Minggu, 28 Februari 2021

Bercinta Dengan Teman Ayahku


NagaQQ - Perkenalkan namaku Bianca aku wanita umur 28 tahun kata orang tubuhku proposional dari tinggiku 169 cm dan berat badanku 56 kg ukuran payudaraku 36B didukung dengan wajah cantikku berkulit putih, memang aku dulu sering jadi SPG dalam acara pameran mobil jadi bisa dibayangkan secara singkat tentang diskripsiku.


BACA JUGA :  Perawan Pembantu Muda


Aku sudah mempunyai suami namanya Roni umurnya lebih tua dari aku 2 tahun, sementara ditahun ini kami memang sepakat untuk menunda momongan dulu, kalau masalah seks kehidupan kami baik baik saja, Suamiku bisa dibilang Hypersex malah bisa jadi dalam sehari minta jatah 3 kali.


Dan cerita ini berawal dari kesuksesan Roni bekerja di kantornya dan mendapat kepercayaan dari sang atasan yang sangat baik. Kepercayaan ini membuat dia sering harus bekerja overtime, pada awalnya aku bisa menerima semua itu tetapi kelamaan kebutuhan ini harus dipenuhi juga dan itulah yang membuat kami sering bertengkar karena kadang Roni harus berangkat lebih pagi dan lewat tengah malam baru pulang.


Dan mulailah cerita ini ketika Roni mendapat tanggung jawab untuk menangani suatu proyek dan dia dibantu oleh rekan kerjanya Yoko dari luar kota. Pertama diperkenalkan Yoko langsung seperti terkesima dan sering menatapku, hal itu membuatku risih.


Yoko cukup tampan gagah dan kekar. Karena tuntutan pekerjaan dan efisiensi, kantor Roni memutuskan agar Yoko tinggal di rumah kami utk sementara. Dan memang mereka berdua sering bekerja hingga larut malam di rumah kami.


Yoko tidur di kamar persis di seberang kamar kami. Sering di malam hari aku berpamitan tidur matanya yang nakal suka mencuri pandang diantara sela-sela baju tidur yang aku kenakan. Aku memang senang tidur bertelanjang agar jika Roni datang bisa langsung bercinta.


Pernah suatu saat ketika pagi hari kami aku dan Roni bercinta di dapur waktu masih pagi sekali dengan posisiku duduk di meja dan Roni dari depan, tiba-tiba Yoko  muncul dan melihat kami, dia menempelkan telunjuk dimulutnya agar aku tidak menghentikan kegiatan kami, karena kami sedang dalam puncaknya dan Roni yang membelakangi Yoko dan aku juga tidak tega menghentikan Roni.


Akhirnya ku biarkan Yoko melihat kami bercinta tanpa Roni sadari hingga kami berdua orgasme. Dan aku tahu Yoko melihat tubuh telanjangku ketika Roni melepaskan penisnya dan terjongkok di bawah meja.


Setelah kejadian itu Yoko lebih sering memperhatikan tiap lekuk tubuhku. Sampai suatu waktu ketika pekerjaan Roni benar2 sibuk sehingga hampir seminggu tidak menyentuhku. Di hari Jum’at kantor tempat Roni bekerja mengadakan pesta dinner bersama di rumah atasan Roni.


Rumahnya terdiri dari dua lantai yang sangat mewah di lantai 2 ada semacam galeri barang2 antik. Kami datang bertiga dan malam itu aku mengenakan pakaian yang sangat seksi, gaun malam warna merah yang terbuka di bagian belakang dan hanya dikaitkan di belakang leher oleh kaitan kecil sehingga tidak memungkinkan memakai BH.


Bagian bawahpun terdapat sobekan panjang hingga sejengkal di atas lutut, malam itu saya merasa sangat seksi dan Yoko pun sempat terpana melihatku keluar dari kamar. 


Sebelum berangkat aku dan Roni sempat bercinta di kamar dan tanpa sepengetahuan kami ternya Yoko mengintip lewat pintu yang memang kami ceroboh tidak tertutup sehingga menyisakan celah yang cukup untu melihat kami dari pantulan cermin, sayangnya karena letih atau terburu-buru mau pergi Roni orgasme terlebih dahulu dan aku dibiarkannya tertahan.


Dan Yoko mengetahui hal itu. Malam itu ketika acara sangat ramai tiba-tiba Roni dipanggil oleh atasannya untuk diperkenalkan oleh customer. Roni berkata padaku untuk menunggu sebentar, sambil menunggu aku ke lantai 2 untuk melihat barang2 antik, di lantai 2 ternyata keadaan cukup sepi hanya 2-3 orang yang melihat-lihat di ruangan yang besar itu.


Aku sangat tertarik oleh sebuah cermin besar di pojokan ruangan, tanpa takut aku melihat ke sana dan mengaguminya juga sekaligus mengagumi keseksian tubuhku di depan cermin, tanpa ku sadari di sampingku sudah berada Yoko .


“Udah nanti kacanya pecah lho..cakep deh..!”, canda Yoko.

“Ah bisa aja kamu Yoko ”,balasku tersipu.


Setelah berbincang2 di depan cermin cukup lama Yoko meminta tolong dipegangkan gelasnya sehingga kedua tanganku memegang gelasnya dan gelasku.


“Aku bisa membuat kamu tampak lebih seksi”,katanya sambil langsung memegang rambutku yang tergerai dengan sangat lembut.


Tanpa bisa mengelak dia telah menggulung rambutku sehingga menampak leherku yang jenjang dan mulus dan terus terang aku seperti terpesona oleh keadaan diriku yang seperti itu. dan memang benar aku terlihat lebih seksi.





Dan saat terpesona itu tiba-tiba tangan Yoko meraba leherku dan membuatku geli dan detik berikutnya Yoko telah menempelkan bibirnya di leher belakangku, daerah yang paling sensitif buatku sehingga aku lemas dan masih dengan memegang gelas Yoko yang telah menyudutkanku di dinding dan menciumi leherku dari depan.


“Yoko apa yang kamu lakukan..lepaskan aku Yoko ..lepas..!”,rontaku tapi Yoko tahu aku tidak akan berteriak di suasana ini karena akan mempermalukan semua orang.


Yoko  terus menyerangku dengan kedua tanganku memegang gelas dia bebas meraba buah dadaku dari luar dan terus menciumi leherku, sambil meronta-ronta aku merasakan gairahku meningkat, apalagi saat tiba-tiba tangan Yoko mulai meraba belahan bawah gaunku hingga ke selangkanganku.


“Yoko ..hentikan Yoko aku mohon..tolong Yoko ..jangan lakukan itu..”,rintihku, tapi Yoko terus menyerang dan jari tengah tangannya sampai di bibir vaginaku yang ternyata telah basah karena serangan itu.


Dia menyadari kalau aku hanya mengenakan G-string hitam dengan kaitan di pinggirnya, lalu dengan sekali sentakan dia menariknya dan terlepaslah G-stringku. Aku terpekik pelan apalagi merasakan ada benda keras mengganjal pahaku.


Ketika Yoko sudah semakin liar dan akupun tidak dapat melepaskan, tiba-tiba terdengar suara Roni memanggil dari pinggir tangga yang membuat pegangan himpitan Yoko terlepas, lalu aku langsung lari sambil merapikan pakaian ku menuju Roni yang tidak melihat kami dan meninggalkan Yoko dengan G-string hitamku.


Aku sungguh terkejut dengan kejadian itu tapi tanpa disadari aku merasakan gairah yang cukup tinggi merasakan tantangan melakukan di tempat umum walau dalam kategori diperkosa.


Ternyata pesta malam itu berlangsung hingga larut malam dan Roni mengatakan dia harus melakukan meeting dengan customer dan atasannya dan dia memutuskan aku untuk pulang bersama Yoko.


Tanpa bisa menolak akhirnya malam itu aku diantar Yoko , diperjalanan dia hanya mengakatakan


“Maaf Bianca ..kamu sungguh cantik malam ini.” Sepanjang jalan kami tidak berbicara apaun. Hingga sampai dirumah aku langsung masuk ke dalam kamar dan menelungkupkan diri di kasur, aku merasakan hal yang aneh antara malu aku baru saja mengalami perkosaan kecil dan perasaan malu mengakui bahwa aku terangsang hebat oleh serangan itu dan masih menyisakan gairah.


Tanpa sadar ternyata Yoko telah mengunci semua pintu dan masuk ke dalam kamarku, aku terkejut ketika mendengar suaranya’.


“Bianca aku ingin mengembalikan ini”‘ katanya sambil menyerahkan G-stringku berdiri dengan celana pendek saja, dengan berdiri aku ambil G-stringku dengan cepat, tapi saat itu juga Yoko telah menyergapku lagi dan langsung menciumiku sambil langsung menarik kaitan gaun malamku, maka bugilah aku diahadapannya.


Tanpa menunggu banyak waktu aku langsung dijatuhkan di tempat tidur dan dia langsung menindihku. Aku meronta-ronta sambil menendang-nendang?


”Yoko..lepaskan aku Yoko ..ingat kau teman suamiku Yoko ..jangan..ahh..aku mohon”, erangku ditengah rasa bingung antara nafsu dan malu, tapi Yoko terus menekan hingga aku berteriak saat penisnya menyeruak masuk ke dalam vaginaku, ternyata dia sudah siap dengan hanya memakai celana pendek saja tanpa celana dalam.



“Ahhhh?Yoko ..kau..:’ Lalu mulailah dia memompaku dan lepaslah perlawananku, akhirnya aku hanya menutup mata dan menangis pelan..clok..clok..clok..aku mendengar suara penisnya yang besar keluar masuk di dalam vaginaku yang sudah sangat basah hingga memudahkan penisnya bergerak.


Lama sekali dia memompaku dan aku hanya terbaring mendengar desah nafasnya di telingaku, tak berdaya walau dalam hati menikmatinya. Sampai kurang lebih satu jam aku akhirnya melenguh panjang


“Ahhh?..” ternyata aku orgasme terlebih dahulu, sungguh aku sangat malu mengalami perkosaan yang aku nikmati.


Sepuluh menit kemudian Yoko mempercepat pompaannya lalu terdengar suara Yoko di telingaku “Ahhh..hmmfff?” aku merasakan vaginaku penuh dengan cairan kental dan hangat sekitar tiga puluh deti kemudian Yoko terkulai di atasku.


“Maaf Bianca aku tak kuasa menahan nafsuku..”bisiknya pelan lalu berdiri dan meninggalkanku terbaring dan menerawang. hinga tertidur Aku tak tahu jam berapa Roni pulang hingga pagi harinya. Esok paginya di hari sabtu seperti biasa aku berenang di kolam renang belakang Roni dan Yoko berpamitan untuk nerangkat ke kantor.


Karena tak ada seorang pun aku memberanikan diri untuk berenang tanpa pakaian. Saat asiknya berenang tanpa disadari, Yoko ternyata beralasan tidak enak badan dan kembali pulang, karena Roni sangat mempercayainya maka dia izinkan Yoko pulang sendiri.


Yoko masuk dengan kunci milik Roni dan melihat aku sedang berenang tanpa pakaian. Lalu dia bergerak ke kolam renag dan melepaskan seluruh pakaiannya, saat itulah aku sadari kedatangannya,


“Yoko ..kenapa kau ada di sini?” tanyaku,


“Tenang Bianca suaimu ada di kantor sedang sibuk dengan pekerjaannya”, aku melihat tubuhnya yang kekar dan penisnya yang besar mengangguk angguk saat dia berjalan telanjang masuk ke dalam kolam


“Pantas sajaku semalam vaginaku terasa penuh sekali”‘pikirku.


Aku buru-buru berenang menjauh tetai tidak berani keluar dr dalam kolam karena tidak mengenakan pakaian apapun juga. Saat aku bersandar di pingiran sisi lain kolam, aku tidak melihat ada tanda2 Yoko di dalam kolam.


Aku mencari ke sekeliling kolam dan tiba-tiba aku merasakan vaginaku hangat sekali, ternyata Yoko ada di bawah air dan sedang menjilati vaginaku sambil memegang kedua kakiku tanpa bisa meronta.


Akhirnya aku hanya bisa merasakan lidahnya merayapai seluruh sisi vaginaku dan memasuki liang senggamaku..aku hanya menggigit bibir menahan gairah yang masih bergelora dari semalam. Cukup lama dia mengerjai vaginaku, nafasnya kuat sekali pikirku.


Detik berikutnya yang aku tahu dia telah berada di depanku dan penisnya yang besar telah meneyruak menggantian lidahnya?


“Arrgghh..” erangku menahan nikmat yang sudah seminggu ini tidak tersentuh oleh Roni. Akhirnya aku membiarkan dia memperkosaku kembali dengan berdiri di dalam kolam renang.


Sekarang aku hanya memeluknya saja dan membiarkan dia menjilati buah dadaku sambil terus memasukan penisnya keluar masuk.


Bahkan saat dia tarik aku ke luar kolam aku hanya menurutinya saja, gila aku mulai menikamti perkosaan ini, pikirku, tapi ternyata gairahku telah menutupi kenyataan bahwa aku sedang diperkosa oleh teman suamiku.


Dan di pinggir kolam dia membaringkanku lalu mulai menyetubuhi kembai tubuh mulusku..”Kau sangat cantik dan seksi Bianca ..ahh” bisiknya ditelingaku.


Aku hanya memejamkan mata berpura-pura tidak menikmatinya, padahal kalau aku jujur aku sangat ingin memeluk dan menggoyangkan pantatku mengimbangi goyangan liarnya. Hanya suara eranggannya dan suara penisnya maju mundur di dalam vaginaku, clok..clok..clep..dia tahu bahwa aku sudah berada dalam kekuasaannya.


Beberapa saat kemudian kembali aku yang mengalami orgasme diawali eranganku


“Ahhh..” aku menggigit keras bibirku sambil memegang keras pinggiran kolam,

“Nikmati sayang?”demikian bisiknya menyadari aku mengalami orgasme. Sebentar kemudian Yoko lah yang berteriak panjang,

“Kau hebat Bianca ..aku cinta kau..AAHHH..HHH” dan aku merasakan semburan kuat di dalam vaginaku.


Gila hebat sekali dia bisa membuatku menikmatinya pikirku. Setelah dia mencabut penisnya yang masih terasa besar dan keras, aku reflek menamparnya dan memalingkan wajahku darinya. Aku tak tahu apakah tamparan itu berarti kekesalanku padanya atau karena dia mencabut penisnya dari vaginaku yang masih lapar.


Setelah Roni pulang herannya aku tidak menceritakan kejadian malam lalu dan pagi tadi, aku berharap Roni dapat memberikan kepuasan padaku.


Dengan hanya menggenakan kimono dengan tali depan aku dekati Roni yang masih asik di depan komputernya di dalam kamar, lalu aku buka tali kimonoku dan kugesekan buah dadaku yang besar itu ke kepalanya dari belakang, berharap da berbalik dan menyerangku.


Ternyta yang kudapatkan adalah bentakannya “Bianca ..apakah kamu tak bisa melihat kalau aku sedang sibuk?


Jangan kau ganggu aku dulu..ini untuk masa depan kita” teriaknya keras.


Aku yakin Yoko  juga mendengar teriakannya. Aku terkejut dan menangis, lalu aku keluar kamar dengan membanting pintu, lalu aku pergi ke pinggir kolam dan duduk di sana merenung dan menahan nafsu.


Dari kolam aku bisa melihat bayangan di Roni di depan komputer dan lampu di kamar Yoko. Tampak samar-samar Yoko keluar dari kamar mandi tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya. Karena di luar gelap tak mungkin dia melihatku.


Tanpa sadar aku mendekat ke jendelanya dan memperhatikan Yoko mengeringkan tubuh. Gila kekar sekali tubuhnya dan yang menarik perhatianku adalah penisnya yang besar dan tegang mengangguk-angguk bergoyang sekanan memanggilku.


Aku malu sekali mengagumi dan mengaharapkan kembali penis itu masuk ke dalam vaginaku yang memang masih haus.


Perlahan aku membelai-belai vaginaku hingga terasa basah, akhirnya aku memutuskan untuk memintanya pada Yoko , dengan hati yang berdebar kencang dan nafsu yang sudah menutupi kesadaran, aku nekat masuk ke dalam kamar Yoko dan langsung mengunci pintu dari dalam.


Yoko sangat terkejut “Tyas..apa yang kamu lakukan?”, aku hanya menempelkan telunjuk di bibirku dan memberi isyarat agar tidak bersuara karena Roni ada di kamar seberang.


Langsung aku membuka pakaian tidurku dan terpampanglah tubuh putih mulusku tanpa sehelai benagpun di hadapannya, Yoko hanya terperangah dan menatap kagum pada tubuhku. Yoko tersenyum sambil memperlihatkan penisnya yang semakin membesar dan tampak berotot.


Dengan segera aku langsung berlutut di hadapannya dan mengulum penisnya, Yoko yang masih terkejut dengan kejadian ini hanya mendesah perlahan merasakan penisnya aku kulum dan hisap dengan nafsuku yang sudah memuncak.


Sambil mulutku tetap di dalam penisnya aku perlahan naik ke atas tempat tidur dan menempatkan vaginaku di mulut Yoko yang sudah terbaring, dia mengerti maksudku dan langsung saja lidahnya melahap vaginaku yang sudah sangat basah, cukup lama kami dalam posisi itu, terinat akan Roni yang bisa saja tiba-tiba datang aku langsung mengambil inisiatif untuk merubah posisi dan perlahan duduk di atas penisnya yang sudah mengacung tegang dan besar panjang.


Perlahan aku arahkan dan masukan ke dalam lubang vaginaku, rasanya berbeda dengan saat aku diperkosanya, perlahan tapi pasti aku merasaskan suatu sensasi yang amat besar sampai akhirnya keseluruhan batang penis Yoko masuk ke dalam vaginaku


“Ahh..sssfff..Braaam!” erangku perlahan menahan suara gairahku agar tidak terdengar, aku merasakan seluruh penisnya memenuhi vaginaku dan menyentuh rahimku.


Sungguh suatu sensasi yang tak terbayangkan, dan sensasi itu semakin bertambah saat aku mulai menggoyangkan pantatku naik turun sementara tangan Yoko dengan puasnya terus memainkan kedua buah dadaku memuntir-muntir putingku hingga berwarna kemerahan dan keras


“ahh..ahh..” demikian erangan kami perlahan mengiringi suara penisnya yan keluar masuk vaginaku clok..clok..clok? Tak tahan dengan nafsunya mendadak Yoko duduk dan mengulum buah dadaku dengan rakusnya bergantian kiri kanan bergerak ke leher dan terus lagi.


Aku sungguh tak dapat menahan gairah yang selama ini terpendam. Mungkin karena nafsu yang sudah sangat tertahan atau takut Roni mendengar tak kuasa aku melepaskan puncak gairahku yang pertama sambil mendekap erat Yoko dan menggigit pundaknya agar tidak bersuara.


Kudekap erta Yoko seakan tak dapat dilepaskan mengiringi puncak orgasmeku. Yoko merasakan penisnya disiram cairan hangat dan tahu bahwa aku mengalami orgasme dan membiarkanku mendekapnya sangat erat sambil memelukku dengan belaian hangatnya.




NAGAQQ: AGEN BANDARQ BANDARQ ONLINE ADUQ ONLINE DOMINOQQ TERBAIK


Selesai aku orgasme sekiat 30 detik, Yoko membalikan aku dengan penisnya masih tertancap di dalam vaginaku. Yoko mulai mencumbuku dengan menjilati leher dan putingku perlahan, entah mengapa aku kembali bernafsu dan membalas ciumannya denga mesra, lidah kami saling berpagutan dan Yoko merasakan penisnya kembali dapat keluar masuk dengan mudah karena vaginaku sudah kembali basah dan siap menerima serangan berikutnya.


Dan Yoko langsung memompa penisnya dengan semangat dan cepat membuat tubuhku bergoyang dan buah dadaku bergerak naik turun dan sungguh suara yang timbul antara erangan kami berdua yang tertahan derit tempat tidur dan suara penisnya keluar masuk di vaginaku kembali membakar gairahku dan aku bergerak menaik turunkan pantatku untuk mengimbangi Yoko.


Dan benar saja 10 menit kemudian aku sampai pada puncak orgasme yang kedua, dengan meletakan kedua kakiku dan menekan keras pantatnya hingga penisnya menyentuh rahimku. Kupeluk Yoko dengan erat yang membiarkan aku menikmati deburan ombak kenikmatan yang menyerangku berkali-kali bersamaan keluarnya cairanku.


Kugigit bibirku agar tidak mengeluarkan suara, cukup lama aku dalam keadaan ini dan anehnya setelah selesai aku berada dalam puncak ternyata aku sudah kembali mengimbangi gerakan Yoko dengan menaik turunkan pantatku.


Saat itulah kudengar pintu kamarku terbuka dan detik berikutnya pintu kamar Yoko diketuk Roni, “Yoko ..kau sudah tidur?”, demikian ketuk Roni.


Langsung saja Yoko melepaskan pelukannya dan menyuruhku bersembunyi di kamar mandi. Sempat menyambar pakaian tidurku yang tergeletak di lantai aku langsung lari ke kamar mandi dan mengunci dari luar.


Sungguh hatiku berdebar dengan kerasnya membayangkan apa jadinya jika aku ketahuan suamiku. Yoko dengan santai dan masih bertelanjang membuka pintu dan mengajak Roni masuk, Roni sempat terkejut melihat Yoko telanjang,


”Sedang apa kamu Yoko ” tanpa curiga dengan tempat tidur yang berantakan yang kalau diperhatikan dari dekat ada cairan kenikmatanku.


Yoko hanya tersenyum dan mengatakan,”Mau tau aja..”


Dasar Roni dia langsung membicarakan suatu hal pekerjaan dan mereka terlibat pembicaraan itu. Kurang lebih sepuluh menit mereka berbicara dan sepuluh menit juga hatiku sungguh berdebar-debar tapi anehnya dengan keadaan ini nafsuku sungguh semakin menjadi-jadi.


Setelah Roni keluar, Yoko kembali mengunci pintu kamar dan mengetuk kamar mandi perlahan,”Bianca buka pintunya..sudah aman”.


Begitu aku buka pintunya Yoko langsung menarik aku dan mendudukanku di meja dekat kamar mandi, langsung saja dibukanya kedua kakiku dan bless penisnya kembali memenuhi vaginaku.


“Ahhh..ahh..” erangan kami berdua kembali terdengar perlahan sambil terus menggoyangkan pantatnya maju mundur Yoko melahap buah dadaku dan putingku.


Sepuluh menit berlalu dan goyang Yoko semakin cepat sehingga aku tahu dia akan mencapai puncaknya, dan akupun merasakan hal yang sama


“Yoko lebih cepat sayang aku sudah hampir keluar..” desahku


“Tahan sayang kita bersamaan keluarnya”, dan benar saja saat kurasakan maninya menyembur deras dalam vaginaku aku mengalami orgasme yang ketiga dan lebih hebat dari yang pertama dan kedua, kami saling berpelukan erat dan menikmati puncak gairah itu bersamaan.


“Yoko ..,” desahku tertahan.


“Ahhh Bianca ..kau hebat..” demikian katanya.


Akhirnya kami saling berpelukan lemas berdua, sungguh suatu pertempuran yang sangat melelahkan. Saat kulirik jam ternyata sudah dua jam kami bergumul.


“Terima kasih Yoko ..kau hebat..” kataku dengan kecupan mesra dan langsung memakai pakaian tidurku kembali dan kembali ke kamarku. Roni tidak curiga sama sekali dan tetap berkutat dengan komputernya dan tidak menghiraukanku yang langsung berbaring tanpa melepas pakaianku seperti biasanya karena aku tahu ada bekas ciuman Yoko di sekujur buah dadaku.


Malam itu aku merasa sangat bersalah pada Roni tapi di lain sisi aku merasa sangat puas dan tidur dengan nyenyaknya. Esoknya seperti biasa di hari Minggu aku dan Roni berenang di pagi hari tetapi mengingat adanya Yoko .


Kami yang biasanya berenang bertelanjang akhirnya memutuskan memakai pakaian renag, aku syukuri karena hal ini dapat menutupi buah dadaku yang masih memar karena gigitan Yoko . Saat kami berenang aku menyadari bahwa Yoko sedang menatap kami dari kamarnya.


Dan saat Roni sedang asyik berenang kulihat Yoko memanggilku dengan tangannya dan yang membuat aku terkejut dia menunjukan penisnya yang sudah mengacung besar dan tegang. Seperti di hipnotis aku nekat berjalan ke dalam.


”Ron aku mau ke dalam ambil makanan ya..!” kataku pada Roni, dia hanya mengiyakan sambil terus berenang, Roni memang sangat hobi berenang bisa 2 jam nonstop tanpa berhenti.


Aku dengan tergesa masuk ke dalam dan menuju kamar Yoko . Di sana Yoko sudah menunggu dan tak sabar dia melucuti pakain renangku yang memang hanya menggunakan tali sebagai pengikatnya.


“Gila kamu Yoko ..bisa ketahuan Roni lho,” protesku tanpa perlawanan karena aku sendiri sangat bergairah oleh tantangan ini. dan dengan kasar dia menciumi punggungku sambil meremas buah dadaku


“Tapi kamu menikmatinya khan?!,” goda Yoko sambil mencium leher belakangku.


Dan aku hanya mendesah menahan nikmat dan tantangan ini. Yang lebih gila Yoko menarikku ke jendela dan masih dari belakang dia meremas-remas buah dadaku dan meciumi punggung hingga pantatku,


“Gila kau Yoko , Roni bisa melihat kita,” tapi anehnya aku tidak berontak sama sekali dan memperhatikan Roni yang benar-benar sangat menikamti renangnya.


Di kamar Yoko pun aku sangat menikmati sentuhan Yoko.


“Bianca kamu suka ini khan?” tanyanya sambil dengan keras menusukan penisnya ke dalam vaginaku dari belakang.


“Ahhh..Yoko ..” teriakku kaget dan nikmat, sekarang aku berani bersuara lebih kencang karena tahu Roni tidak akan mendengarnya.


Langsung saja Yoko memaju mundurkan penisnya di vaginaku.


”Ahh.. Yoko lebih kencang..fuck me Yoko ..puaskan aku Yoko ..penismu sungguh luar biasa..Yoko aku sayang kamu..” teriakku tak keruan dengan masih memperhatikan Roni.


Yoko mengimbangi dengan gerakan yang liar hingga vaginaku terasa lebih dalam lagi tersentuh penisnya dengan posisi ini,


”Bianca ..khhaau hhebat..” desahnya sambil terus menekanku, kalau saja Roni melihat sejenak ke kamar Yoko maka dia akn sangat terkejut meilhat pemandangan ini, istrinya sedang bercinta dengan rekan kerjanya.


Ternyata kami memang bisa saling mengimbangi, kali ini dalam waktu 20 menit kami sudah mencapai puncak secara bersamaan


“Teruuus Yoko lebih kuat aku keluar Yoko ”, teriak ku.


Setelah itu aku langsung mencium bibirnya dan kembali mengenakan pakaian renangku dan kembali berenang bersama Roni yang tidak menyadari kejadian itu.


Setelah itu hari-hari berikutnya sungguh mendatangkan gairah baru dalam hidupku dengan tantangan bercinta bersama Yoko.


Pernah suatu saat ketika akhirnya Roni mau bercinta denganku di suatu malam hingga akhirnya dia tertidur kelelahan, aku hendak mengambil susu di dapur dan karena sudah larut malam aku nekat tidak mengenakan pakaian apapun.


Saat aku membungkuk di depan lemari es sekelebat ku lihat bayangan di belakangku sebelum aku menyadari Yoko sudah di belakangku dan langsung menubruku dari belakang.


“Yoko kamu nakal” desahku yang juga menikmatinya dan kami bercinta hingga hampir pagi di dapur. Sungguh bersama Yoko kudapatkan gairah terpendamku selama ini.


Akhirnya ketika proyek kantor Roni selesai Yoko harus pergi dari rumah kami dan malam sebelum pergi aku dan Yoko menyempatkan bercinta kembali.


NagaQQ

Kamis, 25 Februari 2021

Perawan Pembantu Muda


NagaQQ - Aku adalah seorang ayah dari 2 orang anak lelaki yang berusia 9 dan 4 tahun, Isteriku bekerja sebagai Direktur di suatu prusahaan swasta. Kehidupan rumah tanggaku harmonis dan bahagia, kehidupan seks-ku dengan isteriku tidak ada hambatan sama sekali.


BACA JUGA :  Puas Bercinta Dengan Tante Muda


Kami memiliki seorang pembantu, Sumsum namanya, berumur kurang lebih 23 tahun, belum kawin dan masih lugu karena kami dapatkan langsung dari desanya di Jawa Timur.


Wajahnya biasa saja, tidak cantik juga tidak jelek, kulitnya bersih dan putih terawat, badannya kecil, tinggi kira-kira 155 cm, tidak gemuk tapi sangat ideal dengan postur tubuhnya, buah dadanya juga tidak besar, hanya sebesar nasi di Kentucky Fried Chicken.


Cerita ini terjadi pada tahun 2015 bulan November, berawal ketika aku pulang kantor kurang lebih pukul 14:00, jauh lebih cepat dari biasanya yang pukul 19:00. Anakku biasanya pulang dengan ibunya pukul 18:30, dari rumah neneknya.


Seperti biasanya, aku langsung mengganti celanaku dengan sarung kegemaranku yang tipis tapi adem, tanpa celana dalam. Pada saat aku keluar kamar, nampak Sumsum sedang menyiapkan minuman untukku, segelas besar es teh manis.


Pada saat dia akan memberikan padaku, tiba-tiba dia tersandung karpet di depan sofa di mana aku duduk sambil membaca koran, gelas terlempar ke tempatku, dan dia terjerembab tepat di pangkuanku, kepalanya membentur keras kemaluan ku yang hanya bersarung tipis.


Spontan aku meringis kesakitan dengan badan yang sudah basah kuyup tersiram es teh manis, dia bangun membersihkan gelas yang jatuh sambil memohon maaf yang tidak henti-hentinya.


Semula aku akan marah, namun melihat wajahnya yang lugu aku jadi kasihan, sambil aku memegangi kemaluan ku aku berkata, “Sudahlah nggak pa-pa, cuman iniku jadi pegel”, sambil menunjuk kemaluan ku.


“Sumsum harus gimana Pak?” tanyanya lugu.

Aku berdiri sambil berganti kaos oblong, menyahut sambil iseng, “Ini musti diurut nih!”

“Ya, Pak nanti saya urut, tapi Sumsum bersihin ini dulu Pak!” jawabnya.


Aku langsung masuk kamar, perasaanku saat itu kaget bercampur senang, karena mendengar jawaban pembantuku yang tidak disangka-sangka. Tidak lama kemudian dia mengetuk pintu, “Pak, Mana Pak yang harus Sumsum urut..” Aku langsung rebah dan membuka sarung tipisku, dengan kemaluan ku yang masih lemas menggelantung. Sumsum menghampiri pinggir tempat tidur dan duduk.





“Pake, rhemason apa balsem Pak?” tanyanya.

“Jangan.. pake tangan aja, ntar bisa panas!” jawabku.


Lalu dia meraih batang kemaluan ku perlahan-lahan, sekonyong-konyong kemaluan ku bergerak tegang, ketika dia menggenggamnya.


“Pak, kok jadi besar?” tanyanya kaget.

“Wah itu bengkaknya mesti cepet-cepet diurut. Kasih ludahmu aja biar nggak seret”, kataku sedikit tegang.

Dengan tenang wajahnya mendekati kemaluan ku, diludahinya ujung kemaluan ku.

“Ah.. kurang banyak”, bisikku bernafsu.

Kemudian kuangkat pantatku, sampai ujung kemaluan ku menyentuh bibirnya, “Dimasukin aja ke mulutmu, biar nggak cape ngurut, dan cepet keluar yang bikin bengkak!” perintahku seenaknya.


Perlahan dia memasukkan kemaluan ku, kepalanya kutuntun naik turun, awalnya kemaluan ku kena giginya terus, tapi lama-lama mungkin dia terbiasa dengan irama dan tusukanku. Aku merasa nikmat sekali. “Akh.. uh.. uh.. hah..” Kulumannya semakin nikmat, ketika aku mau keluar aku bilang kepadanya, “Sumsum nanti kalau aku keluar, jangan dimuntahin ya, telan aja, sebab itu obat buat kesehatan, bagus sekali buat kamu”, bisikku. “Hepp.. ehm.. HPp”, jawabnya sambil melirikku dan terus mengulum naik turun.


Akhirnya kumuncratkan semua air maniku. “Akh.. akh.. akh.. Sumsum .. Sumsum .. enakhh..” Pada saat aku menyemprotkan air maniku, dia diam tidak bergerak, wajahnya meringis merasakan cairan asing membasahi kerongkongannya, hanya aku saja yang membimbing kepalanya agar tetap tidak melepas kulumannya.


Setelah aku lemas baru dia melepaskan kulumannya, “Udah Pak?, apa masih sakit Pak?” tanyanya lugu, dengan wajah yang memelas, bibirnya yang basah memerah, dan sedikit berkeringat. Aku tertegun memandang Sumsum yang begitu menggairahkan saat itu, aku duduk menghampirinya, “Sumsum kamu capek ya, apa kamu mau tahu kalau kamu diurut juga kamu bisa seger kayak Bapak sekarang!”


“Nggak Pak, saya nggak capek, apa bener sih Pak kalo diurut kayak tadi, bisa bikin seger? tanyanya semakin penasaran. Aku hanya menjawab dengan anggukan dan sambil meraih pundaknya kucium keningnya, lalu turun ke bibirnya yang basah dan merah, dia tidak meronta juga tidak membalas.


Aku merasakan keringat dinginnya mulai keluar, ketika aku mulai membuka kancing bajunya satu persatu, sama sekali dia tidak berontak hingga tinggal celana dalam dan Bh-nya saja.


Tiba-tiba dia berkata, “Pak, Sumsum malu Pak, nanti kalo Ibu dateng gimana Pak?” tanyanya takut.

“Lho Ibu kan baru nanti jam enam, sekarang baru jam tiga, jadi kita masih bisa bikin seger badan”, jawabku penuh nafsu. Lalu semua kubuka tanpa penutup, begitu juga aku, kemaluan ku sudah mulai berdiri lagi.


Dia kurebahkan di tepi tempat tidur, lalu aku berjongkok di depan dengkulnya yang masih tertutup rapat, “Buka pelan-pelan ya, nggak pa-pa kok, aku cuma mau urut punya kamu”, kataku meyakinkan, lalu dia mulai membuka pangkal pahanya, putih, bersih dan sangat sedikit bulunya yang mengitari liang kewanitaannya, cenderung botak.


Dengan ketidaksabaranku, aku langsung menjilat bibir luar kewanitaannya, tanpa ampun aku jilat, sesekali aku sodokkan lidahku ke dalam, “Akh.. Pak geli.. akh.. akuhhfh..” Klitorisnya basah mengkilat, berwarna merah jambu. Aku hisap, hanya kira-kira 5 menit kulumat liang kewanitaannya, lalu dia berteriak sambil menggeliat dan menjepit kepalaku dengan pahanya serta matanya terpejam. “Akh.. akh.. uahh..” teriakan panjang disertai mengalirnya cairan dari dalam liang kewanitaannya yang langsung kujilati sampai bersih.


“Gimana Sumsum , enak?” tanyaku nakal. Dia mengangguk sambil menggigit bibir, matanya basah kutahu dia masih takut. “Nah sekarang, kalau kamu sudah ngerti enak, kita coba lagi ya, kamu nggak usah takut!”. Kuhampiri bibirnya, kulumat bibirnya, dia mulai memberikan reaksi, kuraba buah dadanya yang kecil, lalu kuhisap-hisap puting susunya, dia menggelinjang, lama kucumbui dia, hingga dia merasa rileks dan mulai memberikan reaksi untuk membalas cumbuanku, kemaluan ku sudah tegang.


Kemudian kuraba liang kewanitaannya yang ternyata sudah berlendir dan basah, kesempatan ini tidak kusia-siakan, kutancapkan kemaluan ku ke dalam liang kenikmatannya, dia berteriak kecil, “Aauu.. sakit Pak!”. Lalu dengan perlahan kutusukkan lagi, sempit memang, “Akhh.. uuf sakit Pak..”.


Melihat wajahnya yang hanya meringis dengan bibir basah, kuteruskan tusukanku sambil berkata, “Ini nggak akan lama sakitnya, nanti lebih enak dari yang tadi, sakitnya jangan dirasain..” tanpa menunggu reaksinya kutancapkan kemaluan ku, meskipun dia meronta kesakitan, pada saat kemaluan ku terbenam di dalam liang surganya kulihat matanya berair (mungkin menangis) tapi aku sudah tidak memikirkannya lagi, aku mulai mengayunkan semua nafsuku untuk si Sumsum .


Hanya sekitar 7 menit dia tidak memberikan reaksi, namun setelah itu aku merasakan denyutan di dalam liang kewanitaannya, kehangatan cairan liang kewanitaannya dan erangan kecil dari bibirnya. Aku tahu dia akan mencapai klimaks, ketika dia mulai menggoyangkan pantatnya, seolah membantu kemaluan ku memompa tubuhnya.




NAGAQQ: AGEN BANDARQ BANDARQ ONLINE ADUQ ONLINE DOMINOQQ TERBAIK


Tak lama kemudian, tangannya merangkul erat leherku, kakinya menjepit pinggangku, pantatnya naik turun, matanya terpejam, bibirnya digigit sambil mengerang, “Pak.. Pak terus.. Pak.. Sumsum .. Sumsum ..Sumsum .. daapet enaakhh Pak.. ahh..” mendengar erangan seperti itu aku makin bernafsu, kupompa dia lebih cepat dan.. “Sumsum .. akh.. akh.. akh..” kusemprotkan semua maniku dalam liang kewanitaannya, sambil kupandangi wajahnya yang lemas. Aku lemas, dia pun lemas.


“Sumsum aku nikmat sekali, habis ini kamu mandi ya, terus beresin tempat tidur ini ya!”, suruhku di tengah kenikmatan yang kurasakan.

“Ya Pak”, jawabnya singkat sambil mengenakan pakaiannya kembali.


Ketika dia mau keluar kamar untuk mandi dia berbalik dan bertanya, “Pak.. kalo pulang siang kayak gini telpon dulu ya Pak, biar Sumsum bisa mandi dulu, terus bisa ngurutin Bapak lagi”, lalu ngeloyor keluar kamar, aku masih tertegun dengan omongannya barusan, sambil menoleh ke sprei yang terdapat bercak darah perawan Sumsum .


Saat ini Sumsum masih bekerja di rumahku, setiap 2 hari menjelang menstruasi (datang bulannya sangat teratur), aku pulang lebih awal untuk berhubungan dengan pembantuku, namun hampir setiap hari di pagi hari kurang lebih pukul 5, kemaluan ku selalu dikulumnya saat dia mencuci di ruang cuci, pada saat itu isteriku dan anak-anakku belum bangun.


NagaQQ

Selasa, 23 Februari 2021

Puas Bercinta Dengan Tante Muda


NagaQQ - Aku Feri, berumur 24 tahun. Ini cerita mengenai pengalamanku. Pertama-tama aku mau cerita soal diriku. Aku saat ini kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Malang. Di Malang aku tinggal dengan tanteku. Tanteku orangnya masih muda, umurnya hanya selisih 3 tahun denganku. Itulah mengenai diriku, dan selanjutnya silakan ikuti pengalamanku ini.


BACA JUGA :  Gadis Perawanku


Saat itu aku baru saja pulang kuliah, langsung saja ku masuk kekamar. Ketika baru sampai di depan  pintu kamar, samar-samar ku dengar tante sedang bicara dengan temannya di telpon. Aku orangnya memang suka jahil, kucoba menguping dari balik pintu yang memang sedikit terbuka. Kudengar tante mau mengadakan pesta seks di rumah ini pada hari Sabtu. Aku gembira sekali mendengarnya. Untuk memastikan berita itu, langsung saja aku masuk ke kamar tante. Setelah selesai telpon, tante kaget melihatku sudah masuk ke kamarnya.


"Fer, Kamu udah pulang rupanya. Kamu ada perlu ama Tante, ya..?" katanya.


Aku langsung saja to the point, "Tante, Feri mau nanya.., boleh khan..?" kataku.


"Boleh aja keponakanku sayang, Kamu mau nanya apa..?" sambungnya sambil menyubit pipiku.


"Tapi sebelumnya Feri minta maaf Tante, soalnya Feri tadi nggak sengaja nguping pembicaraan Tante di telpon."


"Aduhh.. Kamu nakal ya Fer, awas nanti Aku bilangin ama Mama Kamu. Tapi.. Oke dech nggak apa-apa. Terus apa yang mau Kamu tanyakan,ayo bilang..!" katanya agak jengkel.


"Feri tadi dengar Tante ama teman Tante mau ngadain pesta seks disini, benar itu Tante..?" kataku pelan.


"Idihh.. jorok ach Kamu. Masak Tante mau ngadain pesta seks disini, itu nggak benar Fer."


"Tapi tadi Feri dengar sendiri Tante bicara ama teman Tante, please donk Tante, jangan bohongin Feri. Nanti Feri bilangin ama Om kalau Tante mau ngadain pesta disini." kataku agak mengancam.


"Apaa..! Aduhh.., Fer, please jangan bilang ama Om Kamu. Iya dech Tante ngaku." katanya agak memohon.


"Nah, khan ketahuan Tante bohongin Feri." kataku senang.


"Terus Kamu mau apa kalau Tante ngadain pesta..?" katanya penasaran.


"Gini Tante, anuu.., anuu.., Feri.., pengen.. anuu.."


"Anu apa sih Fer..? Ngomong donk terus terang..!" katanya tambah penasaran.


"Boleh nggak, Feri ikutan pestanya Tante..?"


Aduh tante melotot lagi sambil berkata, "Udah, ah, Kamu ini kayak orang kurang kerjaan aja."


Terus ku rayu lagi, "Yaa.. Tante.. ya.. please..!"





"Tapi ini khan untuk orang dewasa lagi, Kamu ngaco dech. Lagian khan Kamu masih kecil." katanya agak kesal.


"Tapi Tante, Feri khan udah gede, masak nggak boleh ikut. Kalau nggak percaya, Tante boleh lihat punya Feri..!"


Lalu kulepaskan celana dan CD-ku. Lalu terlihatlah batang kemaluanku yang lumayan besar, kira-kira panjangnya 17 cm dengan diameter 10 cm.


Tante kaget sekali melihat ulahku lalu, "Feri sayang.., punya Kamu besar dan panjang  sekali. Punya Kamu lebih besar dari Om Kamu. Hhhmm.., boleh nggak Tante pegang kepala yang besar itu Sayang..?" katanya dengan genit.


"Tante boleh ngobok-ngobok kontolku, tapi Tante harus ngijinin Feri ikut pesta nanti..!" kataku agak mengancam.


"Ya dech, Feri nanti boleh ikut. Tapi Tante mau nanya ama kamu, Feri udah pernah ngeseks belom..?" tanyanya.


Lalu kukatakan saja kalau aku belum pernah melakukan seks dengan cewek, tapi kalau raba sana, raba sini, cium sana, cium sini sih aku pernah melakukannya.


"Mau nggak Tante ajarin..?" katanya dengan genit.


Aku hanya terdiam. Lalu tiba-tiba tante meletakkan tangannya di pahaku. Aku begitu terkejut.


"Kenapa Kamu terkejut..? Tante hanya memegang paha Kamu aja kok..!"


Kemudian tante mengambil tanganku, lalu dia mulai menciumi tanganku. Aku merasakan barangku mulai bangun. Tanteku mulai menciumi leherku, kemudian bibirku dilumat juga. Dia masukkan lidahnya ke dalam mulutku, tanpa kusadari aku mengulum lidahnya. Nafasnya mulai tidak beraturan kudengar. 


Sementara kami asyik berciuman, tangannya mulai meraba-raba batang kemaluanku. Dia meremas-remas pelan. Aku pun jadi mulai berani. Kumasuki tanganku kedalam bajunya untuk meraba payudaranya. Ku masukkan tanganku ke dalam bra-nya, terus kuremas-remas.


"Aaahh.." dia mulai mendesah.


Tidak lama aku disuruh duduk di tepi ranjang, sementara tante melepaskan bajunya step-by-step. Mataku tidak berkedip sedetik pun. Aku tidak mau melepaskan Pemandangan yang indah itu dari mataku. Kelihatan bra-nya yang berwarna hitam transparan, sehingga payudaranya yang putih dengan putingnya yang merah kecoklatan samar terlihat. CD-nya ternyata berwarna hitam transparan berenda. Kulihat belahan vaginanya yang tidak ada bulunya itu.


Lalu dia melepaskan bra-nya, payudaranya yang lumayan besar itu seperti loncat keluar dan mulai berayun-ayun, membuatku tambah tegang saja. Kemudian dia melepaskan CD-nya. Kelihatan vaginanya begitu menarik, agak kecoklatan warnanya. Lalu tante jalan menghampiriku dan duduk di tepi ranjang.


"Tante buka baju Kamu yaa.., Fer..?" katanya genit.


Aku hanya mengangguk. Setelah aku telanjang total, tante langsung jongkok di depanku dan menyuruhku membuka kaki lebar-lebar. Batang kejantananku yang sudah tegang itu tepat di depan wajahnya. Lalu dia mulai menjilati kakiku mulai dari jempol kakiku dan yang lainnya. Dia naik ke betisku yang berbulu lebat, persis hutan di Kalimantan. Kemudian dia naik lagi ke pahaku, dielusnya dan dijilatinya, setelah itu dia berpindah ke lubang anusku yang juga dicium dan dijilatinya. Tidak hanya itu, ternyata dia memasukkan jari tengahnya ke lubang anusku. Ohh.., nikmatnya. Lalu dia mulai mengelus-elus batang kejantananku dan tangan satunya memijat-mijat my twins egg-ku.


"Aaahh..!" aku mengerang kenikmatan.


Kemudian dia memasukkan batang kejantananku ke mulutnya, dia hisap penisku, terus diemut-emutnya senjata kejantananku. Dia gerakan kepalanya  naik-turun dengan batang kejantananku masih di dalam mulutnya. Terasa penisku menyentuh tenggorokannya dan masih terus dia tekan. 


Masih dia tekan terus sampai bibirnya menyentuh badanku. Semua batang penisku ditelan oleh tanteku, lidahnya menjilat bagian bawah penisku dan bibirnya dibesar-kecilkan, sebuah rasa yang tidak pernah kubayangkan. Penisku kemudian dikeluar-masukkan, tapi tetap masuk seluruhnya ke tenggorokannya.


Setelah beberapa lama dihisap dan dikeluar-masukkan, terasa batang penisku sudah mau mengeluarkan cairan. Sambil memeras biji kemaluanku dan tangan yang satu lagi dimasukkannya ke dalam lubang pantatku, kubilang sama tante, "Tante.., Aku mau keluar, ohh..!"


Dia keluarkan penisku dan bilang, "Go on come in My mouth. I want to taste and drink your cum, Feri. Hhhmm.."


Penisku dimasukkan lagi, dan sekarang dia memasukkan dengan lebih dalam dan dihisap lebih keras lagi. Setelah beberapa kali keluar masuk, ku keluarkan spermaku di dalam mulut tante, dan langsung ke dalam tenggorokannya. Terasa tengorokannya mengecil dan jari di lubang pantatku lebih ditekan ke dalam lagi sampai semuanya masuk. Aku benar-benar merasakan nikmat yang sulit dikatakan.


Perlahan-lahan dia mengeluarkan batang penisku sambil berkata,"Punya Kamu enak Fer.., Tante suka," katanya, "Sekarang giliran Kamu yaahh..!" pintanya.


Kemudian dia berbaring di tempat tidur dan kakinya dikangkanginya lebar-lebar. Tante menyuruhku menjilat vaginanya yang kelihatan sudah basah. Baru pertama kali itu kulihat vagina secara langsung. Dengan agak ragu-ragu, kupegang bibir vaginanya.


"Jangan malu-malu..!" katanya.


Kugosok-gosok tanganku di bibir kemaluannya itu. "Mmmhh..," dia mulai mengerang. Lama-lama klitorisnya mulai mengeras dan menebal.


"Kamu jilat dong..!" pintanya.


Kemudian aku menunduk dan mulai menjilati liang senggamanya yang sudah merah itu.


"Mmmhh.., enak juga.." kupikir.


Aku semakin bersemangat menjilati vagina tanteku sendiri. Sedang asyik-asyiknya aku menjilati liang senggama, tiba-tiba badan tante ku mengejang.


Desahannya semakin keras, "Aaahh.., aahh..!"


Lalu muncratlah air maninya dari lubang senggamanya banyak sekali. Langsung saja kutelan habis cairan itu. Mmmhh.., enak juga rasanya.


Kemudian dia bilang, "Ohh.., God.. bener-bener hebat Kamu Fer.. lemes Tante.. nggak kuat lagi dech untuk berdiri.., ohh..!"


Lalu dengan perlahan kutarik kedua kakinya ke tepi ranjang, kubuka pahanya lebar-lebar dan kujatuhkan kakinya ke lantai. Vaginanya sekarang sudah terbuka agak lebar. Nampaknya dia masih terbayang-bayang atas peristiwa tadi dan belum sadar atas apa yang kulakukan sekarang padanya. Begitu tante sadar, batang kejantananku sudah menempel dibibir kemaluannya.


"Tante, Feri udah nggak tahan nich..!" kataku memohon. Dia mengangguk lemas, lalu, "Ohh..!" dia hanya bisa menjerit tertahan.


Lalu selanjutnya aku tak tahu bagaimana cara memasukkan penisku kedalam liang senggamanya. Lubangnya agak kecil dan rapat. Tiba-tiba kurasakan tangan tante memegang batang kejantananku dan membimbing senjataku ke liang kenikmatannya.


"Tekan disini Fer..! Pelan-pelan yaa.., punya Kamu gede buanget sih..!" katanya sambil tersenyum.


Lalu dengan perlahan dia membantuku memasukkan penisku ke dalam lubang kemaluannya. Belum sampai setengah bagian yang masuk, dia sudah menjerit kesakitan.


"Aaa.., sakit.. oohh.., pelan-pelan Fer, aduhh..!" tangan kirinya masih menggenggam batang kemaluanku, menahan laju masuknya agar tidak terlalu keras.


Sementara tangan kanannya meremas-remas rambutku. Aku merasakan batang kejantananku diurut-urut di dalam liang kenikmatannya. Aku berusaha untuk memasukkan lebih dalam lagi, tapi tangan tante membuat penisku susah untuk memasukkan lebih dalam lagi. Aku menarik tangannya dari penisku, lalu kupegang erat-erat pinggulnya. Kemudian kudorong batang kejantananku masuk sedikit lagi.


"Aduhh.., sakitt.., ohh.. sshh.. aacchh.." kembali tante mengerang dan meronta.


Aku juga merasakan kenikmatan yang luar biasa, tak sabar lagi kupegang erat-erat pinggulnya supaya dia berhenti meronta, lalu kudorong sekuatnya batang kemaluanku ke dalam lagi. Kembali tante menjerit dan meronta dengan buasnya.


Aku berhenti sejenak, menunggu dia tenang dulu lalu, "kenapa berhenti, ayo goyang lagi donk Fer..," dia sudah bisa tersenyum sekarang.


Lalu aku menggoyang batang kejantananku keluar masuk di dalam liang kenikmatannya. Tante terus membimbingku dengan menggerakkan pinggulnya seirama dengan goyanganku. Lama juga kami bertahan di posisi seperti itu. Kulihat dia hanya mendesis, sambil memejamkan mata. Tiba-tiba kurasakan bibir kemaluannya menjepit batang kejantananku dengan sangat kuat, tubuh tante mulai menggelinjang, nafasnya mulai tak karuan dan tangannya meremas-remas payudaranya sendiri.


"Ohh.., ohh.., Tante udah mo keluar nich.., sshh.. aahh.."goyangan pinggulnya sekarang sudah tidak beraturan, "Kamu masih lama nggak, Fer..? Kita keluarin bareng-bareng aja yuk.. aahh..!"


Tidak menjawab, aku semakin mempercepat goyanganku.


"Aaahh.., Tante keluar Fer..! Ohh ennaakk..!" dia mengelinjang dengan hebat, kurasakan cairan hangat keluar membasahi pahaku.


Aku semakin bersemangat menggenjot. Aku juga merasa bahwa aku juga akan keluar tidak lama lagi.


Dan akhirnya, "Ahh.., sshh.. ohh..!" kusemprotkan cairanku ke dalam liang kewanitaannya.


Lalu kucabut batang kejantananku dan terduduk di lantai.


"Kamu hebat..! Sudah lama Tante nggak pernah klimaks.., oohh..!" katanya girang.


"Ohh.., Feri cape.., Tante!" kataku sambil tersenyum kelelahan.





Kami tidak lama kemudian tertidur dalam posisi kaki tante melingkar di pinggangku sambil memeluk dan berciuman. Aku sudah tidak ingat jam berapa kami tertidur. Yang kutahu, ada yang membersihkan penisku dengan lap basah tapi hangat. Ternyata tante yang membersihkan batang kejantananku dan dia sudah terlihat bersih lagi. Setelah selesai membersihkan penisku, dia langsung menjilatinya lagi. Dengan tetap semangat, batang kejantananku dihisap dan dimasukkan ke dalam mulutnya. Yang ini terasa lebih dalam dan lebih enak, mungkin posisi mulut lebih cocok dibandingkan waktu aku berdiri.


Dengan cepat batang keperkasaanku menjadi keras lagi dan dia bilang, "Fer, sekarang Kamu kerjain Tante dari belakang ya..!"


Dia kemudian membelakangiku, pantat serta vaginanya terlihat merekah dan basah, tapi bekas-bekas spermaku sudah tidak ada. Sebelum kumasukkan batang kejantananku, kujilat dulu bibir vaginanya dan lubang pantatnya. Tercium bau sabun di kedua lubangnya dan sangat bersih. Cairan dari liang senggamanya mulai membasahi bibir kemaluannya,ditambah dengan ludahku. Di ujung kemaluanku terlihat cairan menetes dari lubang kepala kejantananku. Ku arahkan batang kemaluanku ke lubang vaginanya dan menekan ke dalam dengan pelan-pelan sambil merasakan gesekan daging kami berdua. Suara becek terdengar dari batang kejantananku dan vaginanya, dan cukup lama aku memompanya dengan posisi ini.


Tante kemudian berdiri dan bersandar ke dinding di atas tempat tidur sambil membuka pahanya lebar-lebar. Satu dari kakinya diangkat keatas. Dari bawah, kemaluannya terlihat sangat merah dan basah.


"Ayo masukin lagi sekarang, Fer..!" pintanya tak sabar.


Aku dengan senang hati berdiri dan memasukkan batang kejantananku ke liang senggamanya. Dengan posisi ini, kumasuk-keluarkan batang kejantananku. Setiap kali aku mendorong batang penisku ke liang senggamanya, badan tante membentur dinding.


Sambil memelukku dan sambil berciuman, dia bilang, "Fer, Tante mo keluar nich..!"


Kemudian kurasakan lubang senggamanya diperkecil dan memijat batang keperkasaanku dan bersamaan kami keluar dan orgasme. Aku masih bisa juga keluar, walaupun tadi sudah keluar dua kali. Dan yang kali ini sama enaknya.


Kami terus rebahan di kasur sambil berpelukan. Kepala tante didadaku dan tangannya memainkan penisku yang masih basah oleh sperma dan cairan vaginanya. Dengan nakal tante menaruh jari-jarinya ke wajahku dan mengusap ke seluruh wajahku. Bau sperma dan vaginanya menempel diwajahku. Dia tertawa waktu aku pura-pura mau muntah. Untuk membalasnya, kuraba-raba vaginanya yang masih banyak sisa spermaku dan seluruh telapak tanganku basah oleh sperma dan cairan dia. Pelan-pelan kutaruh di wajahnya, dan wajahnya kuolesi dengan cairan itu. Dia tidak mengeluh tapi justru jari-jariku dijilat satu persatu. Setelah jari dan tanganku bersih, dia mulai menjilati wajahku, semua bekas sperma dan cairannya dibersihkan dengan lidahnya.


Selesai dengan kerjaannya, dia bilang, "Fer, sekarang giliran Kamu yaahh..!"


Tidak disangka aku harus menjilat spermaku sendiri. Karena tidak punya pilihan, aku mulai menjilati cairan di wajahnya, dimulai dari bibirnya sambil kukulum keras-keras. Nafas tante terasa naik lagi dan tangannya mulai memainkan batang kejantananku. Tidak disangka kalau aku bisa juga membersihkan wajahnya dan menjilat spermaku sendiri. Tanganku diarahkan ke liang senggamanya dan digosok-gosokkan. Kami saling memegang kira-kira 30 menit. Terus kami berdua mandi untuk membersihkan badan kami.


NagaQQ

Minggu, 21 Februari 2021

Gadis Perawanku


NagaQQ - Cerita seks yang pernah di alami oleh salah satu gadis yang pernah dekat dengan saya sendiri. Memang sedikit pemalu gadis ini namun kali ini adalah sebuah pengalaman yang sangat tidak pernah aku lupakan sekali. Begini mulainya, Namaku Roni, masih single, sekarang eksekutif di salah satu perusahaan ternama di Jakarta. Aku mau cerita mengenai pengalaman pertamaku berhubungan dengan seorang gadis ketika baru naik ke kelas 3 SMA.


BACA JUGA :  Memuaskan Nafsu Istriku Dan Mira


Dalam perbincangan dengan teman-teman sekelas terutama cowok-cowok, sering kami berbagi pengalaman seru masing-masing. Dari para sahabatku, cuma aku seorang yang masih perjaka. Yang lainnya sudah masuk golongan pemanah.


Ada yang nyikat pembantunya, pacarnya, dan ada juga yang melakukannya dengan wanita pro. Sedang aku? Pacarku seorang yang tekun menjalani agama. Kalau bertamu ke rumahnya saja selalu ada orang lain yang menemani entah ayah, ibu atau saudara kandungnya. Kesempatan yang ada cuma saat pamit ketika ia mengantarkan ke luar rumah.


Itupan hanya ciuman di pipi saja. Main dengan yang pro aku tidak punya cukup keberanian. Pembantu? Pembantuku sudah tua dan selalu memakai kain kebaya, dan sama sekali tidak menarik. Suatu hari sepulang ke rumah setelah latihan band dengan teman-temanku, aku berteriak memanggil bik Minah pembantuku agar menyiapkan makanan.


"Bik Minah pulang ke kampungnya, dijemput adiknya tadi pagi, karena salah satu ponakannya akan dinikahi oleh seorang cukup terpandang . Nah rupanya akan ada pesta besar-besaran di kampung. Mungkin bulan depan bik Minah baru balik," kata ibuku.


"Tapi nggak usah khawatir, Aryani anak bik Minah yang membantu kita selama bik Minah tidak ada, kebetulan ini kan musim liburan sekolah."


Tak lama ada seseorang yang datang membawakan makanan. Aku tidak memperhatikan karena kupikir anaknya bik Minah pasti kurang lebih sama dengan ibunya. Tapi ketika aku menoleh, ya ampun, ternyata manis juga anak ini. Kulitnya bening, wajahnya polos dengan bibir tipis agak kemerahan, rambut dikepang kuda. Ukurannya sedang-sedang saja.


Mungkin kalau dipermak sedikit orang tidak akan menyangka ia cuma anak pembantu. Tak lama ibuku berteriak dari ruang depan, mengatakan bahwa ia akan pergi ke pertemuan wanita sampai malam. Di rumah tinggal aku dan Aryani.


"Yani, sini temenin aku ngobrol sambil aku makan" kataku ketika melihat Aryani melintas. "Kamu sekolah kelas berapa Yan?"


"SMP kelas 3, mas. Tapi tidak tahu tahun depan apa bisa melanjutkan ke SMA" katanya polos.


"Di kampung sudah punya pacar apa belum? Atau apa malah sudah dilamar?" tanyaku lagi.


"Belum mas, sungguh!" jawab Aryani. "Kalau mas sendiri, pasti sudah punya pacar ya?"


"Gadis kota mana mau sama aku, Ya?" kataku mulai mengeluarkan rayuan gombal. "Lagipula aku sukanya gadis yang masih polos seperti kamu."


"Ah mas, bisa saja," katanya malu-malu, "Aku kan cuma anak seorang pembantu."


"Yan, aku sudah selesai makan. Nanti setelah beres-beres kamu temenin aku ke ruang atas ya. Soalnya aku kesepian, bapak dan ibu baru pulang malam hari" kataku sambil bergegas naik ke lantai atas sambil mikir gimana ya bisa ngadalin si Aryani.


Kutunggu-tunggu Aryani tidak naik-naik ke lantai atas. Akhirnya dia datang juga, rupanya habis mandi, karena tercium wangi sabun lux. Segera kusuruh ia duduk menemaniku nonton VCD. Sengaja kuputar film pinjaman temanku yang biasanya kuputar kalau bapak/ibu tidak di rumah. Kupilih yang tidak terlalu vulgar, supaya Aryani jangan sampai kaget melihatnya. Adegan yang ada paling cuma percintaan sampai di ranjang tanpa memperlihatkan dengan detail. Rupanya adegan-adegan itu membuat Aryani terpengaruh juga, duduknya jadi tidak bisa diam.


"Mas. sudah ya nontonnya, aku mau ke bawah" katanya.


"Tunggu dulu, Yan, aku mau ngomong" kataku yang telah dapat ide untuk menjeratnya, "Kamu takut tidak bisa melanjutkan sekolah apa karena biaya? Kalau cuma itu, soal sepele, aku akan membantumu, asal..."


"Asal apa mas?" katanya bersemangat.


"Asal kamu mau membantu aku juga" kataku sambil pindah ke dekatnya.


Segera kuraih tangannya, kupeluk dan kucium bibirnya. Aryani sangat kaget dan segera berontak sambil menangis.


"Yani, kamu pikir aku akan memperkosamu?" kataku lembut. "Aku cuma mau supaya kamu bersedia menjadi pacarku."


Ia membelalak tidak percaya. Sebelum ia sempat mengucapkan apa-apa ku serbu lagi, tapi kali dengan lebih lembut kukecup keningnya, lalu bibirnya. Kugigit telinganya, dan kuciumi lehernya. Aryani terengah-engah terbawa kenikmatan yang belum pernah dialami sebelumnya. Ingin rasanya segera kurebahkan dan kutiduri, tapi akal sehatku mengatakan jangan terburu-buru. Menikmati kopi panas harus ditiup-tiup dulu sebelum direguk. Kalau langsung bisa lidah terbakar dan akhirnya malah tidak dapat apa-apa.


Perlahan-lahan dari menciumi lehernya aku turun ke bagian atas dadanya, dan kubuka kancing dasternya dari belakang tanpa setahunya. Tetapi ketika akan kuturunkan dasternya ia tersadar dan mau protes. Segera kubuka baju kaos t-shirt ku sambil mengatakan udara sangat panas. Ia tersipu melihat dadaku yang bidang, hasil rajin fitness.


"Yan kamu curang sudah lihat dadaku, sekarang biar impas aku juga mau lihat kamu punya dong."


"Ah jangan mas, malu" katanya sambil memegang erat bagian depan dasternya.


"Bajunya doang yang dibuka, Yan. kalau malu behanya nggak usah" kataku sambil menyerbunya lagi dengan ciuman.


Yani tergagap dan kurang siap dengan serbuanku sehingga aku berhasil membuka dasternya. Segera kuciumi bagian seputar payudaranya yang masih tertutup beha berwarna hitam.


"Aduh mas, mmhh, enak sekali" katanya sambil menggelinjang.


Tanganku pun bergerilya membuka pengait behanya. Tetapi ketika kulepaskan ciumanku karena hendak membuka behanya ia kembali tersadar dan protes, " lho mas janjinya behanya tidak dibuka".


Tanpa menjawab segera kuserbu payudaranya yang tidak besar tetapi sangat indah bentuknya, dengan puting yang kecil berwarna coklat muda. Ku kulum payudara kanannya sambil ku emut-emut. Ia tidak dapat berkata-kata tetapi menjerit-jerit keenakan. Terdengar alunan suara erangan yang indah, "mmmpph, ehm, aahhhh" dari bibirnya yang mungil. Jemariku segera mulai menjelajah selangkangannya yang masih tertutup CD yang juga berwarna hitam. Rupanya hebat sekali rangsangan demi rangsangan yang Aryani terima sehingga mulai keluar cairan dari memeknya yang membasahi CDnya.


"Oh mas, oh mas, mmmmpphhhh, enak sekali" lenguhnya.


Tanpa disadarinya jariku sudah menyelinap ke balik CD-nya dan mulai menari-nari di celah kewanitaannya. Jariku berhasil menyentuh klitorisnya dan terus kuputar-putar, membuat badannya gemetaran merasakan kenikmatan yang amat sangat. Sengaja tidak kucolok, karena itu bukan bagian jariku tetapi adik kecilku nanti.


"Aaahhhhh!" jerit Aryani, dibarengi tubuhnya yang mengejang.




Rupanya ia sudah mencapai klimaksnya. Tak lama tubuhnya melemas, setelah mengalami kenikmatan pertama kali dalam hidupnya. Ia terbaring di sofa dengan setengah telanjang, hanya sebuah CD yang menutupi tubuhnya.


Segera aku berdiri dan melepaskan celana panjang serta CD-ku, pikirku ia masih lemas, pasti tidak akan banyak protes.


"Lho mas, kok mas telanjang. Jangan mas, jangan sampai terlalu jauh" katanya sambil berusaha untuk duduk. "


"Yan, kamu itu curang sekali. Kamu sudah merasakan kenikmatan, aku belum. kamu sudah melihat seluruh tubuhku, aku cuma bagian atas saja" kataku sambil secepat kilat menarik CD-nya.


"Mas, jangan!" protesnya sambil mau memertahankan CD-nya, tetapi ternyata kalah tangkas dengan kecepatan tanganku yang berhasil melolosi CD-nya dari kedua kakinya.


Terlihatlah pemandangan indah yang baru pertama kali kulihat langsung. Memeknya masih terkatup, dan baru ditumbuhi sedikit bulu-bulu jarang. Adik kecilku langsung membesar dan mengeras.


Segera kuciumi bibirnya kembali dan kulumat payudaranya. Aryani kembali terangsang. Lalu sambil kuciumi lehernya Kunaiki tubuhnya. Kubuka kedua kakinya dengan kedua kakiku.


"mas, jangan, oh!" katanya.


Tetapi tanpa memperdulikan protesnya kulumat bibirnya agar tidak dapat bersuara. Perlahan-lahan torpedoku mulai mencari sasarannya. Ah, ternyata susah sekali memasukkan burung peliharaanku ke sangkarnya yang baru. Bolak-balik meleset dari sasarannya. Aku tidak tahu pasti di mana letaknya sang lubang kenikmatan.


"Mas, jangan, aku masih perawan" protes Aryani ketika berhasil melepaskan bibirnya dari ciumanku.


"Jangan takut sayang, aku cuma gesek-gesek di luar saja" kataku ngegombal sambil memegang torpedo dan mengarahkannya ke celah yang sangat sempit.


Ketika tepat di depan gua kewanitaannya, ku tempelkan dan ku gesek-gesek sambil juga kuputar-putar di dinding luar Memeknya.


"Mas, mas, mmmpphhhmm, oh, enak sekali" katanya penuh kenikmatan.


Kurasakan cairan pelumasnya mulai keluar kembali dan membasahi helmku. Lalu mulai kepala helmku sedikit demi sedikit kumasukkan ke dalam Memeknya dengan menyodoknya perlahan-lahan.


"Aw mas, sakit! Tadi katanya tidak akan dimasukkan" protes Aryani, ketika kepala helmku mulai agak masuk.



NAGAQQ: AGEN BANDARQ BANDARQ ONLINE ADUQ ONLINE DOMINOQQ TERBAIK


"Nggak kok, ini masih di luar. Udah nggak usah protes, nikmatin aja, Yan!" kataku setengah berbohong sambil terus bekerja.


Sempit sekali lubangnya si Yani, sehingga susah bagiku untuk memasukkan torpoedoku seluruhnya. Wah kalau begini terus, jangan-jangan si otong sudah muntah duluan di luar, pikirku. Sambil sedikit demi sedikit memaju-mundurkan torpedoku, kugigiti telinganya dengan gigitan kecil-kecil. Tiba-tiba kugigit telinganya agak keras, Yani terpekik, "Aw!" Saat itu dengan sekuat tenagaku kusodok torpedoku yang berhasil tenggelam semuanya di Memeknya Aryani.


Gerakan pantatku semakin menggila memaju-mundurkan torpedoku di dalam Memek Aryani. Tetapi tidak kutarik sampai keluar, takut susah lagi memasukkannya. Rupanya rasa sakit yang dialami Aryani tergantikan dengan rasa nikmat. Yang keluar dari bibir mungilnya hanyalah suara "aahh, uuh, aaahhh, uugghhh" setiap kali ku maju mundurkan torpedoku, menandakan ia sangat menikmati pengalaman baru ini.


Torpedoku semakin menegang. Keringat bercucuran dari tubuhku, Akupun mengalami kenikmatan yang selama ini hanya ku impikan. Sekitar selangkanganku terasa ngilu. Rupanya aku sudah mendekati klimaks. Gerakan pantatku semakin cepat, terasa jepitan Memek perawan ini semakin kencang juga. Empuk sekali rasanya setiap kali torpedoku terbenam di dalamnya. Terasa hampir meledak torpedoku, siap memuntahkan lahar panasnya ke dalam surga kenikmatan Aryani.


Dengan sekuat tenaga kubenamkan torpedoku sedalam-dalamnya dan crot, crot, cort! Air maniku muncrat ke dalam rahim Aryani. Terdengar lenguhan panjang dari bibir mungil Aryani. Rupanya kami mencapai orgasme bersamaan. Tubuhku pun jatuh terbaring di atas tubuhnya penuh dengan kenikmatan. Kami berdua terbaring tak berdaya. Tubuh lemas, tetapi masih terasa kenikmatan yang sampai ke ubun-ubun.


NagaQQ

Jumat, 12 Februari 2021

Memuaskan Nafsu Istriku Dan Mira



NagaQQ - Kisah ini terjadi  berselang ketika kami sedang berada dikota B, kota kelahiran istriku, kebetulan kami memiliki rumah disana dan saat tersebut liburan anak sekolah. Sudah 2 hari kami sedang di kota itu, nyaris seluruh sudut kota kami jelajahi dan anak anak pun sangat senang merasakan liburannya dengan mengunjungi sekian banyak lokasi wisata di kota berhawa sejuk itu.


BACA JUGA :  Memuaskan Nafsu Mantan Adikku


Saat tersebut kami sedang berada disebuah factory outlet saat sebuah suara terdengar :


“Hey……, apa kabar ..?”

“Eh.., Mira….apa kabar..” jawab istriku yang langsung mendekat wanita tersebut dan mereka berpelukan.

“Pa…ingat kan..ini Mira….” kata istriku

“Tentu saja aku ingat…apa kabar..? “tanyaku menyalaminya.


Mira ialah sahabat istri liar ku ketika masih kuliah…, wajahnya khas sunda, tidak terlampau cantik, tetapi putih dan bersih, terakhir kami bertemu empat tahun kemudian disuatu pesta di Jakarta, ketika tersebut ia datang dengan suaminya.., lupa..aku namanya…namun suaminya ialah seorang arsitek.


Kedua perempuan lalu ngobrol entah apa yang dirundingkan namun terlihat mereka bicara tak putus – putusnya, bahkan istriku nampaknya lupa bila ia sedang belanja, dan akupun melangakah meninggalkan mereka dan menggandeng anak anaku meneruskan melakukan pembelian barang kami, kubiarkan istriku melepas kecintaan dengan sahabatnya.


Sesaat lantas kedua wanita tersebut menghampiriku dan Mira pamit inginkan pulang.


“Kasihan…ia telah bercerai” kata istriku dimobil.

“Lho..kok…? tanyaku.

”suaminya kawin lagi dengan perempuan lain, dan ia tidak inginkan dimadu, ya kesudahannya mereka cerai…sudah 3 tahun ia menjanda” panjang lebar istriku menjelaskan.

“Lalu…?” tanyaku lagi.

“Ya sudah… Mira kini membuka butik” jelas Anita.


Percakapan berhenti hingga disitu sebab anak anak mulai bawel minta santap dan kamipun berhenti di suatu restoran yang semenjak dulu menjadi langganan kami.


“Pa.. Mira kusuruh kesini ya…, sebelum anda pulang, biar dia nginep disini…”

“Boleh” jawabku.


Anita memungut HP nya, separuh jam ia ngobrol dengan sahabatnya itu, dan menjelang pukul 20.00, saat kami baru saja menyelesaikan santap malam kami, suara mobil menginjak halaman.


“Hai…..” sapa Mira saat kami menyambutnya, malam tersebut ia nampak segar dengan celana panjang yang mencetak format pantatnya dan atasan model kini yang agak gombrong itu, tetapi sampai saat tersebut kembali aku belum ‘memikirkan urusan itu’ sama sekali.


Istriku segera mengajaknya kedalam sementara penolong kami membawakan barang bawaannya masuk rumah. Kebetulan lokasi tinggal kami agak besar dan masih mempunyai sebuah kamar yang tidak terpakai, dan kesitulah barang bawaan Mira diletakan.


Rasa hangat dan geli yang nikmat menyadarkanku, dan aku tahu bila mulut istriku telah mengulum batang kemaluanku yang segera berdiri meski aku sendiri masih separuh sadar, entah kapan celanaku telah turun hingga kelutut aku benar benar tak tahu. Sesaat lantas tanpa mencungkil mulutnya dari batang kemaluanku, celanaku telah terlepas seluruhnya, dan menyusul baju lainnya.


Setelah saling mencumbu, menjilat dan bergumul, kesudahannya dengan posisi diatas Anita memasukan batang kemaluanku kedalam vaginanya yang hangat tersebut dan mulai bergoyang, awal mula perlahan semakin lama semakin cepat, sedangkan mulutnya berdesis laksana orang kepedasan.





“Srrrt…” aku tak tahan lagi dan mencungkil air maniku duluan dalam vagina istri liar ku yang masih terus bergoyang memburu puncak kenikmatannya, dan akhirnya sejumlah puluh detik lantas istriku melenguh dan mendesis desis saat ia menggapai klimaxnya, untung …pikirku…telat tidak banyak saja kemaluanku telah melemas dan dapat pusing dia bila tidak sukses mencapai klimaksnya.


Tubuh istriku ambruk diatas tubuhku, dan…plop…..kemaluanku terlepas dengan sendirinya, kami berciuman dan saling memeluk, yah…walaupun tidak sedikit petualangan kami tetapi setiap kali bersangkutan sex ……..kami paling puas dan nilai keintiman yang terdapat diantara kami bila sedang berdua sangat bertolak belakang dibanding bila sedang ‘bertualang’.


Kami tidak tidak sedikit bercakap malam itu, capek sesudah seharian berputar putar dan melakukan pembelian barang serta nikmatnya sex yang baru saja kami rasakan menciptakan kami segera terlelap dalam selimut…. berdekapan telanjang bulat.


Pagi pagi aku telah terjaga…, menyaksikan istri liar ku masih tidur.. aku kemudian mengenakan celana pendek dan kaos oblong, masuk kamar mandi yang terdapat diadalam kamr, cuci muka…lalu terbit keruang makan…mencari kopi. Saat melintas dapur kulihat Mira sedang asyik mengaduk kopi digelas…dan saat melihatku nia tersenyum.


Mira melulu mengenakan baju istirahat yang agak tipis… dan buah dadanya yang saat tersebut tidak memakai bra…membayang jelas…, masih pagi.., baru bangun……. menyaksikan pemandangan laksana itu…langsung saja ‘adik kecil’ diselangkangan berontak keras.


“Mas…kopinya suka manis ?” tanya Mira.

“Lho..kok… mana pembantu.. masa anda yang buat ..?” tanyaku.

“Kusuruh kepasar….Mira hendak masak bila boleh… tanya Anita deh…. hobby Mira kan masak..” jawabnya.


Ingin kutanya ‘hobby’ nya yang lain..tapi menilik ia rekan istriku dan aku belum diberi tanda oleh istriku aku mengawal lidahku supaya tidak boleh nakal.


“Jangan terlampau manis..ah…. nanti dapat diabetes…” jawabku, hampir…saja kulanjutkan…’kalau diabet dapat impoten…rugi …’ namun kembali kujaga lidah ku.


Siang tersebut aku bersantai dikamar sedangkan istri liar ku dan Mira asyik memasak…, anak anaku pun asyik dengan hal mereka masing – masing dikamarnya.


“Hey….makanan telah siap.”teriak istriku dan hawa dingin kota Bandung serta keadaan yang nyaman sungguh menciptakan kami lapar.


Pepes ikan mas, sayur asam, sambal dan ayam goreng yang nikmat dalam masa-masa singkat bersih tandas dan sejumlah saat lantas aku telah terbuai dalam mimpi, entah apa yang diperbuat istriku, sahabatnya dan anak anak telah tidak kupedulikan lagi.


Setelah mandi senja kami menyempatkan diri pergi ke mall, beli jagung bakar, santap malam dan menjelang Pukul 21.00 kami telah kembali kerumah…anak – anak langsung masuk kamar dan sesaat lantas suasana telah sepi… Aku sedang menyimak dikamar saat istri liar ku masuk dan duduk disampingku, dengan wajah yang berbinar-binar ia berkata :


“Pa..menurut keterangan dari papa Mira bagaimana..?” tanyannya mendarat tiba.

“Bagaimana apa…”tanyaku.

“Ah…mama kan menyaksikan papa menyimak Mira, waktu santap siang tadi, …minat….?” lanjut istriku.

“Mmmmm bukan gitu” kemudian kusampaikan isi pemikiranku siang tadi dan istriku mencubitku “buktikan inginkan ? lubangnya masih terdapat atau nggak..? jawab Anita. “Mm……….tapi kan dia rekan mama dan belum tentu mengetahui gaya hidup kita” jawabku, langsung saja terdapat yang terasa bergerak diantara pahaku…’kalau iya cukup kan…’pikirku.


Sudah terlampau lama istriku mengenal diriku…kali ini dia yang menjadi ‘pengatur laku’ “sudah..pokoknya papa.. nurut saja. ya…nggak rugi deh…” kemudian sambil menghirup pipiku ia beranjak terbit kamar… Aku mengupayakan kembali ke bacaanku, namun fokus ku telah buyar.


Sekitar lima belas menit lantas pintu kamar tersingkap dan masuklah istriku serta Mira yang telah berganti pakaian dengan daster, wajahnya terlihat segar dengan rambut diikat kebelakang sedangkan dadanya terlihat menggantung lepas..sayang daster batik yang dikenakannya agak tebal..sehingga tidak ada bayang-bayang yang timbul.


“Ngobrol disini saja ya Mir…, pa boleh kan Mira ngobrol dulu disini ..?,” penolong belum istirahat lagi nonton TV, dikamar Mira nggak enak, nggak terdapat Exhaust Van nya”…, memang terkadang istri liar ku merokok, terbayang kan bila asap cerutu tidak dikamar tidak dapat keluar..?

“Walau tadinya agak canggung tetapi sebentar saja percakapan kami telah relax.

“Mir…kalau boleh tahu….kamu kan telah pisah 3 tahun sama mantan mu…, nah bila ‘kepingin… itu..’ bagaimana anda mengatasinya…? tanpa tedeng aling aling Anita bertanya yang menciptakan wajah Mira merah untuk kepiting rebus.

“Ya…gitu deh……….., udah ah….kok nanya in yang begituan sih…….” jawab Mira tersipu.


Tiba mendarat Anita bangkit, lalu memungut lap top yang biasa kugunakan, meletakannya dipangkuannya dan…menyalakannya serta memanggil Mira mendekat… Aku melulu memperhatikan apa yang dilaksanakan istriku…walau aku tahu apa yang terdapat dipikrannya, sekejab lantas terdengar suara Mira berteriak kecil.


”Ih…gila ya kamu……..”  melirik kearahku.

Berkali kali tersiar jerit terbendung Mira saat menyaksikan apa yang tersaji di laptop ku, ya..kumpulan gambar photo ‘petualangan’ kami…bermacam occasion yang telah ku compile dalam sebuah album, terdapat yang istri liar ku sedang ‘dikeroyok’, terdapat yang sedang swinging dengan pasangan beda dan macam macam lainnya.


“Sebentar ya…” kata Anita yang kemudian beranjak ke kamar mandi Mira tidak membalas namun matanya terus menatap layar lap top dengan wajah yang berubah ubah..antara percaya dan tidak..antara hendak tahu dan tertarik.


Istri liar ku alau merangkul leherku, menghirup bibirku..lidah kami saling bertautan dan tangannya dengan badung memainkan kemaluanku yang masih tersimpan didalam celana pendek yang kukenakan…beberapa saat lantas celana yang kukenakan telah terlepas.


Ketika Anita menengok…ia terpana….karena saat tersebut istriku sedang asyik menjilat dan menghisap batang kemaluanku…dan saat istriku menyaksikan bahwa sahabatnya menyimak nya…ia menghentikan gerakannya dan memberi tanda supaya mendekat…. dan entah sadar atau tidak Mira mendekati kami duduk disamping lokasi tidur.


Tiba –tiba istriku menarik tangan Mira dan meletakannya di batang kemaluan ku yang telah mengeras. Tangan yang terasa dingin bertemu dengan batang kemaluan yang paling panas… menyerahkan sensasi padaku.. dan benar laksana kata istriku.


Mira telah terlalu lama tidak menyentuh laki laki…, sesaat lantas dua mulut mungil menjadikan batang kemaluanku sebagai ‘mainan’, ketika Mira menghisap kepala kemaluanku istriku menjilati bijiku dan begitu bolak balik… kujulurkan tanganku… kutarik Mira supaya merayap keatas dan sesaat lantas bibirnya telah berpagutan dengan bibirku.


Ketika dasternya kulepas..buah dadanya terpampang jelas…puting susunya lebih banyak dari istriku merah agak kehitaman, kontras dengan kulit putihnya…, dan meski sdh tidak terlampau padat dan agak turun sedikit tetapi asyik juga.


Kubaringkan Mira telentang..dan kucium bibirnya… kemudian perlahan jilatanku merambat turun… lehernya, pundaknya dan buah dadanya ganti berganti kujilati dan kuhisap putingnya sedangkan ia melulu memejamkan mata merintih lirih.


Tiba kurasakan sensasi lain…wah……. ternyata istri liar ku mengelus dan memegangi bijiku ketika batang kemaluanku bergerak memompa naik turun di vagina Mira, bahkan sesat kemudia tidak lagi usapan yang kurasakan tetapi ….. jilatan…. gila……………. rasa nikmat yang spektakuler menyerangku …………, batang kemlauanku terbenam diapit kemaluan Mira dan lidah Anita menjilati bijiku..sesekali batangku terjilat ketika tertarik keluar.


Aku tahu bila begini terus tidak lama lagi tentu tumbang…….. maka, ku rubah posisi, tanpa mencungkil batang kemaluanku dari vaginanya , kubalik posisi sampai Mira sekarang diatasku,  sekarang aku punya ‘mainan’ tambahan’, buah dada yang bergoyang dan menggayut diatasku dengan leluasa kuremas…, sesekali putingnya kuhisap…, disisi beda istriku pun jadi lebih leluasa ‘menggarap’ kemaluan ku yang sedang menyatu dalam vagina sahabatnya itu.


Mira mulai bergerak teratur….mungkin terlampau lama tidak menikmati kemaluan laki laki membuatnya tidak tahan terlampau lama….. ia naik turun diatasku dengan teratur…semakin lama semakin cepat..kemaluannya mulai menghangat, dan aku ‘membantunya’ dengan menghisap puting susunya…..dan kesudahannya dengan satu teriakan terbendung ia membuang kepalanya kebelakang..mencengkeram pundaku dan mendesah lirih…”Ah…ssss…………….hhh…………. ….. ah…….. aduh….. keluar………..” kemudian ia ambruk diatas dadaku.


Belum terlampau rasanya beristirahat Mira telah mulah memainkan pulang mulutnya di selangkanganku sedangkan Anita berjongkok diatas wajahku dan lidahku langsung saja menerobos masuk ke lubang vaginanya……, vagina istri liar ku meski sudah tidak sedikit yang ‘menikmati’ tetapi tetap terawat dan terasa nikmat.


Juga klitorisnya masih tetap mungil kemerahan….sekitar lima menit kami dalam posisi tersebut sebelum berbalik… sekarang kembali aku diatas Mira yang dengan melebarkan kakinya menerima kemaluanku dan Anita memelukku dari belakang menjilati leher dan belakang telingaku.. kadang lidahnya turun ke bawah sampai ke belahan pantatku.


Aku menggenjot Mira yang terlentang dibawah tubuhku dengan tertata dan pada irama yang tetap, bibir kami saling bertemu dalam ciuman yang panas… istriku membelai dan mengusap belai bijiku yang menyerahkan sensasi nikmat dan laksana tadi………… Mira yang masih haus tersebut kembali menjangkau klimax duluan.




NAGAQQ: AGEN BANDARQ BANDARQ ONLINE ADUQ ONLINE DOMINOQQ TERBAIK


”Mas……….ah……. cepet…. cepet.. .aduh………… enaaaak..hhh………” dan setelah semua tubuhnya menegang ia tergolek lemas, aku berhenti sebentar tanpa menarik keluar kemaluanku yang masih tenggelam dalam vagina yang berdenyut denyut itu.


“Aduh…….keluar… lagi…… ah……” dan istriku pun semakin giat mengelus dan meremas bijiku dan saat aku merasa tak tahan lagi……kucabut kemaluanku dari vagina Mira dan istri liar ku segera membuka mulutnya menerima kemaluanku yang basah sarat lendir itu.


Tidak hingga dua menit, aku separuh menjambak rambutnya menembakan air maniku dalam mulut Anita yang tanpa ragu langsung menelannya., Setelah melemas, kemaluanku dilepas dari mulutnya tetapi bukan berarti berhenti sebab lidahnya masih terus menjilati sampai batang kemaluanku bersih dari cairan.


Sekali ini aku butuh waktu separuh jam guna dapat ‘bangkit’ kembali…. dan separuh jam lebih dikocok dalam vagina Anita untuk lantas melepaskan isinya yang telah semakin tidak banyak dalam vagina yang sejak mula ‘belum sempat diisi’ air maniku.


Entah jam berapa Mira pulang ke kamarnya sebab saat aku berada dalam pelukannya dengan wajahku tenggelam diantara buah dadanya…aku terlelap. Saat terjaga paginya aku diberi ciuman yang amat manis dari istri liar ku…sambil berbisik.


”Mira bilang terima kasih, punya papa jauh lebih enak dari mantannya dulu katanya.


Aku melulu tersenyum sebab benar benar merasa ‘habis…..’, terkuras energi dan air maniku…., Hampir tengah hari baru aku beranjak dari lokasi tidur sesudah anak anak bentrok tidak karuan menyuruh pergi.


NagaQQ
Mbak Yayu Terangsang