimana sayang..?”, kataku sambil menciumi bibirnya.
“Harr.. ochh.. yesshh.. teruskann..”

Kemudian aku mulai menggerakkan kontolku dalam memeknya, aku putar, aku goyang dengan berbagai macam cara, pendek kata aku mencoba untuk memberikan kenikmatan pada Lani dengan kontolku itu.

“Harr.. ah.. enak bangett.. uhh..”, desah Lani sambil memandangku
“Enak yah Lan..?”
“Iyah.. ohh.. goyang terus.. Har..”,





Kami melakukannya dengan penuh gairah, kadang aku mengambil posisi di atasnya menindih badannya sambil memegang telapak tangannya di telentangkan kiri kanan, kadang juga dia yang di atas menindih tubuhku dan aku mendekap dia erat-erat sambil meremas-meremas pantatnya dan dia terus bergoyang kadang berirama kadang tidak. Sampai akhirnya kami sama-sama merasakan ada sesuatu yang keluar dari diri kami masing-masing. Perasaan itu benar-benar merupakan sensasi yang luar biasa bagi kami berdua.

Kamipun terbaring lemas di sofa itu, Nina berbaring didekapan dadaku. Pengalaman ini sungguh-sungguh diluar dugaanku sebelumnya ternyata aku telah mengkhianati temanku dengan meniduri istrinya dan mungkin juga pikiran Lani sama denganku bahwa ia sudah mengkhianati suaminya hanya karena selingan belaka.

“Lan, kamu menyesal sudah melakukannya denganku?”, tanyaku padanya.
“Sedikit sih ada perasaan menyesal, tapi aku tau kok kalau Roni itu sering selingkuh di belakangku”, jawabnya lagi.
“Jadi aku lakukan ini karena ingin membalasnya saja.”
“Ohh begitu”

Tidak kusangka sama sekali, Roni yang aku kenal sebagai orang yang baik ternyata sudah menyakiti istrinya beberapa kali.

“Hari, kamu jangan marah ya dengan kelakuanku ini”
“Tentu aja tidak”, jawabku tersenyum.
“Kalau kamu butuh sesuatu lain hari aku bersedia kok bantu kamu.”
“Terima kasih ya”

Waktu jugalah yang memisahkan kami hari itu, setelah membersihkan diri kemudian Lani pulang meninggalkanku yang penuh dengan pikiran, apa yang akan aku lakukan? Apakah aku akan terus berhubungan dengan Lani? Apakah aku akan berteman terus dengan Roni? Apakah yang akan terjadi kalau kami ketahuan Roni? Pusing aku memikirkan hal itu, akhirnya aku putuskan untuk menjalani saja semuanya sesuai dengan alurnya nanti, namun yang pasti aku menikmati masa-masa bersama Lani tadi sore.

Dan akhirnya akupun pergi tidur dengan lelap malam itu memimpikan kejadian yang mungkin akan terjadi hari-hari berikutnya dengan Lani atau dengan siapapun. Agen BandarQ

NagaQQ

Jumat, 14 Mei 2021

Bercinta Dengan Pacar kakak



NagaQQ - Perkenalkan namaku Fafa, aku akan mencerikan pengalaman seks ku. Siang itu aku sendirian. Papa, Mama dan Mbak Sari mendadak ke Jakarta karena nenek sakit. Aku nggak bisa ikut karena ada kegiatan sekolah yang nggak bisa aku tinggalin. Daripada bengong sendirian aku iseng bersih-bersih rumah. Pas aku lagi bersihin kamar Mbak Sari aku nemu sekeping VCD.


BACA JUGA :  Nafsu Yang Bergejolak Tante Wita


Ketika aku merhatiin sampulnya.. astaga!! ternyata gambarnya sepasang bule yang sedang berhubungan seks. Badanku gemetar, jantungku berdegup kencang. Pikiranku menerawang saat kira-kira 1 bulan yang lalu aku tanpa sengaja mengintip Mbak Sari dengan pacarnya berbuat seperti yang ada di sampul VCD tersebut.


Sejak itu aku sering masturbasi membayangkan sedang bersetubuh. Tadinya aku bermaksud mengembalikan VCD tersebut ke tempatnya, tapi aah.. mumpung sendirian aku memutuskan untuk menonton film tersebut. Jujur aja aku baru sekali ini nonton blue film. Begitu aku nyalain di layar TV terpampang sepasang bule yang sedang saling mencumbu. Pertama mereka saling berciuman, kemudian satu persatu pakaian yang melekat mereka lepas. Si cowok mulai menciumi leher ceweknya, kemudian turun ke payudara. Si cewek tampak menggeliat menahan nafsu.


Sesaat kemudian si cowok mejilati vaginanya terutama di bagian klitorisnya. Si cewek merintih-rintih keenakan. Selanjutnya gantian si cewek yang mengulum penis si cowok yang sudah ereksi. Setelah beberapa saat sepertinya mereka tak tahan lagi, lalu si cowok memasukkan penisnya ke vagina cewek bule tadi dan langsung disodok-sodokin dengan gencar. Sejurus kemudian mereka berdua orgasme. Si cowok langsung mencabut rudalnya dari vagina kemudian mengocoknya di depan wajah ceweknya sampai keluar spermanya yang banyak banget, si cewek tampak menyambutnya dengan penuh gairah.


Aku sendiri selama menonton tanpa sadar bajuku sudah nggak karuan. Kaos aku angkat sampai diatas tetek, kemudian braku yang kebetulan pengaitnya di depan aku lepas. Kuelus-elus sendiri tetekku sambil sesekali kuremas, uhh.. enak banget. Apalagi kalo kena putingnya woww!! Celana pendekku aku pelorotin sampe dengkul, lalu tanganku masuk ke balik celana dalam dan langsung menggosok-gosok klitorisku. Sensasinya luar biasa!! Makin lama aku semakin gencar melakukan masturbasi, rintihanku semakin keras. Tanganku semakin cepat menggosok klitoris sementara yang satunya sibuk emremas-remas toketku sendiri. Dan, “Oohh.. oohh..” Aku mencapai orgasme yang luar biasa. Aku tergeletak lemas di karpet.


Tiba-tiba, bel pintu berbunyi. Tentu saja aku gelagapan benerin pakaianku yang terbuka disana-sini. Abis itu aku matiin VCD player tanpa ngeluarin discnya. “Gawat!” pikirku. “Siapa ya? Jangan-jangan pa-ma! Ngapain mereka balik lagi?”. Buru-buru aku buka pintu, ternyata di depan pintu berdiri seorang cowok keren. Rupanya Mas Adi pacar Mbak Sari dari Bandung. “hi Fafa sayang, Mbak Sarinya ada?” “Wah baru tadi pagi ke Jakarta.


Emang nggak telpon Mas Adi dulu?” “Waduh nggak tuh. Gimana nih mo ngasi surprise malah kaget sendiri.” “Telpon aja HP-nya Mas, kali aja mau balik” usulku sekenanya. Padahal aku berharap sebaliknya, soalnya terus terang aku diem-diem aku juga naksir Mas Adi. Mas Adi menyetujui usulku. Ternyata Mbak Sari cuman ngomong supaya nginep dulu, besok baru balik ke Bandung, sekalian ketemu disana. Hura! Hatiku bersorak, berarti ada kesempatan nih. Aku mempersilakan Mas Adi mandi. Setelah mandi kami makan malam bareng.


Aku perhatiin tampang dan bodi Mas Adi yang keren, kubayangkan Mas Adi sedang telanjang sambil memperlihatkan “tongkat kastinya”. Nggak sulit untuk ngebayangin karena aku kan pernah ngintip Mas Adi ama Mbak Sari lagi ml. Rasanya aku pengen banget ngerasain penis masuk ke vaginaku, abis keliatannya enak banget tuh. “Ada apa Fafa, Kok ngelamun, mikirin pacar ya?” tanyanya tiba-tiba. “Ah, enggak Mas, Fafa bobo dulu ya ngantuk nih!” ujarku salting. “Mas Adi nonton TV aja nggak papa kan?” “Nggak papa kok, kalo ngantuk tidur aja duluan!” Aku beranjak masuk kamar.





Setelah menutup kintu kamar aku bercermin. Bajuku juga kulepas semua. Wajahku cantik manis, kulitku sawo matang tapi bersih dan mulus. Tinggi 165 cm. Badanku sintal dan kencang karena aku rajin senam dan berenang, apalagi ditunjang toketku yang 36B membuatku tampak sexy. Jembutku tumbuh lebat menghiasi vaginaku yang indah. Aku tersenyum sendiri kemudian memakai kaos yang longgar dan tipis sehingga meninjolkan kedua puting susuku, bahkan jembutku tampak menerawang. Aku merebahkan diriku di atas kasur dan mencoba memejamkan mata, tapi entah kenapa aku susah sekali tidur.


Sampai kemudian aku mendengar suara rintihan dari ruang tengah. Aneh! Suara siapa malam-malam begini? Astaga! Aku baru inget, itu pasti suara dari VCD porno yang lupa aku keluarin tadi, apa Mas Adi menyetelnya? Penasaran, akupun bangkit kemudian perlahan-lahan keluar. Sesampainya di ruang tengah, deg!! Aku melihat pemandangan yang mendebarkan, Mas Adi di depan TV sedang menonton bokep sambil ngeluarin penisnya dan mengelusnya sendiri.


Wah.. batangnya tampak kekar banget. Aku berpura-pura batuk dengan tampang seolah-olah mengantuk aku mendekati Mas Adi. Mas Adi tampak kaget mendengar batukku lalu cepat-cepat memasukkan penisnya ke dalam kolornya lagi, tapi kolornya nggak bisa menyembunyikan tonjolan tongkatnya itu. “iya, Fafa anu, eh belum tidur ya?” Mas Adi tampak salting, kemudian dia hendak mematikan VCD player.


” Iya nih Mas, gerah eh nggak usah dimatiin, nonton berdua aja yuk!” ujarku sambil menggeliat sehingga menonjolkan pepaya bangkokku. “Oh iya deh.” Kamipun lalu duduk di karpet sambil menonton. Aku mengambil posisi bersila sehingga vaginaku mengintip keluar dengan indahnya. “Mas, gimana sih rasanya bersetubuh?” tanyaku tiba-tiba. “Eh kok tau-tau nanya gitu sih?” Mas Adi agak kaget mendengar pertanyaanku, soalnya saat itu matanya asyik mencuri pandang ke arah selakanganku.


Aku semakin memanaskan aksiku, sengaja kakiku kubuka lebih lebar sehingga vaginaku semakin terlihat jelas. “Alaa nggak usah gitu! Aku kan pernah ngintip Mas sama Mbak Sari lagi gituan.. nggak apa - apa kok, rahasia terjaga!” “Oya? He he he yaa.. enak sih.” Mas Adi tersipu mendengar ledekanku. Aku pun melanjutkan, “Mas, vaginaku sama punya Mbak Sari lebih indah mana?” tanyaku sambil mengangkat kaosku dan mengangkangkan kakiku lebar-lebar.


“Ehh glek bagusan punyamu.” “Terus kalo toketnya montokan mana?” kali ini aku mencopot kaosku sehingga payudara dan tubuhku yang montok itu telanjang tanpa sehelai benang yang menutupi. “Aaanu.. lebih montok dan kencengan tetekmu!” Mas Adi tampak melotot menyaksikan bodiku yang sexy. Hal itu malah membuat aku semakin terangsang. “Sekarang giliran aku liat punya Mas Adi!” Karena sudah sangat bernafsu aku menerkam Mas Adi. Kucopoti seluruh pakaiannya sehingga dia bugil.


Aku terpesona melihat tubuh bugil Mas Adi dari dekat. Badannya agak langsing tapi sexy. penisnya sudah mengacung tegar membuat jantungku berdebar cepat. Entah kenapa, kalo dulu ngebayangin bentuk burung cowok aja rasanya jijik tapi ternyata sekarang malah membuat darahku berdesir. “Wah gede banget! Aku isep ya Mas!” Tanpa menunggu persetujuannya aku langsung mengocok, menjilat dan mengulum batang kemaluannya yang gede dan panjang itu seperti yang aku tonton di BF.


“Slep Slep Slep ! Slep Slep Slep” Ternyata nikmat sekali mengisap penis. Aku jepit penisnya dengan kedua susuku kemudian aku gosok-gosokin, hmm nikmat banget! Mas Adi akhirnya tak kuat menahan nafsu. Didorongnya tubuh sintalku hingga terlentang lalu diterkamnya aku dengan ciuman-ciuman ganasnya. Tangannya tidak tinggal diam ikut bekerja meremas-remas kelapa gadingku. “Ahh mmh.. yesh uuh.. enak mas” Aku benar-benar merasakan sensasi luar biasa.


Sesaat kemudian mulutnya menjilati kedua putingku sambil sesekali diisap dengan kuat. “Auwh geli nikmat aah ouw!” Aku menggelinjang kegelian tapi tanganku justru menekan-nekan kepalanya agar lebih kuat lagi mengisap pentilku. Sejurus kemudian lidahnya turun ke vaginaku. Tangannya menyibakkan jembutku yang rimbun itu lalu membuka vaginaku lebar-lebar sehingga klitorisku menonjol keluar kemudian dijilatinya dengan rakus sambil sesekali menggigit kecil atau dihisap dengan kuat.


“Yesh.. uuhh.. enak mas.. terus!” jeritku. “Slurp Slurp, vaginamu gurih banget Fafa mmh”. Mas Adi terus menjilati vaginaku sampai akhirnya aku nggak tahan lagi. “Mas.. ayo.. masukin penismu.. aku nggak tahan..” Mas Adi lalu mengambil posisi 1/2 duduk, diacungkannya penisnya dengan gagah ke arah lubang vaginaku. Aku mengangkangkan kakiku lebar-lebar siap menerima serangan rudalnya.




NAGAQQ: AGEN BANDARQ BANDARQ ONLINE ADUQ ONLINE DOMINOQQ TERBAIK


Pelan-pelan dimasukkannya batang rudal itu ke dalam vaginaku. “Aauw sakit Mas pelan-pelan akh..” Walaupun sudah basah, tapi vaginaku masih sangat sempit karena aku masih perawan. “Au.. sakit” Mas Adi tampak merem menahan nikmat, tentu saja di bandingkan Mbak Sari tempikku jauh lebih menggigit. Lalu dengan satu sentakan kuat sang rudal berhasil menancapkan diri di lubang kenikmatanku sampai menyentuh dasarnya.


“Ahhh.. sakit..” Aku melonjakkan pantatku karena kesakitan. Kurasakan darah hangat mengalir di pahaku, persetan! Sudah kepalang tanggung, aku ingin ngerasain nikmatnya bercinta. Sesaat kemudian Mas Adi memompa pantatnya maju mundur. “Jrebb! Jrebb! Jrubb! Crubb!” “Aakh! Aakh! Auw!” Aku menjerit-jerit kesakitan, tapi lama-lama rasa perih itu berubah menjadi nikmat yang luar biasa. vaginaku serasa dibongkar oleh tongkat kasti yang kekar itu. “Ooh.. lebih keras, lebih cepat” Jerit kesakitanku berubah menjadi jeritan kenikmatan.


Keringat kami bercucuran menambah semangat gelora birahi kami. Tapi Mas Adi malah mencabut penisnya dan tersenyum padaku. Aku jadi nggak sabar lalu bangkit dan mendorongnya hingga telentang. Kakiku kukangkangkan tepat di atas penisnya, dengan birahi yang memuncak kutancapkan batang bazooka itu ke dalam vaginaku , “Jrebb.. Ooh..” aku menjerit keenakan, lalu dengan semangat 45 aku menaik turunkan pantatku sambil sesekali aku goyangkan pinggulku. “Ouwh.. enak banget tempikmu nggigit banget sayang.. penisku serasa diperas” “Uggh.. yes.. uuh.. auwww.. penismu juga hebaat, vaginaku serasa dibor” Aku menghujamkan pantatku berkali-kali dengan irama sangat cepat.


Aku merasa semakin melayang. Bagaikan kesetanan aku menjerit-jerit seperti kesurupan. Akhirnya setelah setengah jam kami bergumul, aku merasa seluruh sel tubuhku berkumpul menjadi satu dan dan “Aah mau orgasme Mas..” Aku memeluk erat-erat tubuh atletisnya sampai Mas Adi merasa sesak karena desakan susuku yang montok itu. “Kamu sudah sayang? OK sekarang giliran aku!” Aku mencabut vaginaku lalu Mas Adi  duduk di sofa sambil mememerkan ‘tiang listriknya’. Aku bersimpuh dihadapannya dengan lututku sebagai tumpuan.


Ku raih penis besar itu, kukocok dengan lembut. Kujilati dengan sangat telaten. Makin lama makin cepat sambil sesekali aku isap dengan kuat. “Crepp.. Slep ....” “ow yeah .. kocok yang kuat sayang!” Mas Adi mengerang-erang keenakan, tangannya meremas-remas rambutku dan kedua bola basket yang menggantung di dadaku. Aku semakin bernafsu mengulum. Menjilati dan mengocok penisnya. “Crupp crepp Slep !” “Ooh yes.. terus sayang yes.. aku hampir keluar sayang!” Aku semakin bersemangat ngerjain penis big size itu.


Makin lama makin cepat cepat cepat, lalu lalu “Croot.. croot..” Penisnya menyemburkan sperma banyak sekali sehingga membasahi rambut wajah, tetek dan hampir seluruh tubuhku. Aku usap dan aku jilati semua maninya sampai licin tak tersisa, lalu aku isap penisnya dengan kuat supaya sisa maninya dapat kurasakan dan kutelan. Akhirnya kami berdua tergeletak lemas diatas karpet dengan tubuh bugil bersimbah keringat. Malam itu kami mengulanginya hingga 4 kali dan kemudian tidur berpelukan dengan tubuh telanjang. Sungguh pengalaman yang sangat mengesankan. Agen BandarQ


NagaQQ

Minggu, 25 April 2021

Nafsu Yang Bergejolak Tante Wita


NagaQQ - Tante Saya adalah seorang pegawai swasta yang bergerak dalam bidang komputer. Beberapa minggu yang lalu saya ditelpon melalui HP untuk memperbaiki komputer pada salah satu pelanggan yang belum saya kenal yang jelas suaranya seorang wanita, saya perkirakan berumur 26 tahunan karena suaranya sangat manja dan dewasa.


BACA JUGA :  Aku Yang Hyperseksual, Haus Akan Penis


Pada waktu yang ditentukan saya datangi, rumahnya tak terlalu luas tapi cukup sempurna penataan taman, saya memencet belrumah, yang keluar seorang wanita dengan penampilan yang mempesona, dengan kulit bersih tanpa make up dan bibirnya yang sensual hingga membuat buyar konsentrasi. Setelah beberapa saat menunggu di ruang tamu saya dipersilakan masuk ke ruang kerja, dimana komputer tersebut berada. Beberapa waktu berselang selesai pekerjaan saya, sebelum pamit saya menyuruh mencoba komputer tersebut apa sudah baik atau masih ada yang tertinggal.


Berawal dari coba mencoba akhirnya saya jadi akrab untuk berbincang-bincang dengan wanita setengah baya, yang mengaku bernama Wita. Yang ternyata seorang istri yang selalu ditinggal oleh suaminya yang gila kerja. Waktu suaminya hanya tersita oleh pekerjaan, memang soal materi selalu diberikan dengan sangat cukup tapi soal batin yang tak pernah terpikirkan oleh suaminya terhadap istrinya, saya pikir hal ini persoalan klise belaka, tetapi dampaknya sangat berarti bagi kehidupan berumah tangga.


Tak terasa waktu berjalan terus seiring dengan konsultasi Wita terhadap saya tentang persoalan rumah tangganya, katanya saya dapat berbicara seperti konsultan rumah tangga, hal ini memang saya akui suatu kelebihan saya bila menghadapi wanita yang sedang dirundung musibah, tapi bukan sebagai kedok untuk berbuat yang tidak-tidak.


Setelah selesai saya pamit dan memberikan nomor handphone saya dengan pesan bila terjadi sesuatu dan memerlukan saya hubungi saya. Beberapa hari kemudian saya ditelepon untuk bertemu disuatu tempat yang menurut saya sebagai tempat yang sangat romantis bagi dua insan yang sedang kasmaran namanya.


“Saya hanya orang biasa yang hanya dapat berbicara untuk mencari jalan keluar”, jawab saya sebisanya karena dengan tatapan matanya saya dapat merasakan getaran birahi yang sangat besar.

“Saya ingin Mas temani saya untuk berbagi rasa dengan perasaan Mas yang sebenarnya”

Akhirnya saya bimbing kedalam tempat yang nyaman dan privacy. Bagaikan seorang kekasih saya memadu kasih diatas sebuah ranjang.


Saya pun lumat bibirnya dengan penuh perasaan dan saya genggam kedua telapak tangannya sehingga kami merasakan kebersamaan yang bergelora dan lidahnya terus bergoyang didalam rongga mulut seirama dengan alunan musik bossas. Lama kami ber ciuman mesra, kurengkuh lehernya dengan jilatan halus yang merindingkan bulu kuduknya, Wita  melenguh.


“Mas terus Mas jangan kecewakan saya” sebentar-bentar tangannya bergreliya ke dada dan selangkangan saya, tak tinggal diam dengan gaya yang meyakinkan saya kecup putingnya dengan sedotan-sedotan kecil dan gigitan mesra, bibir saya meluncur kebawah menuju pusar, saya mainkan lidah saya dibundaran pusarnya wah wangi farfumnya menyentuh birahi saya. Tangannya merengkuh alat pitas saya yang sudah tegang, Wita kaget, mass kok besar sekali, saya bisikan, jangan takut pasti muat. Memang Wita belum dikaruniai anak, jadi masih seperti perawan, apalagi punya suaminya tak terlalu besar.


Saya jilat permukaan vaginanya, Wita bergelinjang menarik pantatnya hingga menjauhi bibir saya, saya terperanjat, kenapa?


“Mass saya belum pernah seperti itu, maaf yah”, saya hanya tersenyum dan meneruskan permainan bibir kebagian betis dan seluruh paha.


Beberapa waktu berselang tangannya mendekap kepala saya dengan sangat kencang seolah-olah tak mau dilepaskan, sesak napas saya. saya tau Wita sudah klimaks tapi dalam dalam benak saya ini baru permulaan. Setelah dekapannya melemah saya baringkan celentang, terhamparlah padang rumput dan pegunungan yang indah seindah tubuhnya tanpa sehelai benangpun. Dengan gaya konpensional saya mulai melaksanakan tugas saya sebagai seorang lelaki, saya selipkan punya saya disela-sela bibir kemaluannya hingga ambles kepalanya, Wita menjerit kecil.

“Mass, tahan Mass ngiluu Mas terlalu besar”.



Memang saya sadar dan tak langsung main tancap, saya tarik dan tekan secara perlahan-lahan, setelah vaginanya teradaptasi Wita berubah dengan gaya yang agresip ditekan pantatnya ke atas hingga punya saya ambles semua, saya imbangi dengan gerak-gerakan yang atraktif, saya balikkan tubuhnya, saya dibawah dan Wita di atas dengan demikian Wita lebih leluasa untuk mengekspresikan birahinya yang selama ini tertahan.


Benar adanya dengan gerakan yang dahsyat Wita bergerak naik turun sambil berdesis-desis hingga saya bingung membedakan antara desisan bibir bawah dengan bibir atas. Beberapa saat kemudian Wita mengejan dan menegang sambil menggigit dada saya.


Setelah itu saya tak mau kehilangan momen saya lakukan penyerangan dengan gaya profesional atas, bawah, depan, belakan, kiri dan kanan, hanya satu yang tak mau saya paksakan yaitu mengoral punya saya, karna saya tau Wita nanti stress, saya pikir bila nanti pada satnya tiba mungkin bukan batangnya yang dilumat tapi sekalian bijinya dan sangkarnya.

“Wita saya mau sampai nihh. saya keluarin dimanaa?”


“Mas di luar saja dulu yah”.


Dengan secepat kilat saya tarik kemaluan saya dan saya keluarkan di dadanya hingga beberapa semprotan protein meleleh diantara dua bukit dan sedikit terciprat ke dagu. Setelah semprotan terakhir keluar, matanya terbuka dan tangannya menggenggam kemaluan saya, tanpa saya sadari dikulumnya kemaluan saya, hingga saya terperajat dan tak yakin, yah mungkin inilah yang dinamakan puncak dari birahi kaum hawa yang sudah mencapai batas ambang sehingga tak berlaku lagi rasa malu, jijik, dan kotor yang ada hanya nafsu dan nafsu. 


Tanpa istirahat kemaluan saya bangun kembali sehingga menegang sampai kuluman mulut Wita terasa sempit dan rongga mulutnyapun membesar. Gerakan maju mundur mengakibatkan saya bergelinjang kekanan dan kekiri sambil sesekali mencengram rambutnya yang terurai lepas.


Konsentrasiku hampir terganggu dengan gerakannya yang cepat hampir klimaks saya dibuatnya, tapi sebelum itu saya lepaskan untuk mengurangi ketegangan saya, saya balik menyerang dengan jari jemari menari-nari diseputar liang vaginanya dan sesekali menggesekkan ke area G-Spot wanitanya sehingga Wita merancau tak karuan, tangannya menarik sprei hingga terlepas dari sangkutannya.


Semakin lama semakin dahsyat pergolakan birahi saya dan Wita, saya rasakan aliran cairan hanggat membasahi jari saya dan tak mau ketinggalan moment yang indah ini saya balikan tubuhnya sehingga tengkurap dan saya tekan dengan kemaluan saya dari arah belakang, Wita meringis.


“Mas pelan-pelan, ngilu”


Saya atur irama sehingga lama kelamaan menjadi asyik dan Wita pun melakukan gerakan yang membuatnya bertambah assyik dan masyukk. Dadaku bergetar ketika hasrat itu akan mencapai puncak, ku tarik kemaluanku dan kusemprotkan ke atas punggungnya dangan kedua tangan ku mencengram kedua bongkah pantatnya yang masih kencang untuk ukuran Wita .


Dan lubang anusnya masih bersih tak ada tanda-tanda bekas gesekan atau luka atau penyakit wasir, nafsu saya melihatnya tapi hasrat itu saya pendam, mungkin (dalam benak saya) lain waktu Wita meminta untuk di setubuhi anusnya karena memang bila nafsu sudah datang birahipun memuncak yang pada akhirnya dunia terasa sangat-sangat indah melayang-layang dan sukar diutarakan yang ada hanya dirasakan. Pikiran ngeres saya ternyata terbaca oleh Wita, dengan sedikit mesra tangannya menarik kepalaku dan membisikan sesuatu.


“Mas, coba dong masukin dari belakang, Wita  ingin coba sekali aja tapi pelan-pelan yah”.


Antara sadar dan tak sadar saya anggukan kepala tanda setuju. Karena badan saya sangat lelah saya istirahat sebentar dan membersikan sisa-sisa mani yang menempel pada kaki dan perut. Saya minum beberapa teguk minuman yang dihidangkan dikamar tamu, setelah rilek saya kembali kekamar, ternyata Wita masih tergolek diatas tempat tidur dalam posisi tengkurap, wah inilah yang dinamakan lubang surga, terletak hanya kurang lebih tujuh centimeter antara lubang vagina dengan lubang anus.


Saya berfikir mana yang lebih sempit, wah yang pasti lubang anus yang lebih sempit, tanpa basa-basi saya mainkan jari saya dengan sedikit ludah untuk pelicin kesekitar permukaan anusnya, Wita  terbangun dan merasakan adanya sesuatu yang lain dari pada yang lain, dan jariku terus menusuk nusuk lubang anusnya, saya tidak merasa jijik karena memang anus Wita bersih dan terawat.


Dengan hati-hati saya masukkan kejantanan saya kedalam anusnya, susah sekali masukinnya karena memang punya saya besar dibagian kepalanya sedang Wita anusnya masih sangat rapat, saya nggak abis akan saya ludahin agar licin, lama-lama kepala kemaluan saya masuk kedalam anusnya, Wita menjerit kecil, saya tahan beberapa saat kemudia dengan rileks saya tekan setengah dan tarik kembali, begitu terus-enerus sehingga Wita merasakan sensasi yang luar biasa.


“Mas kok enak sih, lain gitu dengan melalui vagina”.


Saya pun waktu itu baru merasakan lubang anus tuh seperti itu, menyedot dan hangat, hampir-hampir saya tidak kontrol untuk cepat-cepat keluar, dengan tarik nafas secara perlahan saya bisa kendalikan emosi saya sehingga permainan berjalan dengan waktu yang panjang, Wita meringis dan bola matanya sebentar-bentar putih semua menandakan birahi yang sangat dahsyat.


Kemaluan saya semakin tegang dan berdenyut tanpa memberi tahu kepada Wita saya semprotkan mani saya kedalam liang anusnya, Wita kaget dan mengejan sehingga kemaluan saya seakan-akan disedot oleh jetpump kekuatan besar. saya tergeletak diatas punggungnya sambil memeluk perutnya yang indah, walaupun ada sedikir kerutan, karena memabg umur tidak bisa dikelabui, saya dan Wita tertidur sejenak seakan melayang-layang di dunia lain. Kami bersetubuh dengan kemesraan hingga dua jam setengah sebanyak tiga ronde dipihak saya.


Saya lihat tatapan matanya mengandung kepuasan yang sangat dahsyat begitu pula saya sehingga membuat motivasi saya untuk bersetubuh dengan wanita-wanita setengah baya yang memang membutuhkan siraman biologis, karena wanita setengah baya secara teori sedang dalam puncak-puncaknya mengidamkan kepuasan birahi yang tinggi, istilahnya sedang mengalami fase puber kedua, apalagi bila sang suami tak memberikannya. 


Saya memang lebih menyukai wanita setengah baya dari pada ABG, karena wanita setengah baya mempunyai naluri kewanitaan yang besar sehingga dalam bersetubuh dapat saling memberikan respon yang sangat artistik bila dilakukan dengan mesra.


Setelah kami mandi kamipun bergegas untuk kembali pada tugas masing-masing, dari akhir pembicaraan saya dengannya, saya dipesankan agar merahasiakan hubungan ini, setelah itu saya diselipkan sehelai cek untuk konsultasi katanya. tanpa kwitansi dan tanda terima seperti biasanya bila terjadi transaksi. 



NAGAQQ: AGEN BANDARQ BANDARQ ONLINE ADUQ ONLINE DOMINOQQ TERBAIK


Sebenarnya saya tak tega mengambil cek tersebut, karena apa yang saya lakukan dengannya adalah sama-sama iklas sehingga hubungan menjadi sangat sangat sangat asyik masyuk, tapi saya pikir uang buat Wita nggak masalah karena memang untuk biaya pengeluaran lebih kecil dari pada yang diterima dari suaminya, selain itu saya juga sedang memerlukan biaya untuk memperbaiki kendaraan saya yang secara kebetulan pada waktu itu sedang mengalami perbaikan mesin.


Setelah peristiwa itu saya masih terus dihubungi bila Wita perlu, dan pernah saya dikenalkan dengan rekan-rekan yang senasib dan saya pernah dihubungi oleh teman-temanya dengan saling menjaga rahasia satu sama lain, tapi ceritanya tak jauh beda, yang jelas saya akan rahasiakan sampai akhir hayat.


Ssaya pikir cerita ini bukanlah membuka rahasia tapi hanya membagi pengalaman dalam dunia maya, dan lagi nama dan tempat adalah fiktif belaka, bila ada rekan-rekan yang berminat konsultasi dengan saya saya siapkan waktu, hubungi saya, selanjutnya terserah anda. Dan motto saya, kerahasiaan adalah segalanya buat hidup saya. Agen BandarQ

NagaQQ

Minggu, 18 April 2021

Aku Yang Hyperseksual, Haus Akan Penis


NagaQQ - Perkenalkan nama saya Liliana. Saya mau bercerita tentang pengalaman saya beberapa waktu yang lalu. Saya wanita yang memiliki hyperseksual yang dalam hal ini kecanduan akan kebiasaan sepongan (melakukan oral seks terhadap penis pria). Sudah lama sekali saya waktu pertama kali menghisap kemaluan pria.




Waktu itu umur saya 16 tahun. Dan setelah kejadian itu, saya sudah mendapatkan 2 kejantanan pria lagi untuk saya sepong. Saya benar-benar tidak puas dengan tidak terpenuhinya keinginan saya untuk menghisap kemaluan pria. Masalahnya saya sering dipingit orang tua, apalagi ditambah dengan lingkungan sekolah saya yang merupakan sekolahan khusus cewek. Jadi saya sering sakaw kemaluan pria.

Suatu malam, saya sudah benar-benar tidak tahan lagi. Buku dan VCD porno pun tidak bisa memuaskan saya. Bahkan waktu saya melakukan masturbasi pun saya tetap merasa kurang puas. Saya yang sehabis masturbasi, membuka jendela kamar saya yang berada di lantai 2 rumah saya. Waktu itu jam 23:45. Saya melihat jalanan di depan rumah sudah sepi sekali.

Tiba-tiba ide gila saya mulai lagi. Saya dengan nekat, diam-diam keluar rumah sambil bertelanjang tanpa sepengetahuan siapa pun yang ada di rumah karena semua sudah pada tidur. Saya sampai nekat melompat pagar dengan harapan ada cowok atau pria yang melihat dan memperkosa saya. Apapun asal saya bisa menghisap kemaluannya. Di komplek saya memang sepi sekali pada jam-jam segitu. Saya sedikit menyesal juga, kenapa saya tidak keluar agak lebih sore. Agak dingin juga malam itu atau mungkin juga karena saya tidak memakai selembar pakaian pun.

Di ujung jalan, saya melihat masih ada mas Agus, tukang nasi goreng langganan saya yang masih berjualan. Langsung saya sapa dia. “Mas Agus, nasi gorengnya dong…” pinta saya. “Lho, mbak Liliana ..? Ngapain malam-malam begini masih di luar? Ngga pake apa-apa lagi…” sahutnya sambil terheran-heran melihat saya yang tanpa sehelai benang pun di tubuh. “Abis panas sih, Mas. Kok tumben masih jualan..?” Mas Agus tidak menjawab. Tetapi saya tahu matanya tidak bisa lepas dari payudaraku yang putih polos ini. “Ngeliatin apa mas..?” kutanya. “Ah ngga…” katanya gugup.




Lalu mas Agus menyiapkan penggorengannya untuk memasak nasi goreng pesananku. Saya lihat ke arah celananya, saya tahu batang kemaluannya sudah berubah jadi bertambah besar dan tegang. Karena saya sudah tidak tahan lagi untuk segera menghisap kemaluannya, saya nekat juga. Saya jongkok sambil membuka ritsletingnya dan mengeluarkan batang kejantanannya dari dalam CD-nya. Tidak pakai basa-basi, saya masukkan alat vitalnya mas Agus ke dalam mulut saya.

Saya jilat-jilat sebentar lalu saya hisap dengan bibir. Saya yakin mas Agus merasakan senang yang tiada tara, seperti mendapatkan rejeki nomplok. Tidak hanya itu, saya juga menjilati dua telor mas Agus. Memang agak bau sih, tetapi saya benar-benar menikmati kejantanan mas Agus yang sekarang dia mulai bersuara, “Mmmh… mmmh… uhhh…” Kira-kira 15 menit saya menikmati kemaluan mas Agus, tiba-tiba mas Agus menyuruh saya untuk berdiri. Dia memelorotkan celana dan CD-nya sendiri sampai bawah dan menyuruh saya berbalik.

Sekarang saya membelakangi mas Agus. Mas Agus jongkok dan menjilati kemaluan saya. Saya langsung merasakan kenikmatan yang hebat sekali. Hanya sebentar dia melakukan itu. Selanjutnya dia berdiri lagi dan memasukkan batang kejantanannya ke liang senggama saya. Kami berdua melakukan senggama sambil berdiri. Saya melakukannya sambil pegangan di gerobak nasi gorengnya.

Saya sudah benar-benar merasa keenakan. “Uuuh… akkhh… akkh… akhhh…” saya menjerit-jerit kegilaan, untung tidak ada yang mendengar. “Mas, kalo udah mau keluar, bilang ya…” pinta saya. “Udah mau keluar nih…” jawabnya. Langsung saja saya melepaskan batang kejantanannya dari liang vagina saya dan jongkok di hadapan kemaluannya yang mengacung tegak. Tetapi setelah saya tunggu beberapa detik, ternyata air maninya tidak keluar-keluar. Terpaksa saya kocok dan hisap lagi batang kejantanannya, saya jilati, dan saya gigit-gigit kecil.

Setelah itu tibalah saatnya saya menerima upah yang dari tadi saya sudah tunggu-tunggu, yaitu air maninya yang memang lezat. “Crot.. crot.. crot…” semuanya saya minum seperti orang yang kehausan. Langsung saja saya telan dan saya bersihkan kejantanannya dari air mani yang tersisa. Bertepatan dengan itu, 2 laki-laki lewat di depan kami. Ternyata mereka adalah bapak-bapak yang tinggal di komplek ini yang sedang meronda.

“Lho, mas Agus lagi ngapain..?” kata seorang bapak di situ. “Ah ngga pak… mmm… ini mbak Liliana …” jawab mas Agus malu-malu. “Ini Om, saya habis ‘gituan’ sama mas Agus…” saya jawab begitu nekat dengan harapan 2 bapak ini juga mau memperkosa saya seperti yang telah saya lakukan dengan si penjuali nasi goreng.

Mereka keheranan setengah mati mendengar pengakuan saya itu. “Adik ini tinggal dimana?” tanya salah satu dari mereka. “Di sana, di blok F.” jawab saya. “Ayo pulang sudah malam..!” Dan saya pun diseret pulang. Saya takut setengah mati karena jika sampai saya dibawa pulang, pasti ketahuan sama orang tua dan saya bakal digantung hidup-hidup. Di tengah jalan, saya beranikan diri berkata pada mereka, “Om, mau nyusu ngga..?” “Jangan main-main kamu…” “Ayolah Om…. saya tau kok, Om mau juga kan ngewe sama saya..?” Mendengar itu, si Om langsung terangsang berat.

Saya langsung mengambil kesempatan meraba-raba batang kejantanannya yang tegang. “Ayo dong Om… saya pengen banget lho…” saya bilang lagi untuk menegasakan maksud saya. Bapak yang satunya lagi langsung setuju dan berkata, “Ya udah, kita bawa ke pos ronda aja pak Karim…” dan pak Karim pun setuju.

Setibanya di sana, ternyata masih ada 3 orang lagi yang menunggu di sana, termasuk bang Parli, hansip di komplek saya. Saya kegirangan sekali, bayangkan saya akan mendapatkan 6 batang kejantanan dalam semalam. Gila… beruntung sekali saya malam itu.

Setelah kami berenam ngobrol-ngobrol sebentar tentang kejadian antara saya dan mas Agus, saya langsung memberanikan diri menawarkan kesempatan emas ini ke mereka, “Saya sebenernya pengen banget ngerasain barangnya bapak-bapak ini…” Mereka langsung terlihat bernafsu dan terangsang mendengar perkataan saya, dan saya jeas mengetahuinya. Saya suruh mereka berlima melepas celana dan CD mereka sendiri dan duduk di bangku pos hansip itu. Mereka berbaris seperti menunggu dokter saja. Batang kemaluan mereka besar-besar juga.

Saya langsung memulai dengan batang kejantanan yang paling kanan, yaitu senjata keperkasaannya bang Parli. Saya hisap, saya gigit-gigit kecil, saya kocok di dalam mulut saya, dan saya jilati keseluruhan batangnya dan termasuk juga telurnya. Begitu juga pada batang keperkasaan yang kedua, ketiga, keempat, dan yang terakhir miliknya pak Karim. Setelah selesai, saya masih belum puas kalau belum meminum air mani mereka.

Lalu saya duduki batang kejantananmya bang Parli sampai masuk ke liang senggama saya. Saya kocok-kocok di dalam vagina saya. Sementara itu, pak Karim dan satu bapak lainnya menjilati dan menghisap puting susu saya, sedangkan yang dua bapak lainnya menunggu giliran. 10 menit setelah itu, saya sudah setengah tidak sadar, siapa yang menggenjot lubang senggama saya, siapa saja yang menghisap buah dada saya, batang kejantanan siapa saja yang sedang saya sepong, seberapa keras jeritan saya dan berapa kali saya sudah keluar karena orgasme.

Ada pula saatnya ketika satu senjata kejantanan masuk ke lubang vagina saya, sedangkan satu senjata lagi masuk ke lubang anus saya sambil saya menghisap 3 batang kemaluan secara bergantian. Pokoknya saya sudah tidak sadar lagi. Karena merasakan kenikmatan yang benar-benar tiada tara.

Untungnya mereka tidak mengeluarkan air maninya di dalam lubang kewanitaan saya, kalau tidak bisa hamil nanti saya… berabe dong..! Lagipula saya berniat meminum semua air mani mereka. Akhirnya saat yang saya tunggu-tunggu, yaitu saatnya saya berjongkok di depan mereka dan mereka mengelilingi wajah saya sambil mengocok-ngocokkan barang mereka masing-masing. Sesekali saya masih juga menghisap dan menyedot kelima batang kejantanan itu dengan lembut.




Akhirnya, “Crot… crot… crot… crot…. crot…” saya malam itu seperti mandi air mani. Saya merasa puas sekali. Waktu pulang, saya diantarkan bang Parli, si hansip. Ketika sudah sampai di depan rumah saya, sekali lagi bang parli membuka ritsletingnya dan menyodokkan batang kejantanannya ke dalam lubang senggama saya. Saya melakukannya sambil nungging berpegangan ke pagar depan rumah saya.

Selama 10 menit saya dan bang parli melakukan senggama di depan pagar rumah saya. Air maninya sekarang terpaksa dikeluarkan di punggung saya. Saya tidak menyesal karena air maninya kali ini tidak terlalu banyak.

Saya melompat pagar lagi, dan masuk ke kamar diam-diam. Sampai di kamar sudah jam 3 lebih. Badan saya seluruhnya malam itu bau sperma. Saya langsung tidur tanpa mandi dahulu karena besoknya saya harus ke sekolah. Saya yakin mereka semua akan tutup mulut sebab takut dengan istri mereka masing-masing. Agen BandarQ

NagaQQ

Kamis, 08 April 2021

Ayah Tiri ku Mengambil Keperawananku



NagaQQ - Disini aku akan mencerikan kisa seks ku, Sebut saja ayah Teddy, dia adalah ayah tiri yang menikah dengan mamahku 5 bulan yang lalu. Beliau berumur 43 tahun, mamah menikah kembali setelah ayah kandung aku meninggal. Menjanda sekitar 2 tahun tiba-tiba dilamar oleh seorang pria duda yang katanya dulu teman SMA. Kalau aku bebas asal itu pria baik dan mamah bahagia.


Mungkin mamah juga merasakan kesepian setelah ditinggalkan ayah. Daripada terus berlarut dalam kesedihan aku menginjinkan mamah untuk menikah kembali. ayah Teddy duda sudah sangat lama sekitar 5 tahun dia menceraikan istrinya karena tidak bisa memberikan keturunan. Dan akhirnya bertemu mamahku teman SMA yang saat itu statusnya menjanda.

Dia sangat menyayangi keluargaku, semua perlakuan itu menunjukan kalau dia memang benar-benar tulus menikahi mamahku yang sudah beranak 2. Namaku Siska usiaku 17tahunaku baru saja lulus SMA dan akan melanjutkan ke perguruan tinggi. Hari-hariku setelah lulus hanya di rumah saja sambil menunggu pengumuman penerimaan mahasiswa baru.

Waktu banyak kumpul dengan ayah  tiri mamah dan adikku. Kalau mamah kerja aku hanya berdua dengan ayah . ayah tiri aku bekerja sebagai pengawas paling pagi berangkat hanya absen saja. Dan kemudian pulang aku senang dengan ayah tiriku yang humoris. Aku merasa dekat banget layaknya ayah kandungku sendiri.

Aku terlahir dari keluarga yang memiliki kulit putih. Layaknya gadis perempuan yang sedang subu-suburnya tumbuh menjadi remaja. Aku tumbuh subur badanku tinggi dan semoks, payudara yang biasanya seumuran aku tidak sebesar ini. Ukuran braku aja 36B sangat besar jika seusiaku. Ntah aku tumbuh sangat subur beda dengan remaja lain.

Aku kalau di rumah sering memakai pakaian mini seperti celana pendek diatas lutut tangtop bahkan daster yang sexy. Aku juga tidak memiliki rasa sungkan dengan ayah tiriku karena dia sudah aku anggap seperti ayah sendiri. Kita udah biasa bercandaan bareng aku deket banget sama ayah . Apa aja aku selalu bercerita.

Aku sangat nyaman berada di samping ayah . Mamah tampak sangat bahagia ketika aku dekat ayah tiri. Sedangkan adikku dia kurang suka dengan ayah , dia belum bisa menggantikan posisi ayah di hatinya.Adikku cowok namanya Wildan , ya mungkin beda perasaan laki-laki dan perempuan. Laki-laki cenderung pendendam.

Tampak wajah Wildan yang masih berat banget menerima ayah Teddy sebagai ayah tiri kita. Namun aku yakin adikku bisa membuka hatinya, karena beliau sangat penyayang dan baik hati. Aku dan ayah Teddy sering bercandaan di ruang tivi. Tiduran berdua kadang menggelitik tubuhku dan aku pasti teriak-teriak karena nggak tahan dibuat ayah geli.

Mamah hanya tersenyum melihat aku , sedangkan adikku bersikap sewot. Waktu itu mamah masak di dapur aku sama ayah di sofa ngobrol biasa. Aku memakai celana pendek diatas lutut paha mulusku aku biarkan terbuka lebar di hadapan ayah . Sesekali ayah mengelus paha mulusku dengan lembut.

" Ihhhh… ayah sukanya gitu deh, geli tauk pah…, "
" Biarin aja, tapi enak kan sayang, geli-geli nikmat, hha…, " ucap ayah .
" Nggak tuh, wek…. wek…, " kataku sambil mengejek ayah .
Setelah ngobrol aku masuk kamar entah aku bisa kepikiran omongan ayah terus. " geli-geli nikmat, " hmmm emang bener sih waktu ayah belai paha aku rasanya geli gimana gitu. Aku baru sadar kalau aku ngerasain hal yang aneh dari belaian ayah .Keesokan harinya mamah bangun pagi banget karena mau ada meeting keluar kota dan pulang besok pagi.





Aku ditinggalkan berdua dengan ayah dan Wildan, namun adikku enggan di rumah dia malah menginap rumah eyang. Yaudah deh aku berduaan sama ayah aja. ayah ternyata juga kerja aku di rumah bermalas-malasan sambil nonton tivi. Tepat jam 9 aku masuk kamar danbergegas untuk mandi. Rasanya pengen yang seger gitu, aku mandi lama banget.

Mandi keramas Luluran membersihkan tubuhku sambil bernyanyi nggak kerasa udah 1 jam aku bercumbu dengan air. Aku keluar kamar mandi ayah udah di ruang TV.

" Hay anakku jam segini baru mandi ya..?, "
" Iya pah males mandi ni tadi pengen yang seger-seger aku mandi keramas luluran rasanya fresh banget.., " ucapku sambil membetulkan handuk yang menutupi sebaguian tubuhku.
Aku nggak sadar kalau aku setengah bugil di depan mata ayah . Aku masuk ke kamar namun aku lupa mengunci kamarku. Aku kalau habis mandi kebiasaan masih handukan berrias diri didepan kaca kamarku. Tiba-tiba ayah masuk ke dalam kamarku, aku terkejut.

" Hoooo ayah main masuk aja sih.., "
" Aku pengen nemenin anakku yang sedang bersolek.., "
" ahhh ayah keluar dulu dong Siska kan Cuma pakai handuk aja , aku mau ganti baju dulu pah.., "
" Aku kan ayah kamu jadi wajar dong menemanimu bahkan melihat kesemokan tubuhmu sayang…, "
ayah mendekati aku dengan perlahan kemudian aku dipeluk dari belakang. Tampak tanganku memegang lipatan handuk yang kendor itu. Pelukan ayah hangat banget , tampak dari kaca ayah memeluk sambil memejamkan mata. Memegang tanganku yang berada di depan payudaraku sangat erat. Payudaraku yang semoks terasa naik keatas dan semakin terlihat,
" Iihhhh ayah …, "

Ayah menidurkan aku di ranjang dengan mesra ayah mengecup bibirku. Aku pun menanggapi ciuman itu lidah ayah aku tarik dengan mulutku sebaliknya ayah . Seakan birahiku sangat terusik ingin terus memberikan respon terhadap sentuhan ayah . Leherku dibelai sangat lembut hingga aku geli gairah-gairah birahi seakan muncul dengan tiba-tiba.

" Aaaahhhhhh… ayah hh geli Pah… Aaaaahhhhh….., "
Bibirnya masih mengulum bibirku yang merah itu tangannya semakin turun kebawah ke payudaraku. Remasan lembut itu mulai membuatku tak berdaya. Handuk putih yang menutupi tubuhku sudah tebuka lebar di hadapan ayah . Payudara yang montok dan segar itu sudah siap untuk di mangsa ayah dengan penuh gairah sex.

" Paahhh jangan paahhh nanti mamah……….., "
Belum selesai aku bicara ayah sudah membungkam bibirku dengan mnegulum kembali. Getar-getar nafsu sudah merasuki ayah kita sudah terbawa suasana tanpa memikirkan status dalam keluarga. Ayah berada diatas menindih tubuhku wajahnya bertatapan dengan wajahku. Tatapan ayah tajam dan penuh gairah.

Begitu pula aku hanya terdiam merasakan tangan ayah yang terus membuat aku horny,
" Oughhh… harum sekali tubuhmu sayang…, "

Pandangannya mengarah ke payudaraku yang montok itu. Terus menatap dengan beringas, putting payudaraku yang merah itu di kulum ayah ,
" Ssshhhh… Aghhhhhhh… Oughhhh… pahhh…. Eughhhh…., " lenguhku terbawa dalam nafsu sex.
Tak henti-hentinya ayah mengulum putingku secara bergantian. Kanan kiri dia nikmati, sesekali dia merasa gemas dengan payudaraku puttingnya ditarik dengan bibir. Nikmatnya luar biasa,
" Sssssssss….Eughhhhhhhhh…. Pahhh… Oughhh….., " lenguhku.
Tubuhku bergetar saat ayah terus menggairahkan aku tubuhku bergerak merasakan kenikmatan itu. remasan payudaran putingku diputar-putar dengan jarinya. Apalagi di kulum aku tak kuasa dan terus mendesah manja,

" Aghhh… Aghhh… Aghhhh… Oughhhh….Pahhhhhh…, "
Terus turun kebawah bibir ayah sampai juga di pusarku. Memekku yang merekah itu sudah terbuka lebar. Ayah  kembali menciumi selakanganku secara bergantian. Birahiku memuncak hingga aku mengeluarkan cairan dari memekku. Tangannya perlahan membelai memekku dari atas ke bawah. Memekku yang belum berbulu itu terlihat siap diterkam ayah.
Jarinya menyusuri lipatan memekku, hingga menemukan klitorisku. Dia mengulum klitorisku dengan sangat syahdu. Sumpah nikmatnya udah nggak tertahankan,
" Aghhhh… pahhh… Oughhhhh… Aghhhhhhhhhhhhhh……., " desah liarku sambil tangannku memegang kepala ayah agar terus menciumi memekku.
Ayah tiba-tiba berdiri aku melihat penis ayah tegak dan kencang. Dia mengarahkan penisnya ke mulutku. Dia meminta agar aku mengulum penisnya, aku pegang erat penisnya dengan kedua tanganku. Aku mencoba mengocok penis ayah , seakan sudah berpengalaman aku mahir memainkan penis ayah ,

" Ya Sis lakukan seperti itu, enak sis enak banget, Oughhhhh……, " desah ayah .
Sesekali aku hisap dan aku kecup ujung penisnya. Lidahku berputar menyusuri penis ayah tak henti-hentinya aku mengocok penis ayah . Kembali ayah melepaskan penisnya dan dia mencium bibirku. Penisnya bersentuhan dengan memekku rasanya geli nikmat. Aku semakin memeluk ayah dengan sangat erat. Penis ayah gede banget dia gesek-gesekkan di memekku,
" Oughhhhhhh… Pahhhh… Ssssssss… Aghhhhh…., "

Desahan terus keluar dari bibirku karena kenikmatan itu membuat aku tak kuasa. ayah membuka kedua kakiku dengan lebar. Tampak aku mengangkang lebar, memekku sudah siap dinikmati ayah . Dia mengecup lubang memekku dengan lembut. Cairan itu kembali keluar meleleh dari lubang memekku, terlihat ayah  menggesekkan penisnya di lubangku.
Diputar-putar sangat nikmat, itu tandanya penis ayah sedang bersiap berpetualang di dalam memek perawanku. Pantat ayah seakan memberikan tekanan agar penis itu masuk ke dalam memekku. Perlahan dia memasukkan penisnya,

" Sssssss… sakitt pah … Aowww…. Sakit… Eughhh… ., "
Dia menganyunkan penisnya secara perlahan dan masuklah penis itu. Ujung penis menancap di memekku terasa sakit dan nikmat menjadi satu. ayah menekan maju mundur hingga penisnya masuk ke dalam memekku,
" Blesssssssssssssssssssss, "

" Aowwwwwwwwwwwwwww…. Oughhhhhhhhhhh…. Sssssshhhhhhh…. Sakit pah.. Aghhhh…, "
Keluarlah lendir kawin bercampur darah dari memekku, itu pertanda keperawananku sudah di renggut oleh ayah . Aku memeluk ayah dengan erat, birahi ayah sangat tinggi. Sesekali payudaraku diremas putingnya dikulum dimainkan agar kita sama-sama memuncak,
" Tahan dulu sakitnya ya sayang, entar juga enak lama-lama kog… Oughhh…, "

" Ughhhh… pelan-pelan pah, sakit, Aghhh… Eughhh…, " ucapku masih kesakitan.
Penis paah yang terus keluar masuk itu membuat aku merasakan sakit bercampur kenikmatan yang tak terkira. Baru pertama kali aku melakukan hubungan sex, jadi saat itu aku merasa tak kuat dan saat itu aku sudah orgasme untuk yang ketiga kalinya.

Lututku berasa lemas tak bertulang merasakan kenikmatan. Pantat ayah terus memberikan tekanan supaya penis masuk mentok ke dalam. Mempompa penisnya dengan penuh kegairahan. Terus dan terus penis ayah berkelana di dalam lubang memekku. Sesekali menggoyangkan penisnya, oohhhh terasa sangat nikmat banget.

Akal sehatku sudah hilang, aku tidak teringat lagi jiak yang berhubungan sex adalah ayah tiriku. Di bawah alam sadarku aku menikmati persenggamaan itu, ayah yang sangat bernafsu padaku dia terus menciumi dan menggoyang-goyangkan penisnya pada vaginaku,

" Oughhh… memek kmu enak sekali sayang, rasanya penis ayah seperti terjepit kuat… Oughhhh…, " ucap ayah sembari terus menggenjot memekku.
" Ughhhh.. Iya pah, Ssssss… genjot terus pah memek aku, enak sekali pah… Aghhhh…, " desahku nikmat tanda bahwa aku sudah melupakan kesakitan ketika diperawni tadi.

Desahan yang tanpa henti membuat ayah  semakin bergairah. Demikian aku hanya terpejam dan pasrah merasakan kenikmatan yang baru pertama kali aku rasakan ini. ayah dengan antusianya terus menggenjot memekku dengan penuh nafsu sex. Dengan gaya sex aku diabawah dengan paha terbuka lebar, ayah terus menusuk memekku dengan semangatnya.

Tidak terasa persetubuhan kami sudah berlangsung cukup lama, dari fourplay sampai ML sudah ada setengah jam. Ayah ebnar-benar perkasa dalam berhubungan sex, penisnya yang besar panjang dan berorotot itu terus menghujat memekku dengan dahsyatnya,
" Sayang… Ssssshhhh… ayah mau keluar sayang.. Oughhh…Ssshhh…, " ucap ayah penuh nafsu sex.






Ditengah persetubuhan kami ayah berbicara seperti itu, kira-kira 10 tusukan dia ayunkan pada memekku, tiba-tiba ayah  mencabut penisnya dan mengarahkan penisnya keatas perutku sembari dikocokdenagn tanganya sendiri,
" Ccccrrrroooootttt…. Ccccrrrooootttt….. Ccccrrrrooootttt….., "
" Oughhhhhhhhhhhhhhh… enak sayang… Aghhhhhhhhhhhhhh…, " ucap ayah seiring keluarnya

spermanya diatas perutku.
Sperma ayah keluar dengan derasnya fiatas perutku, rasnya hangat sekali karena perutku tersiram sperma yang kental dan banyak itu. Cairan itu berwarna putih kental seperti ingus, aku melihat cairan itu putih dan sangat kental.ayah pun merasa lega,
" Aghhhhhh… ayah puas sekali sayang bercinta dengan kamu, makasih ya sayang, " ucap ayah dengan rasa yang sangat puas.

ayah memelukku dengan erat dan dia bilang sangat menyanyangi aku. ayah dan aku sama-sama merasa puas saat itu setelah berhubungan sex. Sebnarnya aku sedikit menyesal karena keperawananku telah direnggut ayah tiriku, namun jika nasi sudah menjadi bubur aku bisa apa. Yasudahlah biarkan saja air mengalir mengikuti arusnya.

Singkat cerita sejak kejadian itu setiap kali mamah ke luar kota kita saling melepaskan gairah sex bersama setiap kali ada kesempatan. Aku dan ayah menjalin hubungan terlarang didalam rumahku sendiri, mamah tidak pernah mengetahui perbuatan kami hingga sekarang. Entah sampai kapan ini kan terjadi, ingin menyudahi namun batin sangat berat jika harus kehilangan kenikmatan sex. Agen BandarQ

NagaQQ