Minggu, 21 Februari 2021

Gadis Perawanku


NagaQQ - Cerita seks yang pernah di alami oleh salah satu gadis yang pernah dekat dengan saya sendiri. Memang sedikit pemalu gadis ini namun kali ini adalah sebuah pengalaman yang sangat tidak pernah aku lupakan sekali. Begini mulainya, Namaku Roni, masih single, sekarang eksekutif di salah satu perusahaan ternama di Jakarta. Aku mau cerita mengenai pengalaman pertamaku berhubungan dengan seorang gadis ketika baru naik ke kelas 3 SMA.


BACA JUGA :  Memuaskan Nafsu Istriku Dan Mira


Dalam perbincangan dengan teman-teman sekelas terutama cowok-cowok, sering kami berbagi pengalaman seru masing-masing. Dari para sahabatku, cuma aku seorang yang masih perjaka. Yang lainnya sudah masuk golongan pemanah.


Ada yang nyikat pembantunya, pacarnya, dan ada juga yang melakukannya dengan wanita pro. Sedang aku? Pacarku seorang yang tekun menjalani agama. Kalau bertamu ke rumahnya saja selalu ada orang lain yang menemani entah ayah, ibu atau saudara kandungnya. Kesempatan yang ada cuma saat pamit ketika ia mengantarkan ke luar rumah.


Itupan hanya ciuman di pipi saja. Main dengan yang pro aku tidak punya cukup keberanian. Pembantu? Pembantuku sudah tua dan selalu memakai kain kebaya, dan sama sekali tidak menarik. Suatu hari sepulang ke rumah setelah latihan band dengan teman-temanku, aku berteriak memanggil bik Minah pembantuku agar menyiapkan makanan.


"Bik Minah pulang ke kampungnya, dijemput adiknya tadi pagi, karena salah satu ponakannya akan dinikahi oleh seorang cukup terpandang . Nah rupanya akan ada pesta besar-besaran di kampung. Mungkin bulan depan bik Minah baru balik," kata ibuku.


"Tapi nggak usah khawatir, Aryani anak bik Minah yang membantu kita selama bik Minah tidak ada, kebetulan ini kan musim liburan sekolah."


Tak lama ada seseorang yang datang membawakan makanan. Aku tidak memperhatikan karena kupikir anaknya bik Minah pasti kurang lebih sama dengan ibunya. Tapi ketika aku menoleh, ya ampun, ternyata manis juga anak ini. Kulitnya bening, wajahnya polos dengan bibir tipis agak kemerahan, rambut dikepang kuda. Ukurannya sedang-sedang saja.


Mungkin kalau dipermak sedikit orang tidak akan menyangka ia cuma anak pembantu. Tak lama ibuku berteriak dari ruang depan, mengatakan bahwa ia akan pergi ke pertemuan wanita sampai malam. Di rumah tinggal aku dan Aryani.


"Yani, sini temenin aku ngobrol sambil aku makan" kataku ketika melihat Aryani melintas. "Kamu sekolah kelas berapa Yan?"


"SMP kelas 3, mas. Tapi tidak tahu tahun depan apa bisa melanjutkan ke SMA" katanya polos.


"Di kampung sudah punya pacar apa belum? Atau apa malah sudah dilamar?" tanyaku lagi.


"Belum mas, sungguh!" jawab Aryani. "Kalau mas sendiri, pasti sudah punya pacar ya?"


"Gadis kota mana mau sama aku, Ya?" kataku mulai mengeluarkan rayuan gombal. "Lagipula aku sukanya gadis yang masih polos seperti kamu."


"Ah mas, bisa saja," katanya malu-malu, "Aku kan cuma anak seorang pembantu."


"Yan, aku sudah selesai makan. Nanti setelah beres-beres kamu temenin aku ke ruang atas ya. Soalnya aku kesepian, bapak dan ibu baru pulang malam hari" kataku sambil bergegas naik ke lantai atas sambil mikir gimana ya bisa ngadalin si Aryani.


Kutunggu-tunggu Aryani tidak naik-naik ke lantai atas. Akhirnya dia datang juga, rupanya habis mandi, karena tercium wangi sabun lux. Segera kusuruh ia duduk menemaniku nonton VCD. Sengaja kuputar film pinjaman temanku yang biasanya kuputar kalau bapak/ibu tidak di rumah. Kupilih yang tidak terlalu vulgar, supaya Aryani jangan sampai kaget melihatnya. Adegan yang ada paling cuma percintaan sampai di ranjang tanpa memperlihatkan dengan detail. Rupanya adegan-adegan itu membuat Aryani terpengaruh juga, duduknya jadi tidak bisa diam.


"Mas. sudah ya nontonnya, aku mau ke bawah" katanya.


"Tunggu dulu, Yan, aku mau ngomong" kataku yang telah dapat ide untuk menjeratnya, "Kamu takut tidak bisa melanjutkan sekolah apa karena biaya? Kalau cuma itu, soal sepele, aku akan membantumu, asal..."


"Asal apa mas?" katanya bersemangat.


"Asal kamu mau membantu aku juga" kataku sambil pindah ke dekatnya.


Segera kuraih tangannya, kupeluk dan kucium bibirnya. Aryani sangat kaget dan segera berontak sambil menangis.


"Yani, kamu pikir aku akan memperkosamu?" kataku lembut. "Aku cuma mau supaya kamu bersedia menjadi pacarku."


Ia membelalak tidak percaya. Sebelum ia sempat mengucapkan apa-apa ku serbu lagi, tapi kali dengan lebih lembut kukecup keningnya, lalu bibirnya. Kugigit telinganya, dan kuciumi lehernya. Aryani terengah-engah terbawa kenikmatan yang belum pernah dialami sebelumnya. Ingin rasanya segera kurebahkan dan kutiduri, tapi akal sehatku mengatakan jangan terburu-buru. Menikmati kopi panas harus ditiup-tiup dulu sebelum direguk. Kalau langsung bisa lidah terbakar dan akhirnya malah tidak dapat apa-apa.


Perlahan-lahan dari menciumi lehernya aku turun ke bagian atas dadanya, dan kubuka kancing dasternya dari belakang tanpa setahunya. Tetapi ketika akan kuturunkan dasternya ia tersadar dan mau protes. Segera kubuka baju kaos t-shirt ku sambil mengatakan udara sangat panas. Ia tersipu melihat dadaku yang bidang, hasil rajin fitness.


"Yan kamu curang sudah lihat dadaku, sekarang biar impas aku juga mau lihat kamu punya dong."


"Ah jangan mas, malu" katanya sambil memegang erat bagian depan dasternya.


"Bajunya doang yang dibuka, Yan. kalau malu behanya nggak usah" kataku sambil menyerbunya lagi dengan ciuman.


Yani tergagap dan kurang siap dengan serbuanku sehingga aku berhasil membuka dasternya. Segera kuciumi bagian seputar payudaranya yang masih tertutup beha berwarna hitam.


"Aduh mas, mmhh, enak sekali" katanya sambil menggelinjang.


Tanganku pun bergerilya membuka pengait behanya. Tetapi ketika kulepaskan ciumanku karena hendak membuka behanya ia kembali tersadar dan protes, " lho mas janjinya behanya tidak dibuka".


Tanpa menjawab segera kuserbu payudaranya yang tidak besar tetapi sangat indah bentuknya, dengan puting yang kecil berwarna coklat muda. Ku kulum payudara kanannya sambil ku emut-emut. Ia tidak dapat berkata-kata tetapi menjerit-jerit keenakan. Terdengar alunan suara erangan yang indah, "mmmpph, ehm, aahhhh" dari bibirnya yang mungil. Jemariku segera mulai menjelajah selangkangannya yang masih tertutup CD yang juga berwarna hitam. Rupanya hebat sekali rangsangan demi rangsangan yang Aryani terima sehingga mulai keluar cairan dari memeknya yang membasahi CDnya.


"Oh mas, oh mas, mmmmpphhhh, enak sekali" lenguhnya.


Tanpa disadarinya jariku sudah menyelinap ke balik CD-nya dan mulai menari-nari di celah kewanitaannya. Jariku berhasil menyentuh klitorisnya dan terus kuputar-putar, membuat badannya gemetaran merasakan kenikmatan yang amat sangat. Sengaja tidak kucolok, karena itu bukan bagian jariku tetapi adik kecilku nanti.


"Aaahhhhh!" jerit Aryani, dibarengi tubuhnya yang mengejang.




Rupanya ia sudah mencapai klimaksnya. Tak lama tubuhnya melemas, setelah mengalami kenikmatan pertama kali dalam hidupnya. Ia terbaring di sofa dengan setengah telanjang, hanya sebuah CD yang menutupi tubuhnya.


Segera aku berdiri dan melepaskan celana panjang serta CD-ku, pikirku ia masih lemas, pasti tidak akan banyak protes.


"Lho mas, kok mas telanjang. Jangan mas, jangan sampai terlalu jauh" katanya sambil berusaha untuk duduk. "


"Yan, kamu itu curang sekali. Kamu sudah merasakan kenikmatan, aku belum. kamu sudah melihat seluruh tubuhku, aku cuma bagian atas saja" kataku sambil secepat kilat menarik CD-nya.


"Mas, jangan!" protesnya sambil mau memertahankan CD-nya, tetapi ternyata kalah tangkas dengan kecepatan tanganku yang berhasil melolosi CD-nya dari kedua kakinya.


Terlihatlah pemandangan indah yang baru pertama kali kulihat langsung. Memeknya masih terkatup, dan baru ditumbuhi sedikit bulu-bulu jarang. Adik kecilku langsung membesar dan mengeras.


Segera kuciumi bibirnya kembali dan kulumat payudaranya. Aryani kembali terangsang. Lalu sambil kuciumi lehernya Kunaiki tubuhnya. Kubuka kedua kakinya dengan kedua kakiku.


"mas, jangan, oh!" katanya.


Tetapi tanpa memperdulikan protesnya kulumat bibirnya agar tidak dapat bersuara. Perlahan-lahan torpedoku mulai mencari sasarannya. Ah, ternyata susah sekali memasukkan burung peliharaanku ke sangkarnya yang baru. Bolak-balik meleset dari sasarannya. Aku tidak tahu pasti di mana letaknya sang lubang kenikmatan.


"Mas, jangan, aku masih perawan" protes Aryani ketika berhasil melepaskan bibirnya dari ciumanku.


"Jangan takut sayang, aku cuma gesek-gesek di luar saja" kataku ngegombal sambil memegang torpedo dan mengarahkannya ke celah yang sangat sempit.


Ketika tepat di depan gua kewanitaannya, ku tempelkan dan ku gesek-gesek sambil juga kuputar-putar di dinding luar Memeknya.


"Mas, mas, mmmpphhhmm, oh, enak sekali" katanya penuh kenikmatan.


Kurasakan cairan pelumasnya mulai keluar kembali dan membasahi helmku. Lalu mulai kepala helmku sedikit demi sedikit kumasukkan ke dalam Memeknya dengan menyodoknya perlahan-lahan.


"Aw mas, sakit! Tadi katanya tidak akan dimasukkan" protes Aryani, ketika kepala helmku mulai agak masuk.



NAGAQQ: AGEN BANDARQ BANDARQ ONLINE ADUQ ONLINE DOMINOQQ TERBAIK


"Nggak kok, ini masih di luar. Udah nggak usah protes, nikmatin aja, Yan!" kataku setengah berbohong sambil terus bekerja.


Sempit sekali lubangnya si Yani, sehingga susah bagiku untuk memasukkan torpoedoku seluruhnya. Wah kalau begini terus, jangan-jangan si otong sudah muntah duluan di luar, pikirku. Sambil sedikit demi sedikit memaju-mundurkan torpedoku, kugigiti telinganya dengan gigitan kecil-kecil. Tiba-tiba kugigit telinganya agak keras, Yani terpekik, "Aw!" Saat itu dengan sekuat tenagaku kusodok torpedoku yang berhasil tenggelam semuanya di Memeknya Aryani.


Gerakan pantatku semakin menggila memaju-mundurkan torpedoku di dalam Memek Aryani. Tetapi tidak kutarik sampai keluar, takut susah lagi memasukkannya. Rupanya rasa sakit yang dialami Aryani tergantikan dengan rasa nikmat. Yang keluar dari bibir mungilnya hanyalah suara "aahh, uuh, aaahhh, uugghhh" setiap kali ku maju mundurkan torpedoku, menandakan ia sangat menikmati pengalaman baru ini.


Torpedoku semakin menegang. Keringat bercucuran dari tubuhku, Akupun mengalami kenikmatan yang selama ini hanya ku impikan. Sekitar selangkanganku terasa ngilu. Rupanya aku sudah mendekati klimaks. Gerakan pantatku semakin cepat, terasa jepitan Memek perawan ini semakin kencang juga. Empuk sekali rasanya setiap kali torpedoku terbenam di dalamnya. Terasa hampir meledak torpedoku, siap memuntahkan lahar panasnya ke dalam surga kenikmatan Aryani.


Dengan sekuat tenaga kubenamkan torpedoku sedalam-dalamnya dan crot, crot, cort! Air maniku muncrat ke dalam rahim Aryani. Terdengar lenguhan panjang dari bibir mungil Aryani. Rupanya kami mencapai orgasme bersamaan. Tubuhku pun jatuh terbaring di atas tubuhnya penuh dengan kenikmatan. Kami berdua terbaring tak berdaya. Tubuh lemas, tetapi masih terasa kenikmatan yang sampai ke ubun-ubun.


NagaQQ

0 komentar:

Posting Komentar