Selasa, 29 Desember 2020

Bercinta Dengan Sayangku



NagaQQ - Koneksi di kota membuat saya berurusan dengan alam sehingga saya bisa mengenali nama seks. Dimulai dengan teman-teman saya yang telah mengatakan kepada saya betapa baiknya melakukan hubungan seks dengan seorang wanita, itu adalah kesenangan untuk mencium perawan vagina, kesenangan penis untuk mengisap penis, dan banyak teman saya mengatakan kepada saya.


Tapi selama ini, aku hanya bisa menonton video porno tetapi membawanya keluar di kamar sementara kemaluanku bergetar. Sampai akhir, saya benar-benar dapat merasakan apa yang dikatakan teman-teman saya, jika saya berhubungan seks dengan seorang gadis perawan, ini sangat lezat.


BACA JUGA :  Tante Muni Sayangku


Kami menyebutnya port ganda, pembantu tua dan bekerja lama sebagai pembantu rumah tangga. Bahkan ayah dan ibu saya menganggap keluarga mereka. Suatu hari, Mina meminta saya izin dari ayah dan ibunya untuk kembali ke desanya, karena saudara perempuannya di desa sakit dan Bae Min harus merawatnya, jadi dia harus pulang. Tapi Bi Mina tidak pulang begitu saja, sebelum Bae Min pulang, Mina memberitahu putrinya untuk datang ke rumahku untuk menggantikan pekerjaannya sementara Mina pulang.


Bocah kembar ini masih sangat muda, dan dia masih remaja. Saya hanya menyebut nama Ariane, kata Yanni. Meskipun dia berasal dari desa, dia tampak seperti kulit manusia kota yang tertarik padanya. Dia memiliki kulit putih bersih dan tubuh langsing yang bagus, saya bisa melihat keindahan mayat yang menunjukkan saya di balik pakaian desa yang dia kenakan.


Setelah seminggu di mana saya menunjukkan saya di rumah, saya menjadi lebih akrab dengan itu karena pada waktu itu saya sedang liburan sekolah, jadi saya sering di rumah, tetapi ada juga pemandangan indah di rumah. Ketika pekerjaan Arian berakhir, kita sering berbicara tentang banyak orang yang berbicara seperti yang sudah kita kenal sejak lama.


Sampai suatu pagi ayah dan ibuku menyuruhku menjaga rumah karena ayah dan ibuku ingin pergi ke tempat kerabatnya dan kembali larut malam. Ayah dan ibu saya juga menyarankan saya untuk menunjukkan kepada saya untuk melayani semua yang saya inginkan karena kebiasaan saya dengan ibunya. Ariane juga menggelengkan kepalanya untuk menunjukkan kepadaku ketika dia mendengar pesan ibuku. Saya juga sangat senang, karena dengan layanan Arian, saya akan dapat merayunya dengan bebas, dan saya akan mencoba untuk membuktikan apa yang teman-teman saya katakan tentang bersenang-senang seks.


Setelah ibuku pergi, dia langsung memanggil Al-Iryani.

Ketika saya melihat saya menunjukkan kepada saya, dia berkata kepada saya, “Yani, izinkan saya berbicara dengan Anda sambil makan.” “Kamu kelas berapa di Yan?


“Tunggu sebentar, Yan, aku ingin bicara,” kataku, yang punya ide untuk membangunkannya, “Apakah kamu takut kamu tidak bisa melanjutkan pendidikan karena biayanya? Jika itu semua masalah sepele, aku akan membantumu, selama … ”


Dia berkata dengan tidak sabar, “Apa yang kamu lakukan, ya Mas.”


“Selama kamu ingin membantuku juga,” kataku saat aku bergerak. Segera dia memegang tangannya, memeluk dan mencium bibirnya. Ariani terkejut dan memberontak segera sambil menangis.


Dia dengan tenang mengatakan kepada saya, “Yanny, apakah Anda pikir saya akan memperkosa Anda?” “Aku hanya ingin kamu menjadi pacarku.”


Menatap ketidakpercayaan. Sebelum dia bisa mengatakan apa pun, dia menyerbu lagi, tetapi kali ini dia dengan ramah mencium keningnya, lalu bibirnya. Aku menggigit telinganya, dan mencium lehernya. Ariani terengah-engah dengan kesenangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Saya ingin segera memasangnya dan mengacaukannya, tetapi akal sehat mengatakan kepada saya untuk tidak terburu-buru. Kopi panas harus dinikmati sebelum peregangan. Jika dia bisa membakar lidah segera dan akhirnya tidak bisa mendapatkan apa-apa.


Perlahan-lahan dari mencium lehernya, dia turun ke atas dadanya, dan membuka tombol mengabaikan dari belakang tanpa sepengetahuannya. Tetapi ketika saya akan memurnikan pengabaiannya, dia menyadari dan ingin memprotes. Dia segera membuka t-shirt itu, mengatakan itu terlalu panas. Memerah melihat dadaku yang lebar, sebagai hasil dari kebugaran yang tak kenal lelah.


Yan menipu dadaku, dadaku, dan sekarang biarkan aku pecah sampai aku juga ingin melihatmu memiliki dong.”


“Tunggu sebentar, Yan, aku ingin bicara,” kataku, yang punya ide untuk membangunkannya, “Apakah kamu takut kamu tidak bisa melanjutkan pendidikan karena biayanya? Jika itu semua masalah sepele, aku akan membantumu, selama … ”


Dia berkata dengan tidak sabar, “Apa yang kamu lakukan, ya Mas.”


“Selama kamu ingin membantuku juga,” kataku saat aku bergerak. Segera dia memegang tangannya, memeluk dan mencium bibirnya. Ariani terkejut dan memberontak segera sambil menangis.


Dia dengan tenang mengatakan kepada saya, “Yanny, apakah Anda pikir saya akan memperkosa Anda?” “Aku hanya ingin kamu menjadi pacarku.”


Menatap ketidakpercayaan. Sebelum dia bisa mengatakan apa pun, dia menyerbu lagi, tetapi kali ini dia dengan ramah mencium keningnya, lalu bibirnya. Aku menggigit telinganya, dan mencium lehernya. Ariani terengah-engah dengan kesenangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Saya ingin segera memasangnya dan mengacaukannya, tetapi akal sehat mengatakan kepada saya untuk tidak terburu-buru. Kopi panas harus dinikmati sebelum peregangan. Jika dia bisa membakar lidah segera dan akhirnya tidak bisa mendapatkan apa-apa.


Perlahan-lahan dari mencium lehernya, dia turun ke atas dadanya, dan membuka tombol mengabaikan dari belakang tanpa sepengetahuannya. Tetapi ketika saya akan memurnikan pengabaiannya, dia menyadari dan ingin memprotes. Dia segera membuka t-shirt itu, mengatakan itu terlalu panas. Memerah melihat dadaku yang lebar, sebagai hasil dari kebugaran yang tak kenal lelah.


Yan menipu dadaku, dadaku, dan sekarang biarkan aku pecah sampai aku juga ingin melihatmu memiliki dong.”


Dia berkata, “Oh, tidak, sayang, malu.” Dia meraih erat di depan kelalaian.


“Pakaiannya sudah dibuka, Yan. Jika kamu tidak merasa malu, kamu tidak perlu itu,” kataku, menyerbu lagi dengan ciuman. Yani goyah dan tidak siap untuk seranganku, jadi aku berhasil membuka pengabaian. Dia segera menerima bagian di sekitar payudaranya yang masih tertutup bra hitam.


“Ya ampun, ini benar-benar enak,” katanya, merosot. Tanganku membuka perang geng yang diikat perilakunya.


Tetapi ketika dia pergi sebelum saya karena dia akan membuka posisinya, dia sadar kembali dan memprotes.

“Kamu tahu janji itu belum dibuka.”


Segera tidak dijawab, dia menyerang payudaranya tidak besar tetapi bentuknya indah, dengan puting kecil berwarna cokelat muda. Kukulum dada kanannya sambil menekan. Dia tidak dapat berbicara, tetapi dia berteriak dengan nyaman. Telinga yang indah, “mph, ehm, ahhh,” dari bibir kecilnya. Jari-jariku segera mulai menjelajahi selangkangan yang masih tertutup pakaian dalam hitam. Rupanya, motivasinya sangat hebat setelah stimulus sehingga saya diterima olehnya telanjang dan mulai memeras cairan dari vaginanya yang membasahi celana dalamnya.


Oh mas, oh mas, eemmmph, ini benar-benar enak,” katanya. Tanpa disadari, jari-jari saya tergelincir di bawah celana dalamnya dan dia mulai menari ke dalam celah dalam kewanitaannya. Jari saya berhasil menyentuh klitoris dan terus memutarnya, menyebabkan tubuhnya bergetar dan merasakan kebahagiaan tertinggi. Sengaja tidak menyelipkan, karena itu bukan bagian dari jari saya tetapi adik saya nanti.


“Ah!” Ariani berteriak, disertai tubuh kesemutannya. Tampaknya sudah mencapai klimaksnya. Tubuhnya segera lemas, setelah mencoba kesenangan pertamanya. Berbaring di sofa setengah telanjang, hanya sepasang pakaian dalam menutupi tubuhnya.


Saya segera berdiri dan menarik celana saya dan celana saya, berpikir saya masih pincang, dan tentu saja tidak akan banyak protes.


Mencoba duduk, dia berkata, “Mengapa, saudara, mengapa kamu telanjang? Jangan khawatir, jangan pergi.” ”


Mengangkat celana dalamnya sedikit, aku berkata: “Yan, kamu benar-benar curang. Merasa senang, aku tidak. Aku melihat seluruh tubuhku, aku hanya bagian atas.”


“Mas, tidak! Dia memprotes sambil mencoba untuk tetap memakai pakaian dalam, tapi dia sangat anggun dengan kecepatan tanganku yang berhasil menembus pakaian dalamnya dari kedua kaki. Saya melihat pemandangan yang indah saat pertama kali melihatnya secara langsung. Memeknya masih kencang, dan ia menumbuhkan rambut kecil. Adik laki-laki saya segera membesar dan mengeras. Asisten cerita.


Lurus, dia mencium bibirnya dan mencium payudaranya. Iryani bangkit lagi. Kemudian sambil mencium lehernya, tubuhnya naik. Kakinya terbuka dengan kaki saya, “Mas, tidak, oh!” Dia berkata. Tetapi terlepas dari protesnya, saya memainkan bibirnya sehingga dia tidak akan berbicara. Torpedo perlahan mulai mencari sasarannya. Ah, sangat sulit untuk mendapatkan pesawat saya di kandang baru. Dia merindukan tujuannya bolak-balik. Saya tidak tahu persis di mana lubang yang menyenangkan itu.



NAGAQQ: AGEN BANDARQ BANDARQ ONLINE ADUQ ONLINE DOMINOQQ TERBAIK


“Mas, tidak, aku masih perawan,” protes Ariani ketika dia berhasil melepaskan bibirnya dari ciuman negaraku.


Jangan takut, Sayang, aku hanya menggosok bagian luar, kataku sopan, membawa torpedo dan mengarahkannya ke celah yang sangat sempit.


Ketika saya tepat di depan gua wanitanya, saya menekan dan menekannya sambil juga membalikkannya di dinding luar meme Anda. Dia berkata dengan senang: “Mas, mas, oo oo, betapa indahnya.” Saya merasa pelumas cair mulai keluar lagi dan menghidrasi helm saya.


Lalu perlahan-lahan saya mulai memasukkan kepala helm saya ke dalam vaginanya dengan perlahan-lahan menusuknya, “Hei, berlian, sakit! Dikatakan sebelumnya bahwa itu tidak akan dimasukkan,” protes Ariane, ketika kepala helm saya mulai agak masuk. Saya berkata, “Tidak, dia masih di luar. Jangan keberatan memprotes, nikmati saja Yan!”


Lubang Yanni sangat sempit sehingga sulit bagi saya untuk meletakkan semua torpedo saya. Nah, kalau terus begini, jangan sampai Otung muntah dulu di luar, kurasa. Sementara perlahan-lahan menggerakkan torpedo bolak-balik, telinganya mengenai gigitan kecil. Tiba-tiba telinganya mengenainya, Yanni berteriak, “Hei!”


Gerakan pantatku semakin lamban mendorong torpedo di dalam mimmu. Tapi mereka tidak ditarik ke laut, takut susah masuk. Nyeri Aryanian tampaknya telah digantikan dengan kesenangan. Apa yang keluar dari bibir kecilnya hanyalah suara Ah, uh, uh, uh setiap kali Torpedo dipanggil kembali, menunjukkan bahwa dia benar-benar menikmati pengalaman baru ini.


Torpedo saya semakin tegang. Keringat berkeringat dari tubuh saya, dan saya hanya merasakan kebahagiaan yang saya impikan. Di sekitar pahaku terasa sakit. Rupanya sudah mendekati klimaksnya. Gerakan bokong semakin cepat, saya merasa virgin pinch pinch semakin cepat juga. Sangat lembut ketika torpedo saya tenggelam di dalam.


Aku merasakan ledakan torpedo, siap untuk menyebarkan lahar panas di surga kenikmatan Ariane. Dengan sekutu energi, saya membenamkan torpedo ke dalam, lebih cepat, lebih cepat dan lebih cepat. Sperma saya dituangkan ke dalam rahim Ariane. Erangan panjang terdengar dari bibir kecil Ariane. Sepertinya kita mendapatkan orgasme bersama. Aku berbaring di tubuhku yang penuh kesenangan. Kami berdua mode tidak berdaya.


NagaQQ

Minggu, 27 Desember 2020

Tante Muni Sayangku


NagaQQ - Ibuku adalah 7 bersaudara, dan beliau adalah anak tertua kedua, kemudian adik-adiknya ada 4 orang, berturut-turut perempuan dan yang bungsu laki laki, adik perempuan yang terkecil tinggal bersama kami sejak aku masih kecil.


Sejak aku usia 8 tahun (kira kira kelas 3 SD), tanteku itu mulai ikut tinggal di rumah kami, sebut saja Tante Murni. Tante Murni terpaut sekitar 6 tahun denganku, jadi waktu itu usianya 14 thn. Setelah lulus SMP di K, Tante Murni tidak mau meneruskan ke SMA dan memilih ikut kakaknya di Jakarta, katanya mau tahu Jakarta. Wajah Tante Murni sangat menarik, bulat, cukup cantik, kulit sawo matang, dengan tinggi seperti anak perempuan usia 14 tahun, tetapi dalam pandanganku sepertinya tubuh Tante Murni lebih montok dibanding teman seusianya yang lain. Sebagai gadis remaja yang sedang mekar tubuhnya, tanteku ini juga agak sedikit genit. Dia senang berlama-lama jika sedang merias dirinya di depan cermin, aku sering menggodanya dan Tante Murni selalu tertawa saja.


BACA JUGA :  Nikmatnya Leka Ku Sayang


Aku sendiri anak tertua dari tiga bersaudara (semua saudaraku perempuan). Rumahku waktu itu hanya mempunyai 3 kamar, satu kamar orang tuaku dan dua untuk anak anak. Kedua adikku tidur dalam satu kamar, dan aku menempati kamar lain yang lebih kecil. Sejak Tante Murni tinggal dengan kami, tante tidur dengan kedua adikku ini.


Pergaulan Tante Murni dengan tetangga sekitar juga sangat baik, ia cepat akrab dengan anak remaja sebayanya, antara lain tetangga kami Suli. Usianya tak jauh beda dengan tanteku kira-kira 15 tahun, tapi berbeda dengan tanteku, Suli berkulit putih bersih dan jauh lebih tinggi (kata orang bongsor), wajahnya ayu, rambutnya selalu disisir poni, murah senyum dan baik hati. Ia sangat baik terhadap semua saudaraku terlebih terhadapku, mungkin karena ia anak tunggal dan sangat mendambakan seorang adik laki-laki seperti yang sering dikatakannya kepadaku. Mbak Suli sering bermain di rumah kami, bahkan beberapa kali ikut tidur di rumah kami bila hari libur, oh ya Mbak Suli ini kelas 2 SMEA.


Sekitar dua bulan setelah Tante Murni tinggal di rumahku, suatu saat Ibu dan almarhum ayahku harus meninggalkan kami karena suatu urusan di Jawa Tengah (almarhum berasal dari sana) katanya urusan warisan atau apalah waktu itu aku tidak begitu paham. Adikku yang kecil (2,5 thn.) diajak serta, sedangkan kami dititipkan pada tetangga sebelah rumah (kami saling dekat dengan tetangga kiri-kanan) dan tentu saja pada Tante Murni.


Tante Murni orangnya sangat telaten mengurus para keponakan, mungkin karena di desa dulu memang tanteku itu orang yang "prigel" dalam pekerjaan rumah tangga. Setiap hari Tante Murni bersama adikku selalu mengantarku sekolah yang jaraknya tidak terlalu jauh dengan rumah. Lalu ia pulang dan menjemputku lagi pada jam pulang sekolah (kira-kira pukul 10:30). Aku sangat senang dijemput Tante Murni, karena aku punya kesempatan untuk menggandengnya dan menepuk pantatnya yang montok itu. Entah mengapa meskipun aku saat itu masih kecil, tetapi kemontokan dada Tante Murni serta juga pinggulnya yang menonjol itu membuat aku selalu berusaha menyentuhnya terutama secara "pura pura" tidak sengaja. Semuanya itu aku lakukan secara intuitif saja, tanpa ada siapapun yang mengajari.


Pada hari keempat sejak ditinggal pergi kedua orang tuaku (hari Sabtu), Sepulang sekolah, kami bermain di ruang depan sambil nonton televisi. Aku, adikku, Tante Murni dan Mbak Suli. Orang tua Mbak Suli inilah yang dititipi oleh orang tuaku. Masa kecilku memang lebih banyak dihabiskan di dalam rumah, jarang aku bermain di luar rumah kecuali bila sekolah, dan pergaulanku juga lebih banyak dengan adikku, atau beberapa anak sebaya tetangga terdekat, itupun kebanyakan mereka perempuan.


Kami biasanya bermain mobil-mobilan atau sesekali bermain dokter-dokteran, aku jadi dokter lalu Tante Murni dan Mbak Suli menjadi pasien. Kadang-kadang bila aku sedang berpura-pura memeriksa dengan stetoskop mainanku secara mencuri-curi aku menyenggol payudara Mbak Suli atau tanteku, tapi mereka tidak marah hanya tersenyum sambil berkata, "Eh, koq dokternya nakal, ya". sambil tertawa, terkadang membalas dengan cubitan ke pipi atau lenganku, yang selalu kuhindari. Memang mulanya aku tak sengaja tapi sepertinya asyik juga menyenggol payudara mereka, maka hal itu menjadi kebiasaanku, setiap kali permainan itu.


Terasa sekali payudara mereka kenyal dan empuk, setelah aku besar baru aku menyadari bahwa saat itu mereka pasti tak memakai beha, karena tak terasa ada sesuatu yang menghalangi sentuhan jariku pada daging montok itu kecuali lapisan baju mereka. Setiap kali tanganku menyentuh meremas atau menowel bukit empuk itu, aku merasakan ada getaran aneh terutama di sekitar kemaluanku, tak jarang membuatnya menegang, walaupun waktu itu masih kecil dan belum sunat. Sering aku mengkhayalkan memegang payudara mereka bila sedang sendirian di kamarku sambil memegang burung kecilku, hingga tegang walaupun tak sampai mengeluarkan sperma, hanya cairan bening, seperti cairan lem uhu tapi tidak seperti lem lengketnya.


Siang itu setelah adikku tertidur kami kembali bermain dokter-dokteran dan hal itu kulakukan lagi. Untuk diperiksa kuminta Tante Murni untuk berbaring di lantai, dia menurut saja. Yang pertama kuperiksa adalah dahinya lalu aku langsung meletakkan stetoskopku di dadanya, namun aku sengaja memposisikan tanganku sedemikian rupa sehingga tanganku berhasil menempel di dada Tante Murni, kurasakan empuk sekali dan seiring dengan napasnya, tangankupun ikut naik turun pelan-pelan. Tante Murni hanya tertawa saja, sementara Mbak Suli memperhatikan sambil tertawa, rupanya mereka geli atas kekurangajaranku ini, sepertinya Tante Murni keenakan dengan tingkahku ini, tanganku tak hanya memeriksa di satu tempat tetapi terus bergeser, dan aku tak pernah mengangkat tanganku dari gundukan kenyal itu.


Sampai tiba-tiba Tante Murni memegang tanganku dan menggosok-gosokannya di dadanya. Aku merasa senang sekali, apalagi Tante Murni juga tiba-tiba merangkul dan menciumiku dengan gemas, tapi ya cuma begitu saja. Karena selanjutnya Mbak Suli yang minta diperiksa, Mbak Suli malahan lebih gila lagi, dia sengaja membuka kancing blus-nya sehingga aku bisa melihat gundukan daging yang putih itu. Tanganku gemetar ketika meletakkan stetoskop plastikku di tepi gundukan dadanya, apalagi ketika dengan suara nyaring Mbak Suli berkata, "Mas.. (dia biasa memanggilku Mas seperti adik adikku, begitu juga Tante Murni), dingin stetoskopmu!". Tanpa mempedulikan ucapannya, stetoskopku terus bergeser sehingga tersingkaplah bajunya dan mataku terbelalak melihat puting susunya yang kecil dan berwarna coklat muda itu.


Saat itulah Mbak Suli menepis tanganku sambil tertawa, "Sudah sudah, geli!". Mereka berdua langsung berdiri dan meninggalkanku sambil berbisik-bisik, aku merengek agar mereka tetap menemaniku bermain, tetapi mereka terus keluar sambil tertawa. Aku merasakan kalau penisku kaku sekali dan juga celanaku jadi basah, entah mengapa aku jadi penasaran sekali dengan semua ini, aku bertekad kalau besok main dokter-dokteran lagi, akan aku singkap baju Tante Murni atau Mbak Suli biar aku bisa melihat lebih jelas puting susu yang menonjol bulat itu.





Malamnya sebelum tidur aku kembali membayangkan kejadian siang itu, kurasakan penis kecilku meregang sehingga kubuka celana pendekku dan kukeluarkan penisku yang sudah tegak ke atas itu. Kupegang dan kuremas pelan-pelan, sambil memejamkan mata kubayangkan kekenyalan dada Tante Murni, puting susu Mbak Suli, terasa nikmat sekali melamun sambil merasakan sesuatu yang gatal dan nikmat di sekitar penisku itu. "Hayo., lagi ngapain!, Aku jadi kaget dan terlonjak serta membuka mataku. Di depanku kulihat Tante Murni sambil tersenyum memandang bagian bawah tubuhku yang terbuka itu. Mukaku terasa panas, mungkin merah padam mukaku, sambil membetulkan celana yang hanya kupelorotkan sampai dengkul aku segera memeluk guling tanpa berkata apa apa lagi dan membelakangi tanteku.


Sambil terus tertawa tanteku ikut naik ke ranjangku dan memelukku dari belakang dan menciumku sambil berbisik, "Nggak apa apa Mas.". Jantungku deg-deg, apalagi ketika dengan lembut tanteku membelai rambutku terus tubuhku sambil berbisi, "Ehh, jangan malu, kamu senang ya pegangin burung, sini tante pegangin". Mulanya aku ragu, takut kalau tanteku hanya memancing reaksiku saja, tetapi ketika rabaannya turun ke arah selangkanganku aku jadi berubah senang. Kuberanikan diri untuk menolehnya dan kudapati wajah tanteku yang tersenyum manis sekali membuat hatiku berbunga bunga. Burungku yang tadinya sudah mengecil itu mendadak meregang lagi dan mendesak celanaku.


Tanteku kemudian menciumi wajahku dengan kasih sayang, tangannya mulai meraba lagi bagian sensitifku dari bagian luar celanaku, aku yakin tanteku bisa merasakan penisku yang meregang dan keras itu, elusan tanteku terasa kurang nikmat, aku berpikir seandainya tanteku memegang langsung burungku, tentu lebih nikmat. Belum habis aku berpikir, tiba-tiba saja Tante Murni memelorotkan celana pendekku sampai terlepas, sehingga burungku yang sudah tegang itu bebas mengacung diudara terbuka. Dengan kelima jarinya tanteku menggenggam burungku dan meremasnya pelan. Aku merasa gatal dan geli serta nikmat yang tak kumengerti tapi membuat aku merasa seperti melayang dan menggeliat serta merintih pelan.


Dengan memandang tajam mataku, remasan jari lentik Tante Murni di burungku menjadi semakin cepat bahkan juga dikocoknya naik turun kadang-kadang juga dielusnya buah pelirku. Aku semakin meringis merasakan kenikmatan ini, secara naluriah aku berusaha merangkul tanteku agar rasa geli itu makin terasa nikmat. Aku juga berusaha menempelkan wajahku ke wajah Tante Murni yang kulihat juga merah padam dan bibirnya gemetar, nafas Tante Murni semakin memburu dan dia makin merapatkan tubuhnya ke tubuh kecilku, tanganku diraihnya lalu dituntun ke dadanya yang montok dan kenyal itu.


Tanganku terasa menempel di puting susu Tante Murni yang terasa keras seperti kelereng itu, aku meremasnya dengan agak sulit, karena telapak tanganku yang kecil itu tak bisa meremas keseluruhan permukaan dada Tante Murni yang lebar dan keras itu Kuperhatikan tanteku saat itu mengenakan daster kaos yang tipis tanpa mengenakan apa apa lagi dibaliknya. Merasa kurang puas hanya meremas dari luar, akupun menyelusupkan tanganku ke lubang tangan daster Tante Murni sehingga tanganku secara langsung bersentuhan dengan dada yang telah lama aku kangeni itu, hangat dan licin sekali. Kalau tadinya tanteku yang asyik meremas-remas burungku, sekarang justru aku yang beringas meremas-remas payudara tanteku bahkan tanganku yang lain juga ikut ikutan meremas payudara Tante Murni yang satunya. Tante Murni hanya memejamkan matanya rapat rapat sambil menggigit bibirnya.


Aku tak mempedulikan apapun sikap Tante Murni, bagiku kesempatan emas ini harus benar-benar dinikmati dan peduli dengan tanteku. Tanganku bukan hanya meremas, tetapi juga memelintir puting susu tanteku yang kecil dan keras itu, lucu sekali melihat kedua tanganku menelinap dan bergerak-gerak di dalam daster tanteku. Kurasakan tangan tanteku sudah tak mengocok penisku, tetapi hanya kadang kadang saja dia meremasnya dengan keras membuat aku kesakitan. Dari luar dadanya yang berdaster mulutku ikut ikutan menciumi dada tanteku itu, rasanya bila memungkinkan aku ingin memanfaatkan seluruh tubuhku untuk menikmati kekenyalan dada Tante Murni ini.


Tak kusadari nafas tanteku makin lama makin memburu, rupanya dia juga sangat menikmati kekasaran tanganku ini. Tiba-tiba saja Tante Murni mengangkat dasternya sehingga dadanya tersibak, baru saat itu aku bisa melihat kemontokan payudara tanteku ini, tanganku hanya dapat menutupi sebagian ujung atas payudaranya, sedangkan bagian yang lain masih belum tersentuh oleh remasanku. Dada yang montok itu dipenuhi oleh barut-barut merah bekas remasanku. Setelah dadanya terbuka dengan gemetar Tante Murni berbisik, " Mas, isep pentilnya pelan-pelan ya". Tak perlu diperintah dua kali, aku segera melumat puting susu tanteku dan mengenyotnya sekuatku, Tante Murni mendesis desis dan menekan kepalaku kuat kuat kedadanya, aku memeluk pinggangnya dan kutindih badan Tante Murni dengan tubuhku yang telanjang bawah itu.


Terasa burungku yang kaku itu menghunjam di tubuh mulus tanteku yang hanya dilapisi celana dalam itu. Tanteku makin kencang memeluk tubuhku, bahkan ia menyuruh aku untuk menjilati juga putingnya. Kulakukan semua itu dengan penuh semangat, entah apa pengaruh kepatuhanku ini pada Tante Murni, yang jelas aku sangat menikmatinya, penisku yang menggeser-geser diperut Tante Murni terasa mengeluarkan cairan yang membasahi perut Tante Murni. Saat itu Tante Murni sudah tak mempedulikan penisku lagi, dia asyik menikmati kepatuhanku itu.


Mungkin karena sudah tak tahan dengan semua itu, tiba-tiba saja Tante Murni juga melepaskan celana dalamnya. Selama ini aku hanya bernafsu pada buah dadanya saja, aku tak pernah berpikiran lebih dari itu. Ketika dengan berbisik ia menyuruhku memindahkan ciumanku, aku agak bingung juga. " Mas, ayo sekarang ciumi selangkangan Mbak ya, nanti punya kamu juga Mbak ciumi". Aku menghentikan kesibukanku di dada Tante Murni dan memandang ke selangkangannya.


Aku takjub sekali melihat selangkangan Tante Murni itu karena ada rambut keriting yang tumbuh di ujung selangkangannya yang cembung itu, ini adalah pemandangan yang sama sekali baru bagiku, selama ini aku hanya pernah melihat selangkangan adikku yang aku tahu tak ada burungnya seperti aku. Namun selangkangan wanita yang berbulu, ya baru kepunyaan Tante Murni ini! Oh, terus terang saja, meskipun aku secara naluri sudah bangkit birahi, tetapi tak pernah kubayangkan bahwa aku akan melangkah sejauh ini dalam bidang seksual apalagi di usiaku yang belum sampai sepuluh tahun itu. Aku agak ragu juga melepaskan mainan yang begitu nikmat di payudara Tante Murni, tetapi perintah Tante Murni membuatku merubah posisi badanku dan dengan ragu-ragu kudekatkan wajahku ke bukit cembung yang ada bulu keritingnya itu.


Merasakan keraguanku, Tante Murni tanpa basa basi langsung menekan kepalaku sehingga bibir dan hidungku menempel di bulu-bulu keriting yang halus itu. Karena tadi aku disuruh menggigiti payudara, maka kali ini akupun juga mulai menggigiti bukit cembung itu. Namun kudengar Tante Murni berteriak lirih, "Jangan keras keras gigitnya Mas, sakit!". Ketidaktahuanku benar-benar konyol, aku kira bukit cembung itu sama seperti payudara, tetapi karena bidangnya kecil, tanganku tak mungkin untuk meremasnya, sebagai sasaran lain aku jadi meremas paha Tante Murni serta juga pantatnya. Ketika Tante Murni membisiki agar ciumanku lebih turun lagi ke depan, aku agak bingung juga.


Nah ketika aku maju ke depan barulah aku melihat celah sempit yang berbentuk bibir dan saat itu sudah basah. Warnanya sungguh menarik merah muda dan bibirnya seperti berlipat lipat. Seperti biasa aku menciumi bagian ini dengan penuh semangat. "Jilat saja Mas, nikmat lho!", bisikan Tante Murni membuatku merubah lagi permainanku. Entah kenapa di tengah asyiknya aku menjilati celah basah yang asin dan agak amis itu, Tante Murni mengerang dan menjambak rambutku sambil menjepitnya dengan kedua pahanya. Aku tak bisa bernafas dan aku segera berontak melepaskan diri.


Tante Murni melepaskan dasternya yang tadi masih bergulung di atas dadanya sehingga dia sekarang jadi telanjang bulat. Dengan suara serak disuruhnya aku berbaring telentang, dengan telanjang bulat Tante Murni memegang burungku yang masih tegang itu, karena waktu itu aku belum dikhitan, tanteku menceletkan kulup penisku yang terasa sangat geli bagiku kemudian dengan tiba-tiba Tante Murni mengangkangi burungku dia menurunkan pantatnya, dan dituntunnya burungku memasuki celah sempit yang tadi aku jilati itu.


Dilakukannya semua ini dengan pelan-pelan sampai akhirnya aku merasakan kehangatan jepitan kemaluan tanteku yang ternyata telah sangat basah. Aku tak mengerti apa yang dilakukan tanteku ini, tetapi terasa geli, ngilu di sekitar kemaluanku, juga ada rasa perih. Tanteku hanya diam saja setelah menelan burungku, dia malah mendekatkan dadanya ke wajahku sehingga aku mulai lagi menyedot puting susunya itu. Tanteku kembali mendesis-desis, dan terasa dia memutar-mutar pantatnya membuat burungku seperti dikocok-kocok oleh tangan tanteku yang lembut itu, nikmat sekali.


Tanteku terus saja menggoyangkan pantatnya ke kanan-kiri, putar sehingga ada rasa yang lebih nikmat di sekitar kemaluanku. Rasa geli yang ditimbulkan membuat aku makin ganas menciumi bahkan juga menggigit daging montok yang bergantung di depanku itu. Ketika Tante Murni mengangkat pantatnya, aku merasa kalau batang burungku yang sekarang penuh lendir dari dalam celah Tante Murni itu menjadi gatal dan geli, ternyata rasanya jauh lebih menyenangkan daripada diremas dengan tangan Tante Murni, apalagi dengan tanganku sendiri.


Tidak lama aku merasakan ada lendir yang meleleh di pangkal burungku, yang berasal dari lubang Tante Murni itu. Ketika kutanyakan apakah Tante Murni pipis, dia tak menjawab, melainkan memejamkan matanya serta mendesis dengan keras sekali. Pantatnya ditekan keras-keras ke tubuhku sehingga terasa pangkal kemaluanku menyentuh bibir vaginanya yang hangat. Kurasakan tubuhnya menegang dan berdenyut-denyut pada bagian kemaluannya, membuat burung kecilku seperti diurut dan dipilin oleh tangan yang lembut. Oh.., sungguh kurasakan nikmat yang sungguh luar biasa. Bayangkan.., aku yang baru SD kelas 3 telah merasakan tubuh tanteku yang notabene beberapa tahun lebih tua, yang mungkin maniak seks (terakhir kutemukan koleksi gambar gambar porno di balik tumpukan pakaiannya. Jujur saja Mbak, akupun tak tahu apakah sebelum itu tanteku sudah pernah berhubungan seks, tetapi kukira dia sudah pernah melakukannya, mungkin dengan temannya ketika di K.


Mbak pengalaman ini sangat membekas di hatiku, setelah kejadian itu setiap ada kesempatan aku selalu melakukan hal itu bersama tanteku, bahkan pada suatu saat Mbak Suli diajak melakukan bersama kami bertiga (nanti lain waktu aku cerita lagi tentang hal ini).


Kalau dulu kami masih berpura-pura, maka sekarang kami sudah pintar saling merangsang, dan yang paling kunikmati adalah saat spermaku memancar keluar, itulah puncak dari segala kenikmatan, geli, dan nikmat bercampur menjadi satu. Kami sama sama menyukai permainan ini sehingga sering dalam satu hari kami melakukannya tiga empat kali, sering juga tanteku pindah ke kamarku malam-malam dan kami melakukan hubungan seks ini dengan pintu terkunci. Tante Murni juga senang mengulum burungku, bahkan seringkali juga aku muncrat di dalam mulutnya. Semua kegiatan ini kulakukan kira-kira sampai kurang lebih 2 tahun sampai akhirnya tanteku pulang ke K. dan selanjutnya menikah di sana.


Mbak Yuri, disaat aku sudah berkeluarga keinginan untuk mengulang persetubuhan avonturir dengan tanteku sering muncul, yang aku bayangkan hanya betapa sekarang aku akan lebih pintar membuat tanteku merasa nikmat, dan akupun pasti juga akan lebih menghayati dalam merasakan kelembutan tanteku itu. Semua keinginanku itu baru dapat terulang 15 tahun kemudian, ketika adikku yang paling kecil menikah di K.


Malam itu setelah acara resepsi pernikahan selesai kami kembali ke rumah kira-kira pukul 1 pagi, dan karena banyak saudara yang datang maka kami juga menyewa beberapa kamar hotel melati yang letaknya tidak jauh dari rumah (kira kira 200 meter), kebetulan waktu itu aku satu rombongan dengan Tante Murni bersama dua orang anaknya (10 thn dan 7 thn), suaminya tidak ikut, karena ada tugas kantornya yang tak bisa ditinggalkan. Tanteku tidur di ranjang bersama kedua anaknya, aku tidur di lantai dengan kasur extra. Mungkin karena terlalu lelah kedua anaknya langsung tertidur tak lama setelah lampu kamar dipadamkan.


Walaupun lelah aku tak bisa memejamkan mata, karena mengingat-ingat kejadian beberapa belas tahun lalu bersama tante yang sekarang sedang terbaring di atas tempat tidur. Ternyata hal ini juga dialami oleh tante, aku merasakan ia gelisah bolak balik.


"Nggak bisa tidur Mas?".


"Iya nich, sumuk".


Sambil melongok tante tersenyum kepada yang ada dibawahnya. Sambil turun dari ranjang dia bilang, "Eh boleh nggak aku tidur di sini?, sumuk di atas, di sinikan anyep".


Aku menggeser ke tepi memberi tempat untuk tante. Jantung ini serasa berpacu cepat ketika tubuh tante yang hangat menempel ke sisi tubuhku. Aku merasa 'adikku' sudah mulai bereaksi walaupun belum tegak benar (aku waktu itu hanya mengenakan kaos oblong dan sarung saja, tidak mengenakan CD). Aku semakin tidak tahan ketika tanteku memiringkan tubuhnya ke arahku sehingga sekarang dadanya menempel pada lenganku. Semakin nggak karuan nich rasanya. ternyata tante tidak mengenakan BH, hanya daster terusan saja, yach payudaranya cukuplah, kira-kira 34B tapi terasa sudah sangat kencang di lenganku. Aku semakin berani, kuraih pinggang tante dan aku rapatkan pada tubuhku. Tiba-tiba, tidak tahu siapa yang mulai kami telah saling berpagutan. Lidah tanteku dengan lincah menyelinap ke dalam mulutku yang segera kubelit dengan lidahku sendiri.


Mbak Yuri, selama itu aku hanya pernah berhubungan seks dengan isteriku sendiri, dan selama itu juga trauma hubungan seksku dengan Tante Murni membuat aku selalu beranggapan bahwa Tante Murni "lebih nikmat" dari isteriku. Bagiku inilah saatnya untuk membuktikan kebenaran memori masa lalu itu.




NAGAQQ: AGEN BANDARQ BANDARQ ONLINE ADUQ ONLINE DOMINOQQ TERBAIK


Tangan Tante Murni mulai meraba dadaku terus ke bawah sampai di selangkanganku dan menemukan 'adikku' yang sudah mengacung keras. Perlahan tangan Tante Murni mulai membelai-belai, mengocok-ngocok. Aku tak mau ketinggalan dengan ganas merogoh ke arah selangkangannya sambil mulut ini tak henti hentinya bergantian menghisap puting yang telah menegang. Clitoris Tante Murni kubelai dengan sedikit kasar membuatnya mengelinjang tidak keruan. Ketika aku bermaksud akan menggunakan lidah untuk membuat sensasi yang lain, tanteku mencegahnya, "Jangan Mas, tante nggak tahan gelinya", katanya. Aku mengurungkan niatku dan dengan pandangan matanya aku mengerti bahwa tante sudah tidak tahan ingin disetubuhi maka aku mengambil posisi untuk menindihnya, perlahan aku gesekan dulu 'adikku' ke seputar belahan dan permukaan liang tanteku itu, ia terlihat mengelinjang dan berusaha meraih penisku, dibimbingnya menuju lembah kehangatannya.


Begitu ujung adikku sudah terselip diantara kedua bibir vaginanya, dengan berbisik tante menyuruhku untuk menekan! Perlahan kuturunkan pantatku, oh.., ternyata kurang lebih sama dengan rasa istri aku tapi agak lebih hangat rasanya. Mulai aku naik turunkan dengan perlahan membuat sensasi yang semakin lama semakin kupercepat irama kocokanku, sayangnya tante Munrni sama sekali tidak memberi reaksi apa-apa, dia hanya diam saja, sambil tangannya terus mencakar-cakar punggungku. Rupanya tante sangat terpengaruh oleh suasana yang menegangkan ini, sehingga sulit untuk memberikan respon. Namun kira-kira pada menit ke 5 aku merasakan otot-otot vaginanya mulai berkontraksi menandakan sudah waktunya bagi tante. Aku mempercepat kocokan dan membenamkan sedalam dalamnya sampai kurasakan dasar kewanitaannya, Kudengar tante menjerit tertahan karena segera dia letakkan bantal ke wajahnya untuk meredam suara yang timbul. Bagian vitalku terasa ada yang mencengkram lembut tapi ketat sekali, otot-otot vagina tanteku serasa memijat-mijat.


Mbak Yuri.., terus terang rasanya lebih nikmat dari yang selama ini aku pernah dapat dari isteriku, barang isteriku tidak bisa mencengkeram, meskipun sebenarnya lebih sempit dan kering dibanding kepunyaan tante yang terasa lebih longgar dan agak licin itu.


Aku sendiri belum keluar saat itu, kulihat tanteku terkulai kelelahan, kubersihkan sisa-sisa air mani serta juga cairan dari dalam vaginanya dengan menggunakan handuk kecil yang ada di dekat situ. Setelah kurasakan kering, dengan perlahan kumasukkan lagi burungku yang masih tegang dan kugenjot lagi. Aku menggigit bibir tanteku ketika kurasakan gesekan penisku dengan dinding vagina tante yang kesat dan kering itu, rasanya luar biasa.


Tante tiba tiba berbisik, "Mas, jangan digoyang dulu ya, biar tante yang goyangin". Aku menurut saja, dan mulailah tanteku meletakkan kedua kakinya di pantatku, lalu mulai bergoyang, pertama memutar ke kiri dan ke kanan, kadang-kadang disodoknya ke atas. Aku hanya memejamkan mata merasakan kenikmatan yang tak pernah aku dapat ini, "Enak mana punya tante sama Asri, Mas?". Aku tak menjawab pertanyaan tante ini, karena jujur saja Mbak Yuri, punya tanteku lebih nikmat dari vagina Asri isteriku. Tak tahan dengan putarannya, apalagi tanteku terus membisikkan kata-kata yang membuatku makin terangsang, akupun ikut-ikutan menggerakkan burungku maju mundur. Sementara buah dada tanteku sudah rata kuciumi dan kugigiti, tadinya aku takut untuk membuat cupangan didadanya, tetapi justru Tante Murni yang menyuruhku.

Beberapa saat kemudian aku rasakan sesuatu seakan mendesak untuk dikeluarkan. Kutekan sedalam-dalamnya dan meledaklah semua kenikmatan di dasar kewanitaannya. Tanteku tersenyum dalam kegelapan melihat aku mencapai kepuasan itu. "Mas, ini baru komplit ya"!, bisiknya.


Setelah merasakan tuntasnya semprotan spermaku, Tante Murni mendorong tubuhku ke samping, dan dengan lembut dikulumnya burungku, aku menolak karena terasa geli sekali membuat sakit di batang burungku, tetapi tante tak mempedulikanku, terus saja dia menjilati sehingga burungku hingga bersih.


Sampai sekarang aku selalu merindukan persetubuhan dengan Tante Murni ini. Seringkali aku melamun dan menganalisis apa yang menyebabkan begitu nikmatnya rasa persetubuhan dengan dia. Jawabnya hanya satu, suasana yang penuh resiko, membuat rangsangan yang berbeda dan membuat aku menjadi penuh gairah.

NagaQQ

Jumat, 25 Desember 2020

Nikmatnya Leka Ku Sayang



NagaQQ - Namaku Arta seorang cowok yang baru menginjak kelas tiga SMU, aku hidup di sebuah kota kecil. Namun tidak membuat aku menjadi pribadi yang kuper, apalagi bisa di bilang aku termasuk cowok yang berwajah ganteng dengan postur tubuh yang atletis juga. Di sekolah aku menjadi salah satu cowok yang banyak di dekati oleh banyak siswi cantik namun aku masih belum memiliki seorang pacar hingga saat ini.


BACA JUGA :  Di Goyang Tante Filla


Aku lebih suka dunia otomotif, keseharianku aku lewatkan di bengkel untuk memodif motor atau lainnya. Walau terkadang ayahku sering memarahiku karena pikirnya hobiku tidak ada manfaatnya, namun karena ibuku yang sering memarahi ayah jika sedang memarahiku akhirnya diapun hanya bisa terdiam, aku memang dekat dengan ibu karena aku memang anak tunggal dari kedua orang tuaku yang memang mengajarkan kesederhanaan padaku.


Walau begitu sebagai anak muda akupun sering mendengar cerita ngentot baik dari temanku maupun dari browsing di internet. Bagaimanapun juga aku ingin mengenal atau sekedar mengetahui hal-hal seperti itu, apalagi banyak teman yang sering menceritakan tentang kisah perbuatan mesumnya dengan pasangannya masing-masing, bahkan terkadang aku yang menjadi bahan ledekan mereka karena belum juga berpacaran.


Terkadang akupun berpikir kalau aku harus memiliki seorang pacar, tapi bagaimana mungkin aku berpacaran kalau selama ini aku belum menemukan cewek yang menurutku pas buat aku jadikan pasangan. Akhirnya akupun hanya bisa menyibukan diri dengan motorku, tanpa menghiraukan cerita ngentot atau cerita dewasa lainnya. Hingga pada suatu hari aku bertemu dengan seorang cewek di toko dekat dengan bengkel tongkronganku.


Singkatnya akupun berkenalan dengannya dan benar saja ternyata dia bukan penduduk asli sini. Namun seorang gadis yang sedang menikmati liburannya, dan dia juga merupakan anak kuliahan karena itu akupun berbohong kalau aku juga seorang mahasiswa. Leka namanya dia beda dengan cewek yang ada di kota ini, Leka begitu seksi di dukung dengan penampilannya yang sering menggunakan pakaian seksi.


WOkajahnya begitu cantik mirip banget dengan artis sinetron yang saat ini sedang naik daun. Kami sering jalan bareng aku dengan mudahnya dapat berkenalan dengan tante Leka yang merupakan saudara mamanya dan diapun seorang janda yang tinggal sendirian, karena itu Leka dekat dengan tantenya itu, dari yang aku lihat dia begitu manja pada tantenya seperti pada mamanya sendiri bahkan dengankupun dia menjadi dekat karena tante memang begitu supel.



Seperti malam ini aku berniat jalan bareng dengan Giska, dan kamipun sudah janjian untuk pergi ke sebuah cafe dan nonton malam ini. Dan aku tidak menyangka kalau aku bakalan kepergok teman-teman satu sekolahku pas di depan pintu bioskop ” Hai Ren… wah ternyata kamu dah ada gebetan.. boleh kenalan ..SMU mana?” Cerocos Ibra temanku, aku lihat Leka tersenyum sambil menjabat tangan semua teman-temanku.


Saat itu juga Leka tahu kalau aku masih seorang pelajar SMU, merasa aku bohong padanya diapun segera meninggalkan aku yang masih termangu di depan teman-temanku. Tapi akhirnya akupun mengejar Leka yang mulai ngambek padaku, hampir saja aku tidak bisa membujuknya untuk pulang bersamaku tapi akhirnya diapun mau. Sampai di depan rumah tantenya Leka langsung masuk tapi aku tetap membuntutinya dengan maksud untuk meminta maaf.


Tanpa aku sadari Leka masuk dalam kamarnya dan dengan berani akupun ikut masuk, ketika Leka menelungkup di atas kasurnya sat itu juga berkali-kali aku meminta maaf “Leka aku nggak bermaksud bohongi kamu.. aku sudah berencana ingin memberitahu kamu..” Dan tetap saja Leka menangis sesenggukan karena itu akupun bermaksud untuk segera pergi dari tempat itu, namun begitu sampai di pintu kamarnya.


Tiba-tiba Leka  memeluk tubuhku dari belakang, akupun terhentak di buatnya ” Arta aku sayang kamu..” Dengan perlahan aku membalikan tubuhku lalu aku menunduk untuk melumat bibir seksinya, awalnya aku hanya ingin mengecupnya tapi ternyata Leka lebih agresif dia melumat bibirku bahkan dengan lembut dia mengulumnya membuatku bergairah saja, layaknya dalam cerita ngentot kamipun semakin berani apalagi tante belum datang.


Dengan penuh gairah Leka mengulum bibirku bahkan dia berani memegang kontolku. sambil terus meremasnya bahkan kemudian dia membungkukan tubuhnya lalu dengan cepatnya dia lepas celanaku dan nampaklah kontolku yang sudah membesar “Aaaaaaauuuuwww….. oooouuugghh… ooouugghhhh…” Teriakku ketika Leka mulai melumat kontolku dalam mulutnya, aku merasakan kenikmatan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.


Gerakan tangan yang lincah serta mulut yang tidak berhenti memainkan kontolku, membuat aku mendesah berulang kali aku yakin kalau Leka bukan pertama kali melakukan adegan layaknya dalam cerita ngentot ini ” OOooouuuuggghhh…. aaaaggghhhhh…. ooooouuuugggggghhhh….. oooouuugghhhhh…. aaaaaaagggggghhhhhh….” Desahku menikmati kuluman liar pada kontolku dan aku hanya bisa melihat apa yang dilakukan Leka padaku.


sampai akhirnya dia kembali berdiri lalu dengan isyarat dia menyuruhku untuk terlentang di atas tempat tidurnya. Saat itulah bagai anak kecil aku menurut saja yang di katakan Leka padaku, saat aku terlentang dengan tegangnya kontolku membesar lalu aku lihat Leka melepas seluruh pakaiannya, kemudian dia menindih tubuhku sambil berusaha memasukkan kontolku pada lubang memeknya.


Aku hanya terdiam karena Leka sudah begitu fasih melakukan hal itu, tatkala dia berhasil memasukkan kontolku diapun menggoyang pantatnya di atas tubuhku. sambil meliuk-liuk bagai cacing kepanasan “OOOOoouuugggghh… eeeeeuuuuuummmppphhh…. aaaaaagggghhhh….. aaagggghh.. Ren..dra… aaaaaku… saaa. yang.. kamu… aaagggggggghhh..” Desahan Leka membuatku semakin bergairah saja.



NAGAQQ: AGEN BANDARQ BANDARQ ONLINE ADUQ ONLINE DOMINOQQ TERBAIK


karena itu akupun bergerak di bawah tubuhnya berusaha mengimbangi gerakan tubuh Leka ” Ooooouuggghh….. aaaaaaaaggggghhh….…… aaaagggggghhhh….. aaaaaggghhh…. ” Aku merasa seakan mau menumpahkan sesuatu yang mengalir dan menyatu pada selangkanganku, Leka semakin mempercepat gerakannya hingga akhirnya crooooootttt crooot sesuatu yang hangat tumpah dari dalam kontolku.


Memenuhi memek Leka yang berada di atas tubuhku namun dia mempererat dekapannya hingga kontolku menyelinap masuk dalam memeknya. Berkali-kali pula dia menciumku lalu aku dengar dia berbisik ” kamu puas sayaaang…” Aku mengerti maksudnya dengan mesra aku kecup keningnya dan melumat bibir seksinya tanpa mengucapkan kata-kata apapun, apalagi aku merasa kecapekan tapi kamipun saling peluk di atas tempat tidur Leka hingga malam semakin larut. 

NagaQQ

Kamis, 24 Desember 2020

Di Goyang Tante Filla



NagaQQ - Perkenalkan namaku Vandi, aku akan menceritakan pengalaman manisku yang tak terlupakan. Berawal dari aku sangat menyukai wanita yang berusia 30-40 tahun, dengan kulit mulus. Bagiku wanita ini sangat menarik, apalagi jika ‘jam terbangnya’ sudah tinggi. Sehingga pandai dalam bercinta.


BACA JUGA :  Mbak Rani Memuaskan Nafsuku


Namun sebagai pegawai swasta yang bekerja, aku memiliki keterbatasan waktu, tidak mudah bagiku untuk mencari wanita tersebut. Hal ini yang mendorong aku untuk mengiklankan diriku pada sebuah surat kabar berbahasa Inggris, untuk menawarkan jasa ‘full body massage’. Uang bagiku tidak masalah, karena aku berasal dari keluarga menengah dan gajiku cukup, namun kepuasan yang ku dapat jauh dari itu. Sehingga aku tidak memasang tarif untuk jasaku itu, diberi berapapun kuterima.


Sepanjang hari itu, sejak iklanku terbit banyak respon yang kudapat, sebagian dari mereka hanya iseng belaka, atau hanya ingin ngobrol. Di sore hari, kurang lebih pukul 18.00 seorang wanita menelponku.


“Hallo dengan Vandi ?” suara merdu terdengar dari sana.


“Iya saya sendiri” jawabku.


Dia mulai menanyakan ciri-ciriku. Selanjutnya, “Eh ngomong-ngomong, berapa sich panjangnya kamu punya?” katanya.


“Yah normal sajalah sekitar 18 cm dengan diameter 6 cm.” jawabku.


“Wah lumayan juga yach, lalu apakah jasa kamu ini termasuk semuanya,” lanjutnya.


“Apa saja yang kamu butuhkan, kamu pasti puas dech..” jawabku. Dan yang agak mengejutkan adalah bahwa dia meminta kesediaanku untuk melakukannya dengan ditonton suaminya. Namun kurasa, wah ini pengalaman baru buatku.


Akhirnya dia memintaku untuk segera datang di sebuah hotel “R” berbintang lima di kawasan Sudirman, tak jauh dari kantorku. Aku menduga bahwa pasangan ini bukanlah sembarang orang, yang mampu membayar tarif hotel semahal itu. Dan benar dugaanku, sebuah president suite room telah ada di hadapanku. Segera kubunyikan bel di depan kamarnya. Dan seorang pria, dengan mengenakan kimono, berusia tak lebih dari 40 tahun membukakan pintu untukku.


“Vandi?” katanya.


“Ya saya Vandi ,” jawabku. Lalu ia mencermatiku dari atas hingga bawah sebelum ia mempersilakan aku masuk ke dalam. Pasti dia tidak ingin sembarang orang menyentuh istrinya, pikirku.


“OK, masuklah” katanya. Kamar itu begitu luas dan gelap sekali. Aku memandang sekeliling, sebuah TV berukuran 52″ sedang memperlihatkan blue film.


Lalu aku memandang ke arah tempat tidur. Seorang wanita yang kutaksir umurnya tak lebih dari 30 tahun berbaring di atas tempat tidur, badannya dimasukkan ke dalam bed cover tersenyum padaku sambil menjulurkan tangannya untuk menyalamiku. “Kamu pasti Vandi  khan? Kenalkan saya Filla” katanya lembut.


Aku terpana melihatnya, rambutnya sebahu berwarna pirang, kulitnya mulus sekali, wajahnya cantik, pokoknya perfect! Aku masih terpana dan menahan liurku, ketika dia berkata “Lho kok bingung sich”.


“Akh enggak..” kataku sambil membalas salamnya.


“Kamu mandi dulu dech biar segar, tuch di kamar mandi,” katanya.


“Oke tunggu yach sebentar,” jawabku sambil melangkah ke kamar mandi. Sementara, suaminya hanya menyaksikan dari sofa dikegelapan. Cepat-cepat kubersihkan badanku biar wangi. Dan segera setelah itu kukenakan celana pendek dan kaos.


Aku melangkah keluar, “Yuk kita mulai,” katanya.


Dengan sedikit gugup aku menghampiri tempat tidurnya. Dan dengan bodohnya aku bertanya, “Boleh aku lepaskan pakaianku?”, dia tertawa kecil dan menjawab, “terserah kau saja..”.


Segera kulepaskan pakaianku, dia melihatku dalam keadaan polos, “Ahk.. ehm..” dan segera mengajakku masuk ke dalam bed cover juga. “Kamu cantik sekali Filla” kataku lirih.


Aku tak habis pikir ada wanita secantik ini yang pernah kulihat dan suaminya memperbolehkan orang lain menjamahnya, ah.. betapa beruntungnya aku ini. “Ah kamu bisa saja,” kata Filla.


Segera aku masuk ke dalam bed cover, kuteliti tubuhnya satu persatu. Kedua bulatan payudaranya yang cukup besar dan berwarna putih terlihat menggantung dengan indahnya, diantara keremangan aku masih dapat melihat dengan sangat jelas betapa indah kedua bongkah susunya yang kelihatan begitu sangat montok dan kencang. Samar kulihat kedua puting mungilnya yang berwarna merah kecoklatan. “Yaa aammpuunn..” bisikku lirih tanpa sadar, “Ia benar-benar sempurna” kataku dalam hati.


“Vandi ..” bisik Tante Filla di telingaku.





Aku menoleh dan terjengah. Ya Ampuun, wajah cantiknya itu begitu dekat sekali dengan wajahku. Hembusan nafasnya yang hangat sampai begitu terasa menerpa daguku. Kunikmati seluruh keindahan bidadari di depanku ini, mulai dari wajahnya yang cantik menawan, lekak-lekuk tubuhnya yang begitu seksi dan montok, bayangan bundar kedua buah payudaranya yang besar dan kencang dengan kedua putingnya yang lancip, perutnya yang ramping dan pantatnya yang bulat padat bak gadis remaja, pahanya yang seksi dan aah.., kubayangkan betapa indah bukit kemaluannya yang kelihatan begitu menonjol dari balik bed cover. Hmm.., betapa nikmatnya nanti saat batang kejantananku memasuki liang kemaluannya yang sempit dan hangat, akan kutumpahkan sebanyak mungkin air maniku ke dalam liang kemaluannya sebagai bukti kejantananku.


“Vandi .. mulailah sayang..” bisik Tante Filla, membuyarkan fantasi seks-ku padanya. Sorotan kedua matanya yang sedikit sipit kelihatan begitu sejuk dalam pandanganku, hidungnya yang putih membangir mendengus pelan, dan bibirnya yang ranum kemerahan terlihat basah setengah terbuka, duh cantiknya. Kukecup lembut bibir Tante Filla yang setengah terbuka. Begitu terasa hangat dan lunak. Kupejamkan kedua mataku menikmati kelembutan bibir hangatnya, terasa manis.


Selama kurang lebih 10 detik aku mengulum bibirnya, meresapi segala kehangatan dan kelembutannya. Kuraih tubuh Tante Filla yang masih berada di hadapanku dan kubawa kembali ke dalam pelukanku.


“Apa yang dapat kau lakukan untukku Vandi ..” bisiknya lirih setengah kelihatan malu.


Kedua tanganku yang memeluk pinggangnya erat, terasa sedikit gemetar memendam sejuta rasa. Dan tanpa terasa jemari kedua tanganku telah berada di atas pantatnya yang bulat. Mekal dan padat. Lalu perlahan kuusap mesra sambil kuberbisik, “Tante pasti tahu apa yang akan Vandi  lakukan.. Vandi  akan puaskan Tante sayang..” bisikku pelan. Jiwaku telah terlanda nafsu.


Kuelus-elus seluruh tubuhnya, akhh.. mulus sekali, dengan sedikit gemas kuremas gemas kedua belah pantatnya yang terasa kenyal padat dari balik bed cover. “Oouuhh..” Tante Filla mengeluh lirih.


Bagaimanapun juga anehnya aku saat itu masih bisa menahan diri untuk tidak bersikap over atau kasar terhadapnya, walau nafsu seks-ku saat itu terasa sudah diubun-ubun namun aku ingin sekali memberikan kelembutan dan kemesraan kepadanya. Lalu dengan gemas aku kembali melumat bibirnya. Kusedot dan kukulum bibir hangatnya secara bergantian dengan mesra atas dan bawah. Kecapan-kecapan kecil terdengar begitu indah, seindah cumbuanku pada bibir Tante Filla.


Kedua jemari tanganku masih mengusap-usap sembari sesekali meremas pelan kedua belah pantatnya yang bulat pada dan kenyal. Bibirnya yang terasa hangat dan lunak berulang kali memagut bibirku sebelah bawah dan aku membalasnya dengan memagut bibirnya yang sebelah atas. ooh.., terasa begitu nikmatnya. Dengusan pelan nafasnya beradu dengan dengusan nafasku dan berulang kali pula hidungnya yang kecil membangir beradu mesra dengan hidungku. Kurasakan kedua lengan Tante Filla telah melingkari leherku dan jemari tangannya kurasakan mengusap mesra rambut kepalaku.


Batang kejantananku terasa semakin besar apalagi karena posisi tubuh kami yang saling berpelukan erat membuat batang kejantananku yang menonjol dari balik celanaku itu terjepit dan menempel keras di perut Tante Filla yang empuk, sejenak kemudian kulepaskan pagutan bibirku pada bibir Tante Filla.


Wajahnya yang cantik tersenyum manis padaku, kuturunkan wajahku sambil terus menjulurkan lidah di permukaan perutnya terus turun dan sampai di daerah yang paling kusukai, wangi sekali baunya. Tak perlu ragu.


“Ohh apa yang akan kau lakukan.. akh..” tanyanya sambil memejamkan mata menahan kenikmatan yang dirasakannya. Beberapa saat kemudian tangan itu malah mendorong kepalaku semakin bawah dan.., “Nyam-nyam..” nikmat sekali kemaluan Tante Filla. Oh, bukit kecil yang berwarna merah merangsang birahiku.


Kusibakkan kedua bibir kemaluannya dan, “Creep..” ujung hidungku kupaksakan masuk ke dalam celah kemaluan yang sudah sedari tadi becek itu.


“Aaahh.. kamu nakaal,” jeritnya cukup keras. Terus terang kemaluannya adalah terindah yang pernah kucicipi, bibir kemaluannya yang merah merekah dengan bentuk yang gemuk dan lebar itu membuatku semakin bernafsu saja. Bergiliran kutarik kecil kedua belah bibir kemaluan itu dengan mulutku. “Ooohh lidahmu.. ooh nikmatnya Vandi ..” lirih Tante Filla.


Sementara aku asyik menikmati bibir kemaluannya, ia terus mendesah merasakan kegelian, persis seorang gadis perawan yang baru merasakan seks untuk pertama kali, kasihan wanita ini dan betapa bodohnya suaminya yang hanya memandangku dari kegelapan.


“Aahh.. sayang.. Tante suka yang itu yaahh.. sedoot lagi dong sayang oogghh,” ia mulai banyak menggunakan kata sayang untuk memanggilku. Sebuah panggilan yang sepertinya terlalu mesra untuk tahap awal ini.


Lima menit kemudian.. “Sayang.. Aku ingin cicipi punya kamu juga,” katanya seperti memintaku menghentikan tarian lidah di atas kemaluannya.


“Ahh.. baiklah Tante, sekarang giliran Tante,” lanjutku kemudian berdiri mengangkang di atas wajahnya yang masih berbaring. Tangannya langsung meraih batang kemaluan besarku dan sekejap terkejut menyadari ukurannya yang jauh di atas rata-rata.


“Okh Vandi .. indah sekali punyamu ini..” katanya padaku, lidahnya langsung menjulur kearah kepala kemaluanku yang sudah sedari tadi tegang dan amat keras itu.


“Mungkin ini nggak akan cukup kalau masuk di.. aah mm.. nggmm,” belum lagi kata-kata isengnya keluar aku sudah menghunjamkan burungku kearah mulutnya dan, “Croop..” langsung memenuhi rongganya yang mungil itu. Matanya menatapku dengan pandangan lucu, sementara aku sedang meringis merasakan kegelian yang justru semakin membuat senjataku tegang dan keras.


“Aduuh enaak.. oohh enaknya Tante oohh..” sementara ia terus menyedot dan mengocok batang kemaluanku keluar masuk mulutnya yang kini tampak semakin sesak. Tangan kananku meraih payudara besarnya yang menggelayut bergoyang kesana kemari sembari tangan sebelah kiriku memberi rabaan di punggungnya yang halus itu. Sesekali ia menggigit kecil kepala kemaluanku dalam mulutnya, “Mm.. hmm..” hanya itu yang keluar dari mulutnya, seiring telapak tanganku yang meremas keras daging empuk di dadanya.


“Crop..” ia mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya. Aku langsung menyergap pinggulnya dan lagi-lagi daerah selangkangan dengan bukit berbulu itu kuserbu dan kusedot cairan mani yang sepertinya sudah membanjir di bibir kemaluannya.


“Aoouuhh.. Tante nggak tahan lagi sayang ampuun.. Vandi.. hh masukin sekarang juga, ayoo..” pintanya sambil memegang pantatku. Segera kuarahkan kemaluanku ke selangkangannya yang tersibak di antara pinggangku menempatkan posisi liang kemaluannya yang terbuka lebar, pelan sekali kutempelkan di bibir kemaluannya dan mendorongnya perlahan, “Ngg.. aa.. aa.. aa.. ii.. oohh masuuk.. aduuh besar sekali sayang, oohh..” ia merintih, wajahnya memucat seperti orang yang terluka iris.


Aku tahu kalau itu adalah reaksi dari bibir kemaluannya yang terlalu rapat untuk ukuran burungku. Dan Tante Filla merupakan wanita yang kesekian kalinya mengatakan hal yang sama. Namun jujur saja, ia adalah wanita setengah baya tercantik dan terseksi dari semua wanita yang pernah kutiduri. Buah dadanya yang membusung besar itu langsung kuhujani dengan kecupan-kecupan pada kedua putingnya secara bergiliran, sesekali aku juga berusaha mengimbangi gerakan turun naiknya diatas pinggangku dengan cara mengangkat-angkat dan memiringkan pinggul hingga membuatnya semakin bernafsu, namun tetap menjaga ketahananku dengan menghunjamkan kemaluanku pada setiap hitungan kelima.


Tangannya menekan-nekan kepalaku kearah buah dadanya yang tersedot keras sementara burungku terus keluar masuk semakin lancar dalam liang senggamanya yang sudah terasa banjir dan amat becek itu. Puting susunya yang ternyata merupakan titik nikmatnya kugigit kecil hingga wanita itu berteriak kecil merintih menahan rasa nikmat sangat hebat, untung saja kamar tidur tersebut terletak di lantai dua yang cukup jauh untuk mendengar teriakan-teriakan kami berdua. Puas memainkan kedua buah dadanya, kedua tanganku meraih kepalanya dan menariknya kearah wajahku, sampai disitu mulut kami beradu, kami saling memainkan lidah dalam rongga mulut secara bergiliran. Setelah itu lidahku menjalar liar di pipinya naik kearah kelopak matanya melumuri seluruh wajah cantik itu, dan menggigit daun telinganya. Genjotan pinggulnya semakin keras menghantam pangkal pahaku, burungku semakin terasa membentur dasar liang senggama.


“Ooohh.. aa.. aahh.. aahh.. mmhh gelii oohh enaknya, Vandi .. ooh,” desah Tante Filla.


“Yaahh enaak juga Tante.. oohh rasanya nikmat sekali, yaahh.. genjot yang keras Tante, nikmat sekali seperti ini, oohh enaakk.. oohh Tante oohh..” kata-kataku yang polos itu keluar begitu saja tanpa kendali.


Tanganku yang tadi berada di atas kini beralih meremas bongkahan pantatnya yang bahenol itu. Setiap ia menekan ke bawah dan menghempaskan kemaluannya tertusuk burungku, secara otomatis tanganku meremas keras bongkahan pantatnya. Secara refleks pula kemaluannya menjepit dan berdenyut seperti menyedot batang kejantananku.


Hanya sepuluh menit setelah itu goyangan tubuh Tante Filla terasa menegang, aku mengerti kalau itu adalah gejala orgasme yang akan segera diraihnya, “Vandi .. aahh aku nngaak.. nggak kuaat aahh.. aahh.. oohh..”


“Taahaan Tante.. tunggu saya dulu ngg.. ooh enaknya Tante.. tahan dulu .. jangan keluarin dulu..” Tapi sia-sia saja, tubuh Tante Filla menegang kaku, tangannya mencengkeram erat di pundakku, dadanya menjauh dari wajahku hingga kedua telapak tanganku semakin leluasa memberikan remasan pada buah dadanya.




NAGAQQ: AGEN BANDARQ BANDARQ ONLINE ADUQ ONLINE DOMINOQQ TERBAIK


Aku sadar sulitnya menahan orgasme itu, hingga aku meremas keras payudaranya untuk memaksimalkan kenikmatan orgasme itu padanya. “Ooo.. ngg.. aahh.. sayang sayang.. sayang.. ooh enaak.. Tante kelauaar.. oohh.. oohh..” teriaknya panjang mengakhiri babak permainan itu.


Aku merasakan jepitan kemaluannya disekeliling burungku mengeras dan terasa mencengkeram erat sekali, desiran zat cair kental terasa menyemprot enam kali di dalam liang kemaluannya sampai sekitar sepuluh detik kemudian ia mulai lemas dalam pelukanku.


Sementara itu makin kupercepat gerakanku, makin terdengar dengan jelas suara gesekan antara kemaluan saya dengan kemaluannya yang telah dibasahi oleh cairan dari kemaluan Tante Filla. “Aaakhh.. enakk!” desah Tante Filla sedikit teriak.


“Tante.. saya mau keluar nich.. eesshh..” desahku pada Tante Filla.


“Keluarkanlah sayang.. eesshh..” jawabnya sambil mendesah.


“Uuugghh.. aaggh.. eenak Tante..” teriakku agak keras dengan bersamaannya spermaku yang keluar dan menyembur di dalam kemaluan Tante Filla.


“Hemm.. hemm..” suara itu cukup mengagetkanku. Ternyata suaminya yang sedari tadi hanya menonton kini telah bangkit dan melepas kimononya. “Sekarang giliranku, terima kasih kau telah membangkitkanku kau boleh meninggalkan kami sekarang,” katanya seraya memberikan segepok uang padaku.


Aku segera memakai pakaianku, dan melangkah keluar. Tante Filla mengantarkanku kepintu sambil sambil menghadiahkanku sebuah kecupan kecil, katanya “Terima kasih yach.. sekarang giliran suamiku, karena ia butuh melihat permainanku dengan orang lain sebelum ia melakukannya.”


“Terima kasih kembali, kalau Tante butuh saya lagi hubungi saya saja,” jawabku sambil membalas kecupannya dan melangkah keluar.


“Akh.. betapa beruntungnya aku dapat ‘order’ melayani wanita seperti Tante Filla,” pikirku puas. Ternyata ada juga suami yang rela mengorbankan istrinya untuk digauli orang lain untuk memenuhi hasratnya.

NagaQQ

Minggu, 20 Desember 2020

Mbak Rani Memuaskan Nafsuku



NagaQQ - Namaku Trisna, umurku 25 tahun. Kejadian ini kira-kira setahun yang lalu, ketika aku menelepon ternyata salah sambung. Saat itu aku menelepon temanku tapi ternyata di seberang sana tersambung ke salah satu kantor. Sebut saja yang menjawab namanya Mbak Rani, umurnya 33 tahun. Karena suaranya yang bagus, merdu dan agak ngebas, aku mencoba untuk mencari bahan pembicaraan lain supaya jangan diputus, ternyata dia menanggapi. Aku tanyakan dengan agak nekad apakah dia sudah punya pacar, “Belum” dia jawab baru ditinggal pacarnya. Ketika lama bicara akhirnya kami mencatat nomor telepon masing-masing.


BACA JUGA :  Nafsu Yura Yang Tidak Tertahankan


Keesokan harinya aku menelpon dia lagi, tanpa disadari ketika bicara tentang pengalaman pacaran, dia bilang, “Kalau udah nikah hubungan tidak terlalu intens karena agak bosan..” wah ternyata dia berbohong, akhirnya dia mengaku kalau dia sudah menikah dan punya anak 1 yang berumur 4 tahun.


Akhirnya aku jadi makin berani lalu kutanyakan bagaimana rasanya bulan madu karena aku sama sekali belum pernah merasakan berdekatan dengan wanita (walaupun itu yang namanya ciuman, swear belum pernah). Dia bilang, “Itu sih alamiah..” kali ini dia mulai tidak malu-malu lagi.


Lalu kutanya lagi, “Gaya apa yang biasanya dilakukan.”

Mak Rani menjawab, “Kalau Masku pada awal permainan sangat menyukai menciumi leherku kemudian baru menghisap-hisap payudara…”

Lalu kutanya lagi, “Kalau Mbak senangnya gimana..?


“Aku sih biasanya paling senang di atas.. cepet nyampe..!” balasnya manja.

Masih dipercakapan telepon juga kutanyakan, “Tolong dong Mbak ajarin aku.. Nggak ada bekasnya ini kan… Mbak ikut KB kan..?”

“Enak aja.. cari aja perempuan yang masih single kemudian nikahi.. bereskan..” balasnya dengan nada sedikit genit.

Wah ternyata Mbak Rani ini jinak-jinak merpati.. aku menjadi semakin tertantang. Lalu kucoba pancing kembali.


“Iyah deh.. enggak usah yang berat-berat.. ciuman ajah..”

Ternyata dia mulai memberi angin dengan memberi jawaban, “Lihat aja belum udah mau cium-cium.. entar kalau udah liat malah lari..?

Aku menimpali kembali, “Siapa yang lari saya atau Mbak..?

Dia jawab, “Udah ketemu aja deh.. di mana..?

Langsung kujawab, “Di KFC aja terus langsung nonton.. filmnya bagus.. The Entrapment? Mbak enggak usah balik ke kantor aja”



NAGAQQ: AGEN BANDARQ BANDARQ ONLINE ADUQ ONLINE DOMINOQQ TERBAIK



Akhirnya di akhir percakapan kami janjian untuk ketemu besok jam 12 siang di KFC. Esok harinya jam setengah dua belas aku sudah nongkrong di KFC, tepat jam 12 ada seorang wanita setengah baya dengan rambut panjang disemir agak merah, memakai jas dengan dalaman serta celana panjang. Waduh, seksi sekali, tingginya kira-kira 170 cm, berat 65 kg. “Waduh montok cing..” 


Hanya sebentar di KFC kemudian kami meluncur ke bioskop, kebetulan film baru akan mulai. Kami duduk di tengah pinggir, kebetulan karena hari Senin yang nonton cuma sedikit. Setelah film dimulai, ‘senjata rahasiaku‘ mulai berdiri kencang. Kemudian kuberanikan untuk memegang tangannya, ternyata dia diam saja.

Aku berbisik, “Mbak bohong katanya ditelepon bilang sudah nenek-nenek tapi nyatanya masih seperti umur 22 tahun, beruntung yah suami Mbak.”

Lalu aku berbisik lagi, “Mana janjinya Mbak.. katanya boleh cium kalau enggak lari..”

Kemudian dia melihat ke sekeliling, “Malu.. ntar ketahuan orang..”

Saya bilang kembali, “Sepi kok Mbak..!”


Dalam keremangan aku melihat dia merapat-rapatkan kedua bibirnya untuk membersihkan lipstiknya. Aku mulai menempelkan bibirku pada pipinya. Busyet, wangi sekali. Kemudian tanpa ba.. bi.. bu lagi kulumat bibirnya. Ternyata dia melawan lumatanku dengan penuh gairah. Tanganku tak dapat diam lagi, kemudian menggerayang ke lehernya terus ke buah dadanya. Waduh, besar sekali. Langsung kuremas dan pelintir puting susunya. Nafas Mbak Rani mulai ngos-ngosan.


Tiba-tiba tanganku disentakkan dan ciumanku dihentikan. Dia bilang, “Sudah Tris, jangan terlalu jauh.. aku sudah nikah..!”

Tapi aku tidak mau menyerah, dengan penuh trik kupegang tangannya lalu kubimbing ke arah kemaluanku dan kupikir pasti aku ditampar karena kurang ajar, ternyata dia diam saja. Lalu kukeluarkan kemaluanku, kutempelkan tanganya di kemaluanku. Mbak Rani terhenyak, “Nekad kamu Tris..”


“Biarin Mbak…” balasku nakal.

“Gede dan panjang juga yah barang kamu…” bisik Mbak Rani genit.

“Iya Mbak aku udah enggak tahan lagi nih…” balasku mesra.

“Nanti aja keluarin di kamar mandi…!” goda Mbak Rani.

“Enggak mau.. pengen sama tangan Mbak..!” bisikku manja.

“Pusing ya..” Mbak Rani terus menggodaku.

“Iyah…” balasku mantap.


Akhirnya Mbak Rani mengeluarkan lotion dari tasnya kemudian mengocok barangku. “Oooh… syhhkkk… nikmatnya..” Tangan Mbak Rani yang super halus dan penuh pengalaman mengocok barangku. Selang beberapa saat, “Sreeet.. srettt” keluar sudah spermaku akibat kocokan mesra tangan Mbak Rani.

Ketika film selesai kami keluar dan jalan-jalan. Aku membelikan dia baju untuk anaknya, jalan-jalan kembali, makan hingga jam menunjukkan pukul 8 malam.





“Mbak Rani, enggak dimarahin sama Mas.. pulang lambat..?

“Tadi udah bilang ada temen ulang tahun jadi pulang agak lambat…”

Aku mengantarnya pulang. Di tengah perjalanan terlihat plang hotel. Pikiranku mulai nakal. Wah bawa saja ke sini. Aku memasukkan mobilku ke hotel.

Mbak Rani protes, “Mau ngapain ke sini…?

“Kita ngobrol.. untuk saling kenal lagi Mbak.. Aku enggak akan nakal kok Mbak”, balasku mesra, Mbak Rani diam saja.


Ketika telah di dalam, Mbak Rani tampak kikuk. Kucoba menenangkannya, “Santai Mbak..” lalu dia membuka sepatunya, aku menghampirinya. “Wah saya kalah tinggi MBak yah..” tapi enggak ada pengaruh kalau udah ditempat tidur. “Mbak aku pengen cium bibir Mbak lagi..” lalu aku menghampirinya, dia diam saja. Kemudian kulumat bibirnya.


Dengan setengah paksa kubuka bajunya lalu celana panjangnya, dia berontak lalu kujepit badannya walaupun badannya besar dan montok tapi tenaganya tetap kalah. “Tris.. jangan Tris.. jangan maksa dong…” Aku tidak peduli, dengan cepat kubuka celanaku dan bajuku kemudian dengan sigap kumasukkan barangku yang besar dan panjang ke liang senggamanya yang ternyata sudah basah. Mbak Rani melenguh, dengan cepat kugerakkan turun naik. Masih barangku menancap di dalam liang kewanitaannya, kuguling-gulingkan badannya sehingga kadang dia di atas kadang dia di bawah.

Lama-lama dia terangsang juga, akhirnya sama-sama kami mencapai orgasme. Kemudian dengan cepat kujilati bibir kemaluannya sampai kemudian dia orgasme kembali. Akhirnya impianku terwujud untuk menyetubuhi tubuh Mbak Rani.


NagaQQ